"Jangan kira aku tak merindukanmu! Sungguh rasanya aku pun tersiksa dengan rindu ini. Maaf jika selama ini aku telah mengabaikanmu. Percayalah aku akan segera pulang, akan ku dekap kau secepat mungkin."
"Muhammad Erlan Fauzan Herlangga"Sebelum baca vote dulu yokk😊
Tanpa kalian cerita ini tak mungkin bisa terus berlanjut😊🙏Happy reading shalih shalihah 🤗
Apapun keinginanmu akan ku turuti. Andai kesibukan ini tidak menyertaiku? Tak mungkin aku mengabaikanmu selama ini. Sungguh rasanya ingin ku segera enyahkan jarak ini.
Tetaplah tunggu aku sayang!
Jangan berubah! Apalagi pergi!
"Cepat pulang mas cepat!"
"Aku tidak ingin lagi menunggumu!"
"Jika mas tidak pulang sekarang juga? Aku akan pergi! Aku akan pergi mas!"
"JANGAN!"
Tuttt tuttt tuttt
Helaan nafas berat saat Erlan kembali pening, baru saja ia bisa beristirahat saat pekerjaannya akhirnya terselesaikan, baru saja ia merasa lega namun kini ia merasa resah kembali. Sebenarnya Erlan selama ini sekuat mungkin menahan rindunya pada Lisa, ia tidak berani menghubungi Lisa saat pekerjaan belum selesai, saat pekerjaannya menjadi tujuan utama ia pergi meninggalkan Lisa.
Erlan tidak siap jika ia harus mendengar Lisa menangis karena memintanya pulang itulah penyebabnya Erlan sama sekali belum menghubunginya. Erlan pasti luluh jika sudah mendengar suara Lisa apalagi jika istrinya menangis ia pasti akan langsung pulang lalu meninggalkan pekerjaannya begitu saja.
Saat Erlan akhirnya selesai dengan kesibukannya, ia sesegera mungkin menghubungi Lisa untuk memberitahukan kabar gembiranya yaitu ia akan segera pulang, namun ternyata Lisa berpikir jika Erlan mengabaikan Lisa lalu lebih memilih perkejaannya.
"Astagfirullahaladzim Ya rabb, jangan biarkan istriku pergi!"Tanpa berpikir panjang ia segera meraih ponselnya lagi lalu menghubungi ayahnya jika malam ini juga Erlan akan pulang. Erlan tidak ingin Lisa pergi untuk kedua kalinya.
🌸🌸🌸
Tepat pukul 04.45 saat fajar mulai membentang langit saat semilir angin menerpa bebas kulit putih bersih seorang wanita yang sedang menatap langit sambil sesekali ia melihat gerbang rumahnya, matanya berbinar, kini tak ada lagi wajah lusuh ataupun resahnya, kini semua itu terganti menjadi ceria.Tin tin tin
"Mas Erlan?"
Sebuah limosin silver terlihat jelas saat seorang satpam membukakan pengunci gerbang, saat itu pula Lisa dengan hati gembiranya berlari keluar menemui seseorang yang sedari tadi ia tunggu.
Dengan nafas tersenggal-senggal sampai sesekali mengaturnya, kaki Lisa berhenti berlari saat seorang pria yang selama ini ia tunggu dan ia rindukan berjalan ke arahnya sambil menyeret koper di tangan kanannya.
Dari kejauhan bibir tipis membentuk senyum tertangkap jelas oleh mata sipit Lisa, suaminya begitu tampan nan gagah saat kemeja putih yang membentuk dada bidangnya lalu jasnya ia sampirkan di sebelah tanganya.
"M mas--"
"Akhirnya kamu pulang."
Erlan tak sabar melihat Lisa mematung terpaku akan kedatangannya, ia tak akan membuatnya menunggu lagi saat itu pula Erlan melepas koper dari tangannya lalu dengan langkah cepat ia menyambar tubuh mungil Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai dalam Diam
Short StoryRank 1 : #MuslimahSejati (08-03-2019) Rank 1 : #Muslimahindonesia (08-03-2019) Rank 1 : #IndonesiaWattpad (08-03-2019) Rank 2 : #PejuangHijrah (08-03-2019) Rank 3 : #Indahpadawaktunya ...