Tinggalkan jejak kalian
Delbar Neysha
Huahh ... Pagi ini adalah hari libur bagi kami, tetapi tidak bagi kelas dua belas.
Ya, mereka sedang berjuang untuk mendapatkan hasil yang maksimal di ijazahnya.
Aku senang tapi tidak suka, maksudku aku senang jika dia lulus tapi tidak suka karena pasti akan berpisah ...
Berpisah itu mudah ... Haha jadi nyanyi sorry ya, setelah aku pikir lagi kenapa aku harus seperti itu biarkan saja biarkan dia pergi.
Karena selama ini juga kan aku tidak bertemu dengan Zidni biasa saja.Yah jadi disebutin kan namanya,
Bertemu juga dia menghindar, entahlah mungkin semua telah usai.
Sampai disini, terimakasih pernah ada di hatiku.Sudah sudah, jangan ingat dia lagi sekarang saatnya bangun dari tidur dan bersiap untuk lari pagi.
Lena dan Sindy pasti sudah menungguku disana, aku bersiap dan mengayunkan sepedaku dengan kecepatan rata-rata.
"Morning Nesa, ..." sapa Zeen.
Apa? Zeen, untuk apa dia kemari.
"Pagi," jawabku singkat.
"Lena, Sindy kalian darimana lama banget?" tanyaku pada mereka berdua.
"Cie duaan aja nih ..." ledek Sindy.
"Iya haha,"
Kamipun melakukan aktivitas seperti biasa dikala libur dan berakhir di rumahku untuk sarapan, mandi dan istirahat.
Saat kami sedang asyik menonton film Drakor, (ketika sang pujaan memutuskan untuk pergi) ... Tiba-tiba, ada seseorang yang memegang knop pintu kamarku.
Klekk
Benar saja, itu Nita lebih lengkapnya Nita Dwirisni. Aku tidak ingin memanggilnya Risni karena nama itu mengingatkan kejadian saat sebelum mamah memutuskan pergi.
Ya, aku memanggilnya Nita. Tapi ada apa dengannya sekarang raut wajahnya sangat menyeramkan tidak seperti biasanya, apa dia ingin menunjukan watak aslinya dulu.
Tidak, semoga dugaanku salah.
"Neysha, kau mengambil gelang baruku dilaci?" tanyanya,
Oh tidak, ternyata dugaanku benar."Tidak Maru," jawabku, sungguh aku tidak tau tentang hal itu.
Oh ya, Maru adalah singkatan dari Mamah baru.
"Tadi malam, kamu masuk kan ke kamar saya dan tau kalau Prash memberikan gelang padaku?"
"Iya, lalu?"
"Lalu dimana kamu menyembunyikannya?" tanya Nita, mengacak laci-laci dikamarku.
Aku malu melihat Nita seperti itu, disini dikamar ada dua temanku, dia tidak malu menuduhku seperti itu?
"Bukankah kamu sudah diberikan liontin mahal kemarin malam?" tanya Nita, sepertinya dia iri denganku tapi untuk apa dia iri bukannya Nita sudah diberikan segalanya oleh papah.
"Iya terus kenapa?" tanyaku mulai jengah.
"Kenapa kamu ambil gelangku?!"
Aku hanya diam mendengarkan dia berceloteh tidak jelas.
Sampai akhirnya Kevin datang dan meredakan kemarahan ibunya."Mah ada apasih?" tanya Kevin.
"Gelang mamah diambil Neysha, Vin ..." adunya.
"Tidak mah, gelangnya ada ditas mamah bukannya tadi malam mamah yang nunjukin terus ditaro ditaskan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Prospect [COMPLETED]
JugendliteraturIni hidupku Neysha bisa saja nanti akan berubah nama itu, maaf jika membuatmu terluka Aku berterimakasih kepada seseorang yang telah membuat warna indah di kehidupanku Perkataan menyakitkan kalian, bukan berarti melemahkan tapi itu memotivasi ku u...