Neysha memandang terus wajah Rehan yang putih setelah dibersihkan oleh para perawat tadi, wajahnya tersenyum seolah ia ikhlas akan dirinya pergi. Cukup doakan saja yang dia minta.
"Itukan yang kamu minta, semoga kamu tenang Rehan semoga kamu bisa tertawa tanpa aku ..."
"Kenapa kamu pergi secepat ini? Apa karena gue gak mandiri? Enggak Han gue udah mandiri, lo nya aja yang gak peka!"
"Padahal besok gue ulang tahun, biasanya lo kan yang pagi-pagi ngasih gue nasi kuning, terus sekarang siapa?" tanya Neysha seketika air matanya kembali turun.
"Nonton sama siapa? Chatingan kalo sepi siapa lagi kalo bukan Lo Han? Lo udah pergi gitu aja, nanti kalo gue udah nikah gimana lo gak bisa liat kan, malem pertamanya gimana?" celoteh Neysha ngawur.
Neysha tidak menyangka pelukan yang tadi adalah pelukan terakhirnya.
Tidak terasa mobilnya sudah sampai saja didepan rumah Rehan.Yang jelas Pade langsung keluar ketika mendengar suara khas dari ambulan.
"Ada apa? Siapa?" tanyanya pada supir.
"Rehan anak bapak benar?"
"Iya anak saya, kenapa ada apa dengannya?" tanyanya lagi dengan wajah panik penuh pertanyaan.
Neysha keluar dari mobil, seketika Pade bertanya kepada Neysha. "Ada apa sebenarnya?" Neysha tidak bisa menjawab, para perawat yang membawa Rehan keluar, sontak membuat Pade mengerti dia langsung membuka penutup dan menitihkan air matanya. Apa yang ia lihat ini cuma mimpikan?
Neysha memeluk erat Pade, meminta maaf bahwa ia tidak bisa menjaga Rehan.
"Tidak apa nak, ini bukan kesalahanmu ..." ujar Pade menegarkan Neysha, walau yang Neysha tau betul hatinya sangat terpukul.Bendera kuning terpampang, saatnya mereka melepas Rehan dengan ikhlas untuk selamanya.
Marsha tidak ikut, dia tidak kuat untuk berdiri pun sulit.
Tapi Neysha tidak boleh diam, dia harus ikut sampai peristirahatan terakhirnya.Bayang-bayang wajah Rehan selalu ada dimata Neysha, sejak kecil mereka selalu bersama sampai pada saat ini mereka harus dipisahkan.
Flashback on
"Ini kita kubur disini sampai nanti tumbuh bunga dan kamu tidak bersedih Ney Sha ..." ujar Rehan merangkul Neysha untuk tenang.
"Hiks ... Hiks ... Iya Rehan makasih, jangan sampai mereka mengambil bunga kita lagi." ucap Neysha menghapus air matanya.
Flashback off
Seperti itulah Rehan, selalu menjaga dan membuat tegar Neysha ketika Neysha merasa sedih.Tapi sekarang ...
Tidak Neysha tidak ada gunanya menangis, Lo harus kuat andai Rehan masih ada pasti ia juga akan sama mengatakan ini.Dan bagian terakhir Neysha menaburkan bunga mawar di atas sembari berdoa untuk Rehan agar dia tenang.
Neysha selalu menitihkan air matanya, sungguh dia tidak bisa menahan air yang selalu mendobrak untuk keluar.Hari pun semakin larut, awan mendung berada diatasnya seolah mengajak untuk pulang.
Kevin yang tiba-tiba ada di belakang, mengajak Neysha untuk pulang bersama.Sebenarnya Neysha tidak ingin pulang, tapi suasana disana tidak mendukung hawanya mendadak dingin, daun yang berguguran memaksa Neysha untuk pergi.
Baiklah mungkin lain kali Neysha akan kembali untuk berziarah.***
Badan Neysha kini agak mendingan setelah mandi dengan air hangat.
Dia merebahkan diri di kasur, matanya sangat sembab dan masih mengeluarkan air, dia melihat langsung kejadian bagaiman Rehan terjatuh itu yang selalu ada dipikiran Neysha.Tok ... Tok ...
"Masuk ..." ucap Neysha dengan serak.
Klekk
Suara pintu terdengar ditengah keheningan, ruangan ini sangat gelap angin yang berhembus kencang membuat gorden berterbangan.Bulu kuduk Lena berdiri sebenarnya, ruangan ini menyeramkan.
Lena menekan tombol lampu agar ruangan tidak lagi gelap dan menutup jendela kaca agar gorden tidak terbang.Ya, untuk malam ini, Lena berinsiatif untuk menginap dan menemani sahabatnya.
"Badan lo panas Sha ..., Besok jangan berangkat ya?" pinta Lena memegang kening Neysha yang sangat hangat.
Lena membenarkan tubuh Neysha dan memberinya selimut lalu mengompres Neysha begitu halus."Gue besok berangkat, bosen dirumah," cicit Neysha.
"Oke kalau itu mau lo, tapi lo serius kan?"
"Iya Lena ..."
"Ya sudah, lo tidur ya."
"Lo jugakan?"
"Iya Sha," sahutnya.
***
Hari ini hari pertama Neysha menginjakan kaki di sekolah tanpa ada suara menyebalkan dari sosok Rehan.
Neysha please ... Kamu ikhlas, Rehan bisa tenang jika tidak ada yang menangisinya. Bisikan yang tiba-tiba muncul di kepala Neysha.
Dengan menghela nafas berat, "ya ... Aku ikhlas dan kamu semoga tenang disana," ucap Neysha.
Saat dikelaspun dia berusaha untuk tegar, tak sedikit teman-temannya juga ikut menghibur.
Nasihat dari guru ia dengar, cukup lega saat pak Doni menjelaskan untuk mengikhlaskan kepergian seseorang.
Baiklah iya ... Senyumannya pun kian terlihat.Bel istirahat berbunyi, sesaat Neysha berpikir untuk pergi ke taman belakang yang tempatnya sepi dan benar-benar hening.
Namun saat ia berada ditempat itu, Neysha mendengar tangisan dibalik pohon beringin, siapa? Entahlah perlahan ia menghampiri, rambutnya terurai suaranya semakin jelas.
"S-siapa?" tanya pelan Neysha, memegang pundaknya. Perempuan itupun menoleh dan langsung memeluk Neysha sambil menangis tersedu-sedu.
"Neysha, gue minta maaf gara-gara gue Rehan-" ucapnya menangis, dengan penuh penyesalan.
"Tidak apa, Sin. Ini bukan gara-gara lo kok ... Rehan udah tenang disana jangan tangisi lagi ya, gue mohon sama lo cukup beri dia doa," sambung Neysha mengelus punggung Sindy untuk menenangkan.
"Tapi Sha-"
"Udahlah Sindy. Jadi tadi pagi lo disini? Lo bolos pelajaran ternyata?" tanya Neysha mengalihkan pembicaraan.
"Iya,"
"Ya udah kita kembali ke kelas ya?" ajaknya.
"Iya Sha, tapi sebelumnya gue minta maaf sama lo, gue udah kasar sama lo, nyakitin lo."
"Santai-"
"Serius Sha, gue pengen kaya waktu dulu," potong Sindy tulus.
"Gampang itu, tinggal lo gak sombong dan mau nganter gue ke toilet itu cukup kok." ujar Neysha. Dan membuat keduanya tertawa.
Beberapa menit berlalu, Neysha kembali ke kelas bersama Sindy.
Jelas semua mata memandang keduanya kembali akrab. Syukurlah ..."Wah ... Ada yang baikan ya?" tebak Freedy.
"Silahkan duduk nona-nona cantik," ujar Tedi membersihkan tempat duduk mereka.
"Apaansih Ted?!" tanya Neysha tertawa kecil.
Huh ... Akhirnya mereka kembali berteman dan suasana mulai kondusif.
Beberapa mingu berlalu ...
Kbm pun berjalan normal, bayang-bayang Rehan masih ada tapi itu tidak membuat sedih namun doa yang terucap untuknya.
"Syukurlah ... Kakak juga ikut seneng Sha," ucap Zidni, setelah Neysha panjang lebar bercerita. Dan Neysha mengehela nafas panjang sembari tersenyum lega.
***
Vote dan vomment nya, butuh banget nih saran dari kalian 😄
Please ya ya ya ...
See you next partLove you Readers ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Prospect [COMPLETED]
Teen FictionIni hidupku Neysha bisa saja nanti akan berubah nama itu, maaf jika membuatmu terluka Aku berterimakasih kepada seseorang yang telah membuat warna indah di kehidupanku Perkataan menyakitkan kalian, bukan berarti melemahkan tapi itu memotivasi ku u...