MDD : 18 Semakin rumit

5.9K 281 1
                                    

Kamu tahu kepercayaan adalah kunci utama dari setiap permasalahan. Harusnya kamu percaya. Semuanya hanya fitnah. Rasa kecewamu sebaiknya segera hilangkan sebelum semakin rumit.

Happy reading shalih shalihah
❤ Mencintai dalam diam ❤

Lisa tertidur dengan posisi duduk di tepi ranjang suaminya tangannya menggenggam tangan besar suaminya.
Wajahnya masih terlihat pucat.

Tidur Erlan tersentak saat sesuatu menggenggam tangannya. Lantas pandangan teralih pada sosok wanita yang duduk terlelap di lantai.
Dengan perasaan yang masih kecewa. Erlan tidak tega membiarkan istrinya tertidur dengan posisi tidak mengenakkan itu. Itu pasti akan terasa pegal. Lantas dia memangku tubuh lemas sang istri. Saat di pangkuannya bibir Lisa meracau memanggil-manggil namanya sambil terus mengucapkan kata maaf.

Dengan masih dipangkuannya hati Erlan sesak dan rapuh melihat wajah pucat wanita pujaannya, terlebih saat plester melekat di sudut keningnya, sudut bibirnya pun terlihat memar.

Apakah dia terluka?

Maafkan aku.

Aku bgitu kecewa.

Aku begitu bimbang harus mempercayaimu atau tidak? Bukti itu begitu jelas saat aku melihatnya.

Dengan perlahan Erlan membaringkan Lisa. Belum sempat dirinya menjauh tangan Lisa memeluk leher Erlan namun matanya masih terpejam. Wajah pucat istrinya begitu dekat, bibir mungil nan ranum namun sedikit memar pun hanya beberapa centi dari bibir tipis Erlan.

Dengan perlahan Erlan mengecup singkat bibir ranum itu. Lalu dengan hati-hati ujung jarinya mengelus lembut sudut bibirnya yang terlihat bengkak. Harusnya dia senang karena itu ciuman pertamanya. Namun rasa egonya membuatnya menghentikan tindakannya itu.

"Tidak! jika aku terus melihatnya, perasaan ini akan semakin sakit."batin Erlan menjauh ia lebih memilih tidur di sofa. Mungkin hatinya akan luluh jika terus melihat wajah manis istrinya.

🌸🌸🌸

Terik matahari tersorot di balik gorden berwarna abu, seorang wanita yang tak lain adalah Lisa terlihat mengeliat, tidurnya terganggu karena sorot cahaya menerpa matanya.

"Loh bukannya... "Ia tengah memikirkan sesuatu."mungkinkah Mas Erlan memindahkanku kesini? Ah tidak! Mas Erlannya kemana?"ucapnya pandangannya teralih mencari Erlan.

"Astagfirullah aku kesiangan."ucap Lisa terbelalak kaget saat melihat jam dinding menunjukan pukul 8.00 wib, sepertinya dia belum sepenuhnya sadar. Dengan sekali gerakan ia lantas bangun mencari sosok suaminya.

"Loh Mas Erlan kemana? Astagfirullah dia pasti sudah ke kantor."ucap Lisa menepuk keningnya.

Kakinya melangkah keluar mencari sosok suaminya, tepat pada saat di dapur ia melihat Bunda tengah menuangkan air.

Lisa POV

"Bun, maaf ya aku kesiangan."ucapku duduk di hadapan Bunda.

"Tidak apa-apa. Gimana kondisi kamu? Sudah baikan?"tanya Bunda sambil menyondorkan teh hangat padaku.

"Emm alhamdulillah Bun."ucap Lisa.

"Bun mas Erlan sudah ke kantor?"tanyaku sambil sesekali menyeruput teh hangat buatan Bunda.

"Loh kamu lupa ini kan hari libu. Tuh suami kamu lagi renang."ucap Bunda.

Astagfirullah apakah aku begitu bodoh? Sampai lupa jika hari ini hari libur.

Mencintai dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang