PROSPECT- part 24

46 10 0
                                    

Apaan coba nyuruh seenaknya gitu,
Nyeselin banget tuh anak!
Terpaksa Neysha membawa tasnya dan meminta untuk mengizinkan dia.

Dengan lari Neysha mengejar Zidni yang berjalan sangat cepat.
Tepat diparkiran Neysha menyodorkan tasnya dan berbalik badan untuk kembali ke kelasnya.

Zidni menarik lengan Neysha dengan sangat kencang dan emosi yang begitu  naik.
Dan memegang tangan Neysha menuntunnya agar segera memasuki mobilnya sesegera mungkin, dengan cengkaraman begitu kuat sehingga membuat merah dipergelangan tangannya.

"Aw ... Sakit!" Zidni membiarkan malah ia memaksa Neysha untuk masuk ke mobil.

Suasana begitu sangat panas walau AC sudah dinaikan beberapa kali, sudah biasa Zidni bersikap kasar seperti ini padanya, tapi kali ini sangat berbeda.

Seolah ia meluapkan semua amarahnya kepadanya. Kenapa apa ada yang salah dengan gue?
Iya, Neysha pasrah ia menunduk takut dengan posisinya saat ini.

Zidni mengemudi sangat kencang, bagai pembalap saja decaknya dalam hati.
Tiba-tiba ia memberhentikan mobilnya di arena balapan. Ya arena balapan, untuk apa? Dan banyak sekali orang disana tepatnya merubungi sesuatu.

Dengan gesit Zidni langsung turun dan lari ke lokasi itu begitupun Neysha yang sangat kepo dengan keramaian didepan.

Neysha membulatkan matanya dan menutupi mulutnya yang menganga dan berdecak

"Astagfirullah ... Kak Olif ..." seru Neysha yang kaget melihat Olif tergeletak di aspal dan berlumuran darah.

Orang yang disekitar hanya menonton tanpa ada inisiatif membawanya ke puskesmas atau rumah sakit gitu.

Sialan!.

Zidni membawa Olif ke mobil dengan cepat berharap tidak terjadi apa-apa padanya.

"Sana lo masuk duluan cepet!" suruh Zidni dengan nada tinggi.

Neysha memangku kepala Olif dan membuat seragamnya kotor.

"Cepet!" seru Neysha mengelus rambut Olif penuh kasih sayang.
Dan berupaya membersihkan darahnya dengan sapu tangan barunya.

Adiknya gitu juga tapi kakaknya ini sangat baik padanya.

Mereka dan suster membawa Olif secepatnya ke ruang UGD.
Beberapa menit berlalu Zidni dipanggil oleh dokter untuk menemuinya.

Klekk
Suara pintu terbuka oleh Zidni yang cukup lama berbincang dengan dokter.

"Gimana kak Olif?"

Neysha terlihat ketakutan, dia mundur beberapa langkah ke tempat duduk saat Zidni menghampirinya.

Apa yang dia lakukan? Bukannya menjawab pertanyaannya?

Zidni berjalan dengan susah payah untuk menghampiri Neysha, matanya dan hidungnya merah, wajahnya terlihat ucel.

"Kak?"

Tiba-tiba saja Zidni menangkap Neysha dan memeluknya begitu erat. Neysha sangat canggung dan juga takut. Tapi Zidni tidak menghiraukan, dia hanya memeluk Neysha dan menangis tersedu-sedu.

Tangisannya benar-benar tulus, seorang Zidni yang terlihat menyeramkan menangis sejadi-jadinya
Neysha dapat merasakan hatinya yang terluka hanya dengan memeluknya. Dibalik pelukannya Zidni berkata.

"Kak Olif harus diamputasi kedua kakinya Sha."
"Dia masih muda, cita-citanya belum tercapai bagaimana kalau nanti dia terbangun dan frustasi lalu-"

Neysha membalas pelukannya untuk sejenak, memeluknya seperti ini tidak apa-apa kan?

Neysha mencoba menguatkannya dan menenangkannya.

Prospect [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang