MDD : 21 Dibalik Ego

6.1K 335 8
                                    

“Sebaik-baik wanita adalah yang tegar dan lembut, yang suci dan bertaqwa , yang membantu suaminya sepanjang waktu, dan tidaklah seseorang bersama sesuatu seperti sebagaimana dia bersama istrinya. Oleh karenanya Allah ciptakan Hawa agar Adam Alaihis Salam bersamanya.”

Sebelum baca vote dulu yok 😊

Jangan menjadi silent readers ya jika suka silahkan vote dan jika tak suka dengan senang hati saya menerima kritikan dari kalian😊

Happy reading shalih shalihah 💕
🌸Mencintai dalam diam 🌸💖

Dari Hushain bin Muhshan bahwa bibinya datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, lalu beliau bertanya kepadanya, “ Apakah engkau mempunyai suami ? Dia menjawab ;”Punya”, Beliau bertanya lagi: ”Bagaimana sikapmu terhadapnya ? “ Dia menjawab, “ aku tidak menghiraukannya, kecuali jika aku tidak mampu “. Maka beliau bersabda : “ Bagaimanapun engkau bersikap begitu kepadanya ? Sesunggguhnya dia adalah surga dan nerakamu) (HR Ahmad) . Juga diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah bersabda : “Siapapun wanita yang meninggal dunia sedangkan suaminya dalam keadaan ridha kepadanya, maka ia masuk surga “ (HR. Hakim & Tirmidzi)

Seorang istri bisa masuk surga karena suaminya, begitu pula sebaliknya. Dengan begitu seorang istri harus menjaga dan menghormati suaminya jika suaminya tengah lalai? ingatkanlah dan jika suaminya berbuat kasar? Tegurlah ia baik-baik, bukankah setiap wanita mempunyai jiwa kelembutan? Janganlah sesekali membantah dan membentak suamimu bukankah dengan begitu surga akan semakin dekat dengan kalian?

Begitulah kata bunda saat aku sedang berada dipangkuannya, aku mengadu semua keluh kesahku pada bunda saat tadi pagi aku dan suamiku kembali bertengkar dan akhirnya bundalah yang menjadi penenang suamiku.

Hatiku begitu gundah, bingung dan resah saat suamiku kembali menyuruhku pergi untuk kesekian kalinya, sedangkan Bunda? Ia dengan kukuh mencegahku pergi, ia menjadi penyemangat saat aku sedang rapuh.

Dan untuk kesekian kalinya aku dibuat yakin dengan perkataan bunda jika semua ini hanya ujian dari Allah untuk menguji keimanan dan kekuatan hati aku dan suamiku, ternyata suamikulah yang sudah mulai menyerah dengan ujian itu, ini lah saatnya aku sebagai seorang istri mengingatkan dan menjaga suamiku agar tidak tersesat dan selalu ingat pada Allah sang pemberi rahmat atas kenikmatan serta ujian ini.

Suara gemercik hujan semakin deras, sang petir pun kembali hadir saling bersahutan. Perasaan khawatir serta cemas menyertai hatiku dan juga bunda.

Malam mulai semakin larut, harusnya suamiku sudah pulang dari tadi. Mungkinkah suamiku kerja lembur malam ini? Tapi biasanya suamiku mengabari bunda jika akan kerja lembur tapi malam ini ia tidak mengabari siapapun. Bagaimana aku dan bunda tidak semakin khawatir?

"Bunda aku takut mas Erlan kenapa-napa bun."lirihku.

Cemas hatiku begitu cemas. Mungkinkah suamiku pergi karena muak dengan kehadiranku?

"Bunda semoga mas Erlan ga kenapa-napa ya bun."ucapku lagi. Astaga lihatlah kakiku tidak bisa diam sedari tadi mondar mandir di depan pintu menunggu mas Erlan pulang.

"Sudah tenang Lisa, mungkin suami kamu sedang dalam perjalanan."ucap bunda menarikku untuk duduk sesekali menenangkanku dengan mengelus-ngelus punggungku.

"Kamu sebaiknya makan duluan saja sayang, jangan menunggu suamimu pulang. Dia pasti sebentar lagi pulang ko. Anak bunda pasti baik-baik saja. Tenang ya sayang."ucap bunda penuh dengan kelembutan.

"Engga bun, mana bisa aku makan sedangkan mas Erlan masih belum pulang juga."jawabku. Ah tidak rasa cemas ini semakin membuatku takut, jam sudah menunjukan pukul 22.00 wib sudah semakin larut. Harusnya suamiku sudah pulang 1 jam yang lalu.

Mencintai dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang