PROSPECT- part 6

92 16 0
                                    

Setibanya didepan pintu rumah, jantung Neysha berdebar kencang dia takut papahnya memarahinya karena menyangkut hasil raport nya.

Klekk ...

Pintu terbuka, kedua mata Neysha mengarah satu pandangan tajam kekursi tamu. Shock ... tangisan meledak tidak bisa terbendung.
Melihat papahnya sedang berdua dekat dengan wanita lain yang bukan istrinya atau adiknya sangat dekat bahkan dikatakan tidak wajar jika hanya sebatas teman bisnis.

"Pah..." dengan nada sangat lemah.

"N-Neysha ... Sejak kapan kamu?"

"Baru pah baru saja Neysha melihat papah bahagia tanpa memikirkan perasaan mamah di sana, pah kenapa papah lakuin ini pah?" tanya Neysha sangat lemah.

"Sudah sana jangan mikirin papah, kamu tinggal sekolah gratis dari papah makan, fasilitas semua gratis apa yang harus dipermasalahkan?" tanya Tn.prash marah.

"Hah ... itu memang tanggungan papah sebagai kepala rumah tangga seharusnya papah bersikap bijak tanpa adanya mamah disini papah jangan seenaknya gitu pah!" jawab Neysha spontan untuk pertama kalinya, Neysha berkata tanpa dipikir terlebih dahulu.

Disaat suasana kacau perempuan yang tadi bersama papahnya tiba-tiba melangkah pergi menuju pintu dengan mengucapkan satu kata "PERMISI" dengan wajah santai dan senyum sinisnya seperti tidak ada apa-apa di rumah besar milik Tn.Prash.

"Lo siapa!" tanya Neysha memegang tangan Tante itu dengan kuat.
"Apa hak Tante berduaan disini? Tante tau kan Tn.prash sudah memiliki seorang istri dan seorang anak!"

"Lepas!" mengayunkan lengannya yang digenggam Neysha.
"Hah wajar lah hak saya disini itu ya menemani." jawab Tante tanpa merasa berdosa.

"Ouh ... jadi Tante cuma simpanan itu maksudnya? Apa Tante sudah berkeluarga ? Hah ... jika belum kasian ya Tante gak laku sampe segitunya.
Atau sudah dan suami Tante membiarkan." ucap Neysha dengan menguatkan hatinya dan menghapus air mata nya agar terlihat tegar menghadapi situasi ini.

Plakkkk

Tamparan yang cukup keras diberikan papahnya kepipi Neysha yang membuat nya berwarna merah dan merasa memar.

"Risni ... kamu pulang sana." ucap Tn.prash menyuruh Tante itu pulang.

"Neysha apa yang kamu katakan? Sejak kapan papah mengajarkan kata-kata itu!
Mana hasil raport kamu, sekarang pembagian raport kan maaf papah gak bisa ngambil jadi Joko yang suruh mewakilkan?" tanya Tn.prash berbobot.

Deg-deg ...
suara detak jantung mulai terdengar dan yang ditakutkan Neysha terjadi

"Mm ... anu ... pah."

"Apa mana coba papah liat?" dengan nada masih marah.
"Sini." ucap Tn.prash mengambil tas Neysha dan langsung mengambil raport itu.

"M-maaf pah." ucap Neysha lemah.

Plakkkk

Neysha mendapat tamparan kedua dari papahnya.

"Kamu ngomong dari tadi seperti orang yang sangat pintar tapi kenyataannya kamu mendapat nilai ini." ucap Tn.prash menyodorkan raport kewajah Neysha.

"Belaga kamu! Papah gak mau tanda tangan lembaran kotor itu sana suruh Joko yang menandatangani. Saya kecewa Neysha.
Sekarang terserah kamu, kamu gak mau sekolah di sanakan, gak mau dikelas itu. Jadi terserah sekarang terserah kamu nganggur di rumah mau santai, makan, tidur ,nonton tv terserah Neysha papah gak mau ngatur kamu lagi!" tegas Tn.prash dan pergi keluar.

Tentu saja Neysha merasa sangat kacau entah mimpi apa semalam sehingga membuat hari ini bagaikan kiamat dihatinya.
Neysha berlari menaiki tangga dengan cepat dan masuk ke kamarnya, menangis sangat kencang meluapkan semua amarah yang dipendamnya.

Prospect [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang