MDD 41 : Manis

5.7K 216 24
                                    

Happy Reading semoga menikmati dan terhibur 🤗

Tak lupa vote dan comment 👌

💖Mencintai dalam diam 💖

Apakah ada sesuatu mengganggu tidurmu hm?"Tanya Erlan saat sukses mengejutkan Lisa

Tubuh Lisa menegang lalu mulutnya sedikit terbuka,"M m mas apakah tidak terlalu dekat?"Alih-alih gugup Lisa malah balik bertanya.

Posisi Lisa saat ini duduk di atas pangkuan Erlan dengan tangan yang melingkar di leher suaminya.

Kenapa mereka tiba-tiba berposisi seperti itu? Bagaimana awalnya? Siapa lagi jika bukan Erlan yang selalu mengejutkan semua orang.

Tapi awalnya memang Lisa yang mancing Elan berlaku seperti itu
"Gemas"batin Erlan saat Lisa dengan tak sabar menarik jemari Erlan yang sedari tadi di genggamnya.

Tepat saat kaki mereka memasuki kamarnya, dengan sekali gerakan Erlan menarik dan menjatuhkan dirinya di atas sofa dengan Lisa yang berada di atasnya seolah telah merencakannya.

Erlan terkekeh melihat Lisa sepolos itu, mata sipitnya sedikit melebar mulut kecilnya pun sedikit terbuka bagaimana Erlan tidak gemas dengan jarak sedekat itu.

Dahi mereka saling bersentuhan saat Erlan terkekeh, sedangkan Lisa semakin gugup dan tubuhnya bergetar semakin jelas.

"Mas bertanya loh kenapa malah balik bertanya? Kamu tidak suka dekat mas?"Tanya Erlan dengan heran.

"Bu bu bukan begitu mas."balas Lisa yang masih sanggup menormalkan detakan jantungnya.

"Lalu?"lanjut Erlan lagi.

Lisa hanya diam tak menjawab dengan tatapan mata yang tak lepas dari wajah tampan suaminya.

"Ah tidak pasti kamu tidak akan menjawabnya. Jadi kenapa kamu bangun? Apa ada sesuatu yang  mengganggu tidur kamu?"Tanya Erlan kembali menanyakan sesuatu yang membuatnya heran, Sebelum Erlan turun menemui ibu mertuanya Erlan sudah yakin Lisa sudah terlelap dengan tenang tapi apa? Barusaja sekitar setengah jam Erlan berbincang dengan mamah mertuanya, Lisa dengan ekspresi gusarnya sudah berdiri mematung di anak tangga menuju ruang tamu.

"Hm"Lisa hanya berdehem sambil mengangguk kecil.

"Mimpi buruk lagi?"tebak Erlan dengan setia menatap wajah cantik Lisa.

"Lagi-lagi aku bermimpi mas meninggalkan aku dan tiba-tiba kepalaku mengingat hal buruk dengan Ayah saat menaiki lift. Ah mas aku benar-benar tak ingin mengingatnya, sangat menyakitkan."jelas Lisa dengan mata yang kosong tak lagi menatap Erlan.

"Kejadian di rumah sakit tadi aku begitu takut mas, aku tak suka dengan gelap dan a a aku sebenarnya seorang Klaustrophobia. Maafkan aku mas belum memberitahumu."

Setelah hanya terdiam mendengar cerita istrinya Erlan lantas menarik Lisa kepelukannya, mengusap kepalanya dengan lembut seolah menyalurkan ketenangan dan memang benar Lisa tak lagi bergetar dan gugup, Lisa malah membalas pelukan suaminya dengan mata terpejam.

"Mas janji tidak akan membiarkan kamu menaiki lift sendirian. Tolong jika masih ada sesuatu yang belum mas ketahui tolong ceritakanlah apalagi menyangkut dengan dirimu,  mas tak ingin terjadi hal buruk lagi dengan keadaan kamu."Jelas Erlan dengan nada memohon.

"Mas aku sungguh minta maaf. Maafkan aku."balas Lisa tak ingin melepas pelukannya. Matanya masih dengan nyaman terpejam.

"Jika masih ada sesuatu yang masih di sembunyikan tidak akan mas maafkan. Paham?"Erlan bicara dengan penuh penekanan sementara Lisa membalasnya dengan anggukan.

Mencintai dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang