MDD:13 Ujian seorang istri

7.7K 347 5
                                    

Happy Reading shalih shalihah
💖Mencintai dalam diam💖

Ternyata memang benar menjadi seorang istri shalihah itu tidak mudah, banyak sekali ujian, dan aku tidak boleh putus asa dan terus bersabar, karena sesungguhnya Allah menyukai hambanya yang selalu bersabar. Ingatlah bahwa disetiap ujian pasti ada hikmah serta balasan yang telah Allah atur bagi hambaNYa yang selalu bersabar.

Mentari tampak malu-malu terbit di balik ufuk-ufuk cakrawala yang mulai setengah terang.

Seorang wanita yang baru menjadi seorang istri tampak sedang sibuk dengan peralatan dapur, ia tampak kerepotan dengan minyak yang tampak menciprat kemana-mana.

"Astagfirullah pagi-pagi aku udah bikin heboh dapur. Untung mas Erlan masih dikamar menghafal hafalan suratnya."

"Eh Sya lihat tuh mba Lisa lagi masak, kayaknya dia kerepotan deh. Kita kerjain yuk."ucap Indah.

"Eh pagi-pagi udah bikin dosa kamu ndah. Jangan ah kasihan."ucap Anaya mencegah. 

Raisya, Indah dan Anaya baru saja turun setelah solat subuh. Mereka memang rajin namun karena Indah memiliki sifat jahil sedangkan Raisya memiliki sifat iri serta mudah benci dan terakhir Anayalah yang menjadi penengah antara mereka. 

"Ga apa-apa kali Nay. Kamu ga mau ikutan? Yasudah biar aku sama Indah aja. Yuk ndah."ucap Raisya.

"E eh... "Baru saja Anaya akan mencegahnya Raisya dan Indah sudah menyelonong saja.

"Pagi mba Lisa." sapa Raisya dan Indah.

"Pagi juga Sya, Indah. Kalian sudah bangun."ucapku sambil meletakan nasi goreng yang barusaja selesai.

"Ini buatan mba?"tanya Raisya.

Akupun mengangguk.

"Boleh aku cicipi mba?"ucap Indah.

"Boleh, silahkan."ucapku menyondorkan piring nasi goreng itu.

Indah dan Raisya tampak mulai mencicipi nasi goreng buatanku, aku beralih menuju kulkas, hendak membuatkan susu untuk mas Erlan.

Prang....

"Yes."ucap Indah kegirangan.

"Yah."ucap Raisya dan Indah bersamaan memasang wajah melasnya.

"Astagfirullah."

"Nasi gorengku, sayang sekali, aku susah-susah buatnya, dan sekarang malah mubazir di lantai. Ternyata mereka berulah lagi, harusnya aku menyadarinya ah dasar bodoh."runtukku memandang tumpahan nasi goreng serta pecahan piring.

"Yah mba maafin kita ya. Kita ga sengaja abis piringnya licin."ucap Indah mengarang. Sungguh wajah mereka begitu menyebalkan. Apa mereka sengaja?

Perlahan kuraih pecahan piring itu, sungguh aku tidak tega melihat nasi goreng buatanku berantakan di lantai.

"Aww."pekikku. Seseorang mendorong tanganku dari belakang. Ah sungguh ini sakit sekali pecahan piring itu menancap di ibu jariku.

"Ups."Raisya dan Indah melesat kabur. Terdengar gelak tawa mereka dari kejauhan. Astaga mereka tampak bahagia sekali.

Istigfar Lisa istigfar. Sabar kamu harus sabar. Mungkin mereka saking kesalnya padamu.

"Astagfirullah, jadi aku harus masak lagi? Huh."ujian pagi-pagi begitu menghantam kesabaranku.

"Astaga,  mereka memang tidak punya hati. Ah kasihan sekali mba Lisa, cape-cape dia masak, jadi harus masak dua kali. Sebaiknya aku batuin aja."ucap Anaya yang masih memperhatikan Lisa lalu menghampirinya.

Mencintai dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang