MDD:14 Ketakutan

7K 335 2
                                    

Diantara wasiat-wasiat (pesan-pesan)Rasulullah shallallahu'alaihi wassalam adalah"Jangan takut berada di jalan Allah terhadap celaan orang yang suka mencela." Aku berkata, "Tambah lagi Ya Rasulullah."Beliau melanjutkan pesannya"Katakanlah apa yang hak meskipun akibatnya terasa pahit."
(HR. Ibnu Hibban).

Happy reading shalih shalihah
🌸Mencintai dalam diam🌸

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.(Az-Zumar):10.

Baru saja tiga hari aku tinggal dirumah bunda, sungguh banyak sekali ujian dan aku merasa semakin hari semakin tidak betah. Bukan karena tidak nyaman dan bukan juga karena aku menyerah untuk selalu bersabar, namun tiga saudara mas Erlan begitu membingungkan. Terkadang bersikap baik didepan semua orang, namun jika aku tengah sendiri, sungguh aku kesal karena mereka terus aja menjahiliku.

Kemarin saja bokongku sangat terasa sakit karena ulah Raisya dan Indah yang sengaja membuatku terpeleset saat aku hendak memasak. Namun si bungsu Anaya selalu membantuku, mereka memang disuruh bunda untuk menetap sementara di rumahnya untuk meramaikan rumah karena ayah pergi ke luar kota.

Tak hanya itu tadi pagi aku dikejutkan oleh tiga ekor cicak yang tiba-tiba ada di gamisku. Sungguh aku begitu geli sekaligus takut pada cicak.

"Aaaa mas Erlan..."teriakku.

"Haha lihat ndah, mba Lisa ketakutan, rasain loh haha."

"Astagfirullahaladzim, kenapa sayang?"ucap mas Erlan tiba-tiba dihadapanku.

"Mas tolong buangin ini, cepetan mas."pekikku mataku tak berani melihat cicak yang berada di pahaku.

"mas? Udah belum? Ko lama?"ucapku penasaran mataku sedikit mengintip pada gamisku lalu aku menghela nafas lega ternyata suamiku sudah membuangnya.

Lantas ntah kenapa refleks tubuhku tiba-tiba menyambar tubuh tegap suamiku. Aku memeluknya dengan mata yang masih terpejam. Aku bergidik geli membayangkan cicak itu serasa masih di gamisku.

Tangan kekar mas Erlan mengelus puncak kepalaku sesekali menciumku, sungguh aku dibuat melayang, serasa seperti mimpi karena mataku memang masih terpejam.

Wangi maskulin menyeruak di hidungku. Tiba-tiba aku tersadar"ko punggung mas Erlan basah ya? tidak, tidak hanya punggungnya saja tubuh atasnya memang basah."

Dengan penasaran mataku perlahan terbuka."aaa mas Erlan kenapa ga pakai baju?"teriaku, lantas aku membalikkan badanku lalu menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku.

"Astaga, kamu tidak ingat tadi saya lagi mandi, terus kamu malah teriak-teriak. Saya pikir kamu kenapa."ucapnya menyatukan kedua alisnya bertanda bingung.

"Kamu malu? Kita kan sudah suami istri."ucapnya lagi.

"Mas kalo udah siap turun ke bawah ya, aku udah siapin ko bajunya."teriakku menyelonong pergi keluar.

"Huh."aku menghela nafas.
Aaa jantungku seperti mau meloncat. Kusenderkan punggungku di balik pintu kamar mas Erlan yang baru saja aku tutup. Aku dan mas Erlan memang belum berhubungan suami istri. Aku belum siap akan hal itu. Mas Erlan pun belum memintanya.

Mencintai dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang