MDD : 38 Amarah

5.8K 298 9
                                    

"Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan."
[Ali ‘Imrân/3 : 134]
🌻Mencintai dalam diam🌻

Klik icon star ok... ⭐👌

Happy reading shalih shalihah... ❤

Suara decit pintu yang tertera nama IGD terbuka setelah hampir beberapa menit lamanya tertutup rapat lalu terlihatlah sosok seorang dokter wanita di ikuti 2 suster di belakangnya.

"Keluarga pasien."

Erlan, Raihan, maupun Zahra berhenti sudah bergelut dengan pikirannya masing-masing. Yang pasti pikiran mereka saat ini satu tujuan yaitu keadaan Lisa. Sebenarnya semua orang yang melihat ekspresi mereka saat ini akan dengan mudah mendefinisinya yaitu rasa panik cemas.

Namun yang lebih terlihat menonjol sudah pasti Erlan. Erlan pun segera menghampiri dokter.

"Arum bagaimana keadaan Lisa? Dia pasti baik-baik saja kan?"Ntah dalam hitungan berapa detik Aditya muncul dengan tergesa-gesa lalu mengambil posisi di hadapan Dokter.

Sedangkan Erlan tersingkirkan karena dorongan Aditya yang tiba-tiba muncul.

Raihan segera mencekal kuat tangan Erlan, untuk kali ini Raihan tak membiarkan Erlan bertidak kasar."Jangan bertindak bodoh Erlan! Tenanglah, kita lihat saja dia sebenarnya seperti apa?"Bisik Raihan pada Erlan sambil tersenyum sinis.

Raihan sadar emosi Erlan lagi-lagi terpancing oleh orang yang sama yakni Aditya orang yang sulit di pahami.

Dr. Arum Dwiyanti Maharani, Sp. B refleks membulatkan matanya karena terkejut melihat tingkah sahabatnya yang tidak seperti biasanya. Wajah panik serta napas memburunya tertangkap jelas oleh Arum yang kini menatapnya tak percaya.

Ya, Arum adalah sahabat dekat Aditya. Dia wanita yang selalu menyanggupi permintaan Aditya. Termasuk permintaan mendadaknya sekarang.

Aditya meminta agar Arum yang menangani Lisa. Setelah melihat perdebatan Erlan dan juga Raihan saat sampai di RSUD yang mereka lakukan malah berdebat dengan beberapa dokter pria yang merupakan dokter umum untuk menangani pasien. Konflik perdebatan mereka adalah tidak adanya jadwal dokter umum seorang wanita sore ini, ini akibatnya emosi Erlan semakin memuncak.

Jadi Arum yang merupakan dokter spesialis bedah pun datang pada saat puncak perdebatan bersama Aditya. Hal yang cukup berat bagi Arum menangani pasien seperti Lisa yang tak memerlukan pembedahan apapun.

"Hei tenang dit. Istigfar."Manik mata Arum menangkap jelas sembab di sudut bibir Aditya, Arum heran melihatnya.

"Ya! Bilang saja bagaimana kondisi Lisa?"Lagi lagi Aditya mengejutkan semua orang. Namun yang lebih terkejut hanyalah Arum. Baru kali ini Aditya membentak Arum, Arum pun di buat kaget dengan perubahannya.

"Tidakkah kamu sadar Dit apa yang barusan kamu katakan? Tidakkah kamu sadar? Kamu telah menunjukan sisi lain dari dirimu, dan aku sangat kecewa. Ah tidak yang lebih menyakitkan kamu telah ingkar janji! Selama bertahun-tahun kamu menepati janji itu tapi sekarang apa? Hanya karena wanita asing ini kamu tiba-tiba berubah! Aku benci!"

Arum adalah wanita pertama dan satu-satunya teman wanita Aditya setelah kepergian ibunya. Lalu Aditya pun berjanji tidak akan berkata kasar ataupun membentak Arum apalagi bertindak kasar.

"Hati, tolonglah bersabar. Kau sudah melakukan yang terbaik karena selalu menyanggupi permintaannya."

Arum membuat semua orang geram dengan diam tak bergeming setelah mendapat bentakan dari Aditya.

Mencintai dalam Diam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang