42 Gwencanayo

3K 171 14
                                    

Beruntunglah dua orang saling mencintai karna Allah, saling melengkapi kekurangan dan kelebihan pasangan, karena ketika bertengkar tidak saling menyakiti, dan ketika kecewa tidak pergi.

MENCINTAI DALAM DIAM

Tak lupa vote dan comment 😊

Happy Reading shalih shalihah 🤗

"Mas lekaslah bersihkan tubuhmu, air hangatnya sudah aku siapkan, aku tak ingin suami tampanku sakit ya."Aku menghampiri suamiku yang tengah duduk di sofa seraya memainkan handphonenya.

Sebelum ia mendongak menatapku , Tanganku terulur mengelus rambut suamiku di sambut senyuman manis darinya.

"Terimakasih sayang."Mas Erlan beranjak dari duduknya seraya mengenggam tanganku lalu menciumnya awalnya sedikit tersentak namun detik selanjutnya tanpa banyak kata dan gerakan mas Erlan mengecup bibirku dengan kilat lantas langsung memelukku.

"Aku tidak akan merasa kedinginan selama kamu selalu bersamaku sayang."bisik mas Erlan dengan lembut. Aku masih saja merasa terkejut setiap kali mas Erlan memelukku.

Seperti yang di rasakan wanita lain, aku selalu tersentuh dengan ucapannya apalagi perilakunya,"aku pasti selalu bersamamu mas, dimana dan kapan pun kamu berada aku selalu ada di disini."tunjukku tepat di dadanya seraya menatapnya manis.

Sejak kapan aku jadi seberani ini? Astaga biasanya aku tak sebucin ini.

Bibirku tak pernah lepas melukiskan senyum manis menatap mas Erlan, aku merasa masih nyaman di dekatnya namun semenit kemudian aku merasa mas Erlan semakin memajukan wajahya dan semakin mendekat.

"Ahhh sayang."regek mas Erlan di iringi kekehanku. Fellingku tepat sekali, ketika mas Erlan ingin mengecupku lagi aku langsung memeluknya gemas dengan begitu mas Erlan tak jadi melakukannya.

"Mandilah, aku ga mau mas sakit."
Kulepaskan pelukanku lalu tanganku mengelus pipinya. Mataku menangkap sesuatu yang begitu lucu saat menatapnya, bayangkan saja mas Erlan saat ini raut wajahnya begitu lucu dengan bibir yang sedikit mengerucut.

"Mas kenapa?"tanyaku dengan polos sambil tak sanggup menahan tawa.

Bukannya menjawab mas Erlan malah semakin mengerucutkan bibirnya. Astaga aku benar-benar di buat senyum-senyum sendiri.

Cup

"Kamu sekarang jadi peka ya."kekeh mas Erlan, ntah bagaimana bisa aku melakukannya, seperti ada magnet yang menarikku dan secara spontan aku mengecup bibirnya.

Saat ini seolah berbalik aku tersenyum kikuk sedangkan suamiku tertawa senang.

"Mas aku kebawah duluan mau bantuin mamah masak buat makan malam, mas sebaiknya cepat mandi dan segera turun aku sudah siapkan piamanya.

Aku pun melangkah menjauhi mas Erlan, namun setelah di ambang pintu, "sebentar sayang." Panggil mas Erlan, sontak aku melirik mas erlan lagi, " ke kenapa mas?

"Ikutlah dengan mas."Ajak mas Erlan seraya mendekati aku lagi lalu menarik tanganku masuk lagi ke kamar.

"Mau kemana mas?"tanyaku dengan polosnya menurut.

"Mandi."ucap mas Erlan dengan entengnya, sedangkan aku sontak membulatkan mataku.

"Masss..."geramku sontak tanganku melepas gengamannya menahan kesal. Mas Erlan malah tertawa puas.

"Bercanda sayang haha, emang kamu mau mandi bareng mas?"

Lagi-lagi aku di buat gugup pipiku mungkin sudah merah menahan malu, "Mas Erlan..."regekku kesal.

Mencintai dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang