SESAK

10.5K 552 0
                                    

Aku bukanlah wanita mulia seperti Khadijah, setaqwa Aisyah dan setabah Fatimah. Aku hanyalah wanita akhir zaman yang terkadang salah arah dan bimbang akan jalan hidup yang semakin rumit.
--Lisa Andin Rahmawati--

Sebelum baca vote dulu yok 😊

Happy reading ❤
💖Mencintai dalam diam💖

6 bulan kemudian.

Aku berusaha memendam dan menjaga perasaan ini. Aku tidak pernah lelah dan berhenti menyebut namanya dalam doaku. Rasa ini seolah menantikan balasan dan kepastian. Aku hanyalah wanita payah yang begitu mengagumi seorang ikhwan tampan nan shalih dalam diam tanpa berani menujukkannya.

Aku memendam rasa ini sendiri, terkadang aku cemburu melihat banyak kaum hawa yang juga menyukainya lalu terang-terangan mengungkapnya tanpa ada rasa beban dan rasa takut, jelas mereka begitu sangat berani dengan mudahnya mengungkapkan isi hatinya lantas bagaimana denganku? Aku begitu payah, aku tidak berani mengungkapnya, aku hanya diam dan membiarkan perasaan ini terus tumbuh dan semakin sulit dikendalikan.

Sungguh wanita mampu menyembunyikan cinta selama 40 tahun, namun tak sanggup menyembunyikan cemburu meski sesaat
(Ali bin Abi Thalib).

Meskipun begitu Erlan tidak pernah merespon, ntah wanita seperti apa yang ia sukai, tetap saja meskipun dia tidak meresponnya hatiku begitu sesak seolah sebuah belati tiba-tiba menusuk dadaku. Gemuruh hatiku seketika meledak karena api cemburu, namun apalah dayaku yang hanya mencintainya dalam diam tanpa ia tahu jika ada seorang wanita yang selalu menyebutnya dalam doa dan mengharap balasan darinya.Yang bisa aku lakukan saat api cemburu itu melandaku aku hanya bisa diam, beristigfar lalu mendoakannya.

Apalah aku yang hanya bisa mencintainya dalam diam tanpa bisa memiliki.

Memilikinya mungkin adalah harapan besarnya.

Meskipun dia masih bekerja di cafe milik Erlan tapi dia masih tetap menjaga tatapannya dan perasaannya agar tidak ada yang mengetahui tentang perasaannya itu, tapi meskipun sudah berusaha menutupinya tetap saja teman baiknya yang selalu ada disamping Lisa mengetahui hal itu, temannya itu adalah Hanifa.

Dia tidak kaget, Ya wajar bosnya itu kan tampan tidak heran jika banyak wanita yang menyukainya, tapi ini beda Lisa menyukai bosnya tapi diam saja dan tidak bertindak apapun. Beda dari wanita yang lain yang sering mengunjungi cafe hanya untuk cari perhatian saja dengan melihat bosnya dan kadang ada yang sampai menggoda bosnya, tapi bosnya itu sama sekai tidak tertarik pada wanita-wanita itu, dia hanya sekedar menyapa dan bersikap sewajarnya saja.

Hari ini Ayahnya Erlan datang bersama seorang wanita yang tampak begitu cantik dengan penampilannya yang begitu elegan dan menawan dengan gamisnya yang berwarna peach serta jilbab syar'i yang begitu pas dengan tubuhnya yang mungil, siapapun yang melihatnya pasti hatinya akan luluh, wanita itu begitu sopan dia menundukkan tatapannya pada setiap orang yang melihatnya. Ayahnya Erlan datang mengunjungi cafe setelah beberapa bulan yang lalu sibuk dengan perusahaannya.

"Assalamualaikum Selamat pagi."sapa Pak Erlangga bersamaan dengan wanita mungil itu.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi juga."seru Lisa dan Hanifa serempak.

"Eh pak Erlangga, Apa kabar pak?"tanya Lisa setelah melihat bahwa yang datang itu adalah Bos besarnya.

"MaasyaaAllah siapa wanita itu, cantik sekali. Apa mungkin ibunya pak Erlan? Ah sepertinya bukan, wanita ini terlihat begitu muda, seperti seumuran denganku."batin Lisa melihat bos besarnya datang bersama seorang wanita. Wanita itu tersenyum manis menyapa Lisa dan Hanifa.

Mencintai dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang