Kang POV
Sudah seminggu sejak Detektif Shin membawaku dan Byul ke Kim's pizza tetapi sampai sekarang dia tidak menemuiku ataupun Byul lagi. Hari ini sangat cerah, jadi aku memutuskan untuk berkeliling kota sekalian melatih diriku lagi agar tidak lupa.
"Hyungg..." Byul merengek padaku. aku meliriknya sekilas, "Kenapa Byul-ah?" tanyaku. "Aku sudah lelah hyung, tidak bisakah kita istirahat sejenak?" jawabnya masih sambil merengek. Aku mengangguk setuju, jujur aku juga sudah lelah. Kami sudah berkeliling selama 2 jam kurang lebih.
Di jalan aku menemukan banyak hal menarik. Seperti nenek tua dipojok pasar yang sudah bertemu lagi dengan anaknya ataupun bapak penjual buah yang dulu sering memberikan kami makanan sekarang tokonya sudah berkembang pesat.
Yah... walaupun kami berandal cilik dan juga bisa dibilang seorang pencuri, tetapi kami sebenarnya tidak sering mencuri. Aku dan Byul lebih senang membantu orang-orang agar bisa mendapat makanan. Sama seperti Robin Hood!
Hanya saja itu berbeda bagi orang-orang berada, harus aku akui kalau aku memang mencuri makanan mereka. Hanya makanan, tidak lebih. Aku sadar jika aku memang tidak mempunyai apa-apa ataupun saudara yang bisa kumintai tolong. Jadi aku terpaksa melakukannya.
.
.
.
Sekarang aku dan Byul sedang beristirahat di taman kota. Banyak orang yang berlalu lalang melewati kami. Aku merebahkan diri di bangku taman, sedangkan Byul duduk disampingku.
kruyukkk~~
Perutku sedikit berbunyi saat aku mencium aroma sosis bakar yang dijual tidak jauh dari tempatku dan Byul. Kami belum makan daritadi pagi dan sekarang sudah siang, tentu saja perutku akan berbunyi.
Aku mencoba untuk menahan rasa laparku karena sangat lelah. Aku memilih beristirahat sejenak sebelum pergi mencari makan. Byul sudah tertidur disampingku, aku rasa dia benar-benar lelah. Saat aku hampir tertidur, aku merasakan seseorang menguncang-guncangkan badanku.
Aku terbangun lalu melihat ke orang tersebut. Aku memutar bola mataku malas.
"Ck, apa yang kau lakukan disini?" tanyaku dengan nada malas. Orang dihadapanku ini hanya menatapku tajam.
"Darimana saja kau? aku mencarimu dari minggu lalu." jawabnya dengan nada mengintrogasi. "Apa urusanmu?" tanyaku sinis. "Kau sudah mengingkari perjanjian kita," dia masih menatapku tajam.
"Perjanjian apa Bae Joohyun-ssi?" aku bertanya dengan nada kesal.
"Perjanjian tentang gelangmu itu." jawabnya sambil menunjuk gelang yang berada ditangan kananku.
"Apa maksudmu?" tanyaku tak mengerti.
"Bukankah kubilang aku akan mengembalikannya jika kau berjanji untuk tidak mencuri?"
"Aku ingat itu, tapi aku tak mengerti apa maksudmu."
"Kau tidak mengerti atau berpura-pura tidak mengerti?" dia menatapku penuh selidik.
"Aku tidak pernah melanggar perjanjian kita." jawabku tak terima. Tiba-tiba ia memperlihatkan handphonenya padaku. Dia menunjukkan sebuah foto. Aku memperhatikan foto itu dengan seksama.
Mataku membulat. Bagaimana ia bisa mendapatkan foto itu?
"Kalau begitu, bisa kau jelaskan siapa yang ada difoto ini?" tanyanya memojokkanku.
"Umm... itu aku," jawabku pasrah. Dia tersenyum menang begitu mendengarkan jawabanku.
"Lalu apa yang sedang kau lakukan Kang-ssi?" tanyanya lagi. Aku menatapnya kaget, bagaimana ia bisa tahu namaku?
"Kau tidak bisa meremehkanku Kang-ssi, aku juga bisa tahu namamu." ucapnya seolah bisa tahu isi kepalaku.
"Jadi ... apakah kau bisa menjelaskan tentang foto ini?" ulangnya. Aku menolehkan kepalaku ke samping, tidak ingin menjawab. Gadis itu belum menyerah, ia tetap memperlihatkan foto itu dihadapanku. Aku menatapnya kesal, "Itu bukan urusanmu Bae Joohyun-ssi."
"Jika kau tidak mau menjawabnya apakah aku perlu menanyakannya pada rekan disampingmu itu?" ancamnya sambil melirik ke arah Byul yang masih tertidur.
"Jangan ganggu dia."
"Tergantung padamu Kang-ssi."
Aku menelan ludah. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Apakah aku harus jujur padanya jika aku seorang informan? tapi seorang informan tidak akan pernah memberitahukan dirinya dan itu adalah hal yang sangat kuyakini.
Aku masih terdiam, bingung apa yang harus kukatakan. Sampai seseorang datang...
"Siapa ini Kang-ah?" tanya seseorang dari belakangku. Aku mendongak menatap seseorang disebelahku, lalu tersenyum senang. 'Anda datang disaat yang tepat tuan..' batinku.
"Eoh, dia adalah Bae Joohyun tuan," jawabku cepat. "Bae Joohyun?" dia mengulang jawabanku, dia tampak berpikir keras, seperti mengingat sesuatu.
"Ah! aku ingat, apakah kau anak dari direktur Bae Group?" tanya Detektif Shin pada Joohyun. Joohyun hanya mengangguk pelan.
"Apa yang sedang anda lakukan, Nona?" tanya Detektif Shin ramah. Joohyun tidak menjawab, malah dia sekarang menatapku seakan bertanya, 'siapa pria ini?'
Aku mengangkat bahu, tidak berniat memberitahunya tentang Detektif Shin. Merasa didiamkan, Detektif Shin kembali bertanya, "Apakah anak ini mengganggu Nona?"
"Yak! sudah kubilang jaga sikapmu bukan!" serunya tiba-tiba kepadaku. Aku terkejut, mengapa tiba-tiba Detektif Shin berseru padaku? dan sepertinya tidak hanya aku yang terkejut karena Byul saat ini terbangun dengan wajah terkejut.
Byul menatap kami linglung, "Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanyanya sambil mengucek matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing
ActionBetween ambition, love, and sacrifice Started : 30/07/2018 End : 04/06/2020