Twenty Three

979 148 9
                                    

"Gook Cha Kyung? Bukankah dia..."

"Nde hyung, dia dulu salah satu pemegang saham Bae Group,"

Kang tampak berpikir, ini sangatlah ganjil menurutnya. Mengapa mobil Gook Cha Kyung ada disitu? Siapa dua orang yang menggunakan mobil itu? apa hubungan mereka dengan ketua Gook?

Seingat Kang, Ketua Gook tidak memiliki kerabat sama sekali. Perempuan itu dulunya hanya seorang anak yatim piatu di sebuah panti asuhan dan juga ia tidak pernah menikah, jadi kemungkinan dia mempunyai seorang kerabat hanyalah nol koma sekian persen bukan?

"Apakah dia ingin menjadi pemegang saham terbesar? jadi dia menyingkirkan Tuan Bae?" sangka Kang.

"Tapi hyung, kalau dia ingin melakukan itu bukankah harusnya dia langsung mengambil alih perusahaan Bae Group?"

"Kau benar Byul, tapi ia tidak melakukan apapun dan kini Bae Group sudah bangkrut, jadi apa alasannya?"

"Ini sangat aneh" lirih Kang.

.

.

.

"Sst Letnan Bae, sst" bisik Sersan Jang.

Merasa terpanggil, Joohyun melepas earphonenya, "Ada apa Gyuri-ah?"

"Kapten memanggilmu," jawab Sersan Jang.

"Kenapa?" tanya Joohyun bingung. Sersan Jang mengendikkan bahu, "Entahlah, tapi dia bersama seseorang tadi"

"Baiklah, aku akan menemuinya" ujar Joohyun lalu menutup video rekaman cctv yang ia amati kemudian berjalan menuju ruangan Kapten Nam.

Tok tok

"Silahkan masuk" sahut Kapten Nam dari dalam.

Joohyun membuka pintu, "Anda memanggil saya kapten?" tanya Joohyun.

Kapten Nam mengangguk, "kau ingat kemarin aku memintamu apa?"

"Tentu kapten"

"Bagus, sekarang aku ingin kau membimbing polisi baru kita" ucap Kapten Nam menunjuk seorang pria didepannya.

Pria itu berdiri lalu memutar badannya kearah Joohyun. Pandangan mereka bertemu selama lima detik. Pria itu kemudian tersadar lalu segera membungkuk.

"Oh Il Seung imnida" ucap pria itu memperkenalkan diri.

"Bae Joohyun imnida" balas Joohyun.

"Mulai sekarang, kau akan bertugas sebagai Sersan Oh dan kau akan dibimbing oleh Letnan Bae, mengerti?"

"Saya mengerti kapten!"

"Bagus, kalian bisa keluar sekarang" ucap Kapten Nam.

Joohyun dan Il Seung pun berjalan keluar. Joohyun berjalan terlebih dahulu, sedangkan Il Seung mengikutinya dari belakang.

Tiba-tiba Joohyun berhenti, Il Seung ikut berhenti. Joohyun lalu memutar badannya, memperhatikan Il Seung dengan seksama.

"Kau," ucap Joohyun sambil menunjuk Il Seung.

"Jangan coba-coba berdiri didekatku"

Dahi Il Seung mengerut, "kenapa?"

"Ck, 'kenapa Letnan?' harusnya kau bertanya seperti itu, ingat kau itu bawahanku" koreksi Joohyun dengan cepat.

"Ah nde, kenapa Letnan?" ulang Il Seung.

"Kau... terlalu tinggi," gumam Joohyun lirih.

"Anda bilang sesuatu Letnan?" tanya Il Seung

"Tidak, aku tidak bilang apa-apa" elak Joohyun

"Lalu kenapa anda meminta saya tidak berdiri didekat anda Letnan?"

"Tidak apa-apa, aku hanya belum terbiasa berdiri disebelah orang asing" ucap Joohyun beralasan.

"Baiklah jika begitu, mulai sekarang aku akan berdiri lima meter dari anda Letnan." Ucap Il Seung dengan tersenyum simpul.

"Bagus, aku jaga kata-katamu anak baru," ujar Joohyun lalu mereka berjalan kembali.

Baru lima langkah, Joohyun berhenti lagi, lalu bertanya kepada Il Seung, "Berapa tinggi badanmu?"

Il Seung tidak menyangka pertanyaan dari seniornya itu, "seratus delapan puluh empat senti seingat saya"

Joohyun mendengus, "tidak adil"

Lalu mereka berjalan kembali. Il Seung mencoba untuk memecah keheningan di antara mereka, "kalau Letnan berapa?"

"Apanya?" Balas Joohyun.

"Tinggi badan anda berapa Letnan?" tanya Il Seung lebih jelas.

"Yak! Kau mau membandingkan tinggiku dengan tinggimu?" ujar Joohyun kesal.

"Bukan begitu Letnan, saya hanya bertanya" ucap Il Seung lirih dengan kepala sedikit menunduk.

Joohyun mendengus lagi, "Seratus lima puluh delapan"

Il Seung mengangkat kepalanya, "Apa?"

"Tinggikuseratus lima puluh delapan senti." ulang Joohyun kemudian dia berjalankembali. Il Seung tersenyum tipis lalu mengejar Joohyun yang sudah agak jauh.


MissingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang