Dari atas terlihat Zidni sedang memandangi setiap sudut sekolah. Tampaknya ia sedang mencari seseorang yang biasanya terdengar ditelinga maupun telepon genggamnya.
"Ah ngapain sih gue kurang kerjaan banget." ucap Zidni mengelus rambutnya dengan tertawa.
"Kenapa kak?" tanya Gita yang tiba-tiba ada dihadapannya.
"Gita, ngapain disini?" tanya balik Zidni.
"Enggak gue mau ke perpus minjem buku."
"Ouh ... Mau gue anter?" tanya Zidni menatap tersenyum ke Gita.
"Haha ayo." jawab Gita tentunya.
Beberapa hari berikutnya.
Suasana kelas semakin kurang lengkap menurut Sindy, ya ... Walaupun kelas sedang merayakan kemenangan atas juara lomba futsal kemarin.
"Kapan lo pulang Sha?" tanya sindy jenuh.
"Sin sini gabung." ajak Kevin.
"Iya Vin." jawab Sindy canggung.
"Eh kira-kira si Neysha kemana ya izin beberapa hari?" tanya Freedy.
"Gue juga gak tau, dia gak ngomong apa-apa ke gue." jawab Sindy.
°°°
Sudah 1 Minggu lebih Neysha belum juga berangkat, ada apa sebenernya dengan Neysha.
Semua media sosial nya tidak aktif, beberapa pesan yang dikirim temannya pun tidak ada balasan.
Bahkan sampai Zidni memaksakan mengechat Neysha.Apa yang terjadi dengan Neysha?
Pertanyaan itu yang sempat terngiang dipikiran Zidni dan Kevin.
Jam istirahat, tepatnya pukul 09.15 am
"Hei ... syutt ..." kode Rehan.
"Iya lo, sini." ajak Rehan.
"Gue kesana ya." pamit Zidni ke temennya.
"Kemana?" tanya Didin.
"Itu adik kelas." tunjuk Zidni ke arah Rehan.
"Cie empat mata, awas bahaya Zid lo yang sadar ya jangan tatap mata dia." ujar Didin serius.
"Kampret!! gue keselek es batu." ucap Arul yang tersedak lalu ditelan dan tertawa mendengar ocehan Didin yang menurutnya terlalu lebay.
"Gue bener cendol, kenapa gak kesini coba biar bareng-bareng kita tau ya nggak bro?" tanya Didin menatap Zidni.
"Jangan-jangan ... lo jeoleus." celoteh Arul.
"Syutt ... Kak sini cepet." ucap Rehan.
"Udah kalian diem, gue mau kesana." ujar Zidni kepada para teman gilanya.
"Haha ... remember !!!
don't look her in the eye." ucap Didin sembari tertawa seru dengan teman yang ada di lingkaran meja itu."Ada apa?" tanya Zidni menghampiri Rehan.
"Duduk dulu kak."
"Hm."
"Jadi sorry gue lupa ngasih ini ke lo." ujar Rehan menaruh benda yang dititipkannya ke depan Zidni.
"Gelang? Dari siapa??" tanya Zidni memegang gelang yang terlihat buatan tangan asli.
"Neysha."
"Neysha? Apa dia udah gak marah?" tanya Zidni tentu heran.
"Iya Neysha, lo pakai ya?" pinta Rehan.
"Iya gue terima tapi sorry mungkin gue gak pakai gelang ini." jawab Zidni melihat tajam Rehan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prospect [COMPLETED]
Fiksi RemajaIni hidupku Neysha bisa saja nanti akan berubah nama itu, maaf jika membuatmu terluka Aku berterimakasih kepada seseorang yang telah membuat warna indah di kehidupanku Perkataan menyakitkan kalian, bukan berarti melemahkan tapi itu memotivasi ku u...