MDD : 19 Haruskah aku pergi?

6.6K 304 8
                                    

"Terobsesi ingin memiliki, namun saat sudah memilikinya mengapa dengan mudahnya kamu melepasnya? Haruskah aku ingatkan! Wanita shalilah tidak akan mudah melepas perasaannya saat dia sudah benar-benar tulus mencintai seseorang itu."

Sebelum baca vote dulu yok.. 😊

Happy reading shalih shalihah 💖
Mencintai dalam diam

"Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imamnya.
(HR. Abu Dawud)

"Ini yang kamu sebut fitnah? Ini yang kamu sebut bohong?"

Sebuah foto yang menunjukkan seorang pria tengah berpose memeluk mesra wanita yang tengah di dekapnya. Wanita itu terlihat terlelap dengan nyaman menyandarkan kepalanya di dada telanjang pria bule itu. Mereka begitu tampak nyaman satu sama lain, tak hanya pose seperti itu namun beberapa pose panas dan menggiurkan lainnya terpangpang jelas di selembaran kertas itu.

Bibir Erlan tersenyum kecut, miris apa yang dilihatnya."Tidak cukupkah aku melihat langsung kejadian kemarin? Apalagi ini? Ternyata rasa cintaku telah dikhianati. Aku pikir dia wanita baik, sehingga aku begitu terobsesi ingin segera menikahinya dan begitu tergila-gila mencemaskan keadaannya."batin Erlan bergelut mempertanyakan keadaan menyesakkan itu.

"Apa ini balasan rasa cintaku? Ternyata kamu sama sekali tidak menghargai saya sebagai suamimu!"

"Astagfirullah mas Erlan sudah cukup! Tidakkah kau lelah dengan perasaan egomu? Sudah cukup dengan pertanyaan-pertanyaan itu, aku tidak sanggup menjelaskan tentang semua perasaanku."batin Lisa menjerit histeris.

"Ternyata saya terlalu terobsesi ingin memiliki kamu sampai-sampai saya sangat ingin melindungi kamu dan begitu menghormati kesucianmu sehingga saya belum berani merenggut kesucianmu!"Nafas Erlan tersenggal-senggal.

Semua orang menyaksikan amukan Erlan terbelak kaget, ternyata mereka belum melakukan malam zafafnya. Tak ada yang berani menghentikan perdebatan panas itu, mereka takut melihat Erlan yang penuh emosi. Apalagi perkataan dinginnya sungguh siapapun yang mendengarnya pasti hatinya akan teriris dan syok.

"Oh jadi ini alasannya kenapa kamu selalu menghindari saya untuk melakukan persetubuhan itu, jadi kamu hanya ingin melakukannya dengan priamu itu?"

Erlan tertawa hambar menyadari kebodohannya.

Lihatlah sekarang Erlan malah tertawa, emosinya sudah naik turun tak terkontrol.

"Ternyata saya tertipu oleh akhlak terpujimu selama ini, saya pikir kamu wanita baik? Ternyata semua hanya topeng."

"Boleh saya jujur?"tanya Erlan dengan raut wajah sulit di mengerti.

"Saya begitu sangat mencintai kamu! Tapi kenapa kamu melakukan ini semua? Kenapa kamu dengan mudahnya menyerahkan hak yang seharusnya milikku pada pria lain?"

"Kenapa hah kenapa? "amukan Erlan semakin brutal membuat wanita yang menjadi objek amukannya takut dan terdiam mematung tanpa bicara sepatah katapun wanita itu tidak sanggup mengeluarkan suara, wanita itu hanya bisa terisak sambil mengigit bibir bawahnya tampak menahan rasa sakitnya.

"Hiks hiks m mas--"

"Jangan membuatku luluh hanya karena airmata palsumu! Jawab pertanyaan saya!"

Tatapan Erlan begitu tajam pada istrinya, cengkraman tangan kekar di bahu Lisa semakin kuat. Bagaimana Lisa tidak semakin terisak jika suaminya semakin membuatnya takut?

Mencintai dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang