Eleven

1.1K 171 15
                                    

Tiga minggu kemudian

"Yaakkk, kejar anak itu!!"

Terlihat seorang anak laki-laki berlari keluar dari sebuah gudang bekas, dia mendekap sebuah buku dengan erat. Dibelakangnya terdapat lima pria berbadan kekar yang mengejarnya. Pria-pria itu terus meneriaki anak laki-laki yang membawa kabur buku yang sangat penting bagi kelompok mereka itu.

Anak laki-laki itu berbelok ke arah sebuah pasar yang lumayan ramai. Ia berlari dengan cekatan, berlari diantara orang-orang yang sedang berbelanja. Dia masuk ke dalam pasar melewati jalan-jalan kecil yang ada, hingga ia berhasil keluar disisi lain pasar.

Dia melihat kebelakang, sekarang hanya terdapat 3 orang yang mengejarnya. Dia berlari ke arah jalan raya.

'ckkkiiitttttt'

Sebuah mobil berwarna hitam berhenti didepannya. Anak itu segera membuka pintu mobil dan masuk kedalamnya. Segera setelah anak itu masuk, pengemudi mobil itu melajukan mobilnya dengan kencang.

Dari kaca spion terlihat orang-orang yang mengejar anak itu berteriak memaki karena kesal kehilangan anak laki-laki itu.

"Kerja bagus Kang." puji Detektif Shin yang ternyata adalah pengemudi mobil itu.

"Hah hah hah, anda tahu hah, aku hah hampir mati saat ketahuan mengambil buku ini," keluh kang sambil mengatur napasnya.

"Aku tahu.. makanya aku menyuruhmu untuk menyusup, bukan langsung mencurinya."

"Aku yakin bos mereka pasti sangat marah sekarang." ujar Kang setelah kembali bernapas dengan normal

"Tentu saja, kita berhasil mengambil buku bukti penggelapan uang mereka."

"Tapi tuan... bagaimana jika mereka terus mengejarku? Aku bisa mati jika mereka menandaiku." ucap Kang sedikit khawatir.

"Tenang saja, aku sudah mengurusnya, aku jamin keamananmu."

"Benarkah? baiklah kalau begitu."

Lalu hening. Tidak ada pembicaraan lagi diantara mereka. Detektif Shin sibuk menyetir sedangkan kang hanya melihat pemandangan kota dari jendela samping mobil. Mobil mereka melaju lebih lambat karena lalu lintas yang sedikit tersendat.

"Apa kau sudah memikirkannya Kang?" tanya Detektif Shin tanpa melihat ke arah Kang.

"Huh? tentang apa?" Kang menoleh ke arah Detektif Shin.

"Tes kepolisian itu." jawab Detektif Shin. "Ah, itu..." Kang tampak berpikir sejenak, ia bingung harus menjawab apa. Detektif Shin menghela napas sejenak, "Aku pikir itu akan bagus untuk masa depanmu."

Kang diam, tidak merespon. Pikirannya tengah beradu saat ini. Sebenarnya dia ingin mengikuti tes tersebut tetapi disatu sisi dia merasa tidak pantas setelah apa yang ia lakukan selama ini.

"Kemampuanmu itu bagus, akan jadi sia-sia jika tidak digunakan dengan benar." ucap Detektif Shin membujuk secara halus.

"Bukankah Byul juga mempunyai kemampuan yang sama denganku?" balas Kang. "Kenapa anda hanya menyuruhku?" lanjutnya lagi.

"Kemampuan Byul memang bagus, tetapi kemampuannya masih dibawahmu. Selain itu dia belum cukup matang untuk ikut tes itu." jelas Detektif Shin.

"Aku tidak akan memaksamu, tetapi kau harus tahu satu hal," Detektif Shin diam sebentar lalu melanjutkan ucapannya, "Kau tidak akan menyesal mengikutinya, aku yakin itu."

.

.

.

Mobil yang ditumpangi kang berhenti di taman kota. Kang turun dari mobil itu setelah mengucapkan terima kasih kepada Detektif Shin.

"Tolong pikirkan lagi tawaranku, aku harap aku mendapat kabar bagus." ucap Detektif Shin lalu melajukan mobilnya menjauh dari taman kota.

Kang berjalan menuju basecamp mereka. Untuk tugas tadi memang hanya Kang yang ditugaskan oleh Detektif Shin, jadi Byul ditinggalkan sendiri di basecamp. Tapi memang pada dasarnya Byul tidak bisa berdiam diri sehingga dia hanya berjalan-jalan mengelilingi kota hingga hyungnya pulang.

Tetapi sepertinya hari ini sedikit berbeda karena Byul kedatangan seorang tamu yang tidak disangka-sangka. Dia yakin hyungnya akan kaget ketika melihat 'tamu' ini dan benar saja, saat ini Kang berdiri mematung melihat dongsaengnya yang sedang bermain dengan seseorang. Seorang gadis lebih tepatnya.

"Oh hyung! Cepat kemari!" seru Byul memanggil Kang. Kang tersadar dari lamunannya. Anak perempuan itu ikut menengok ke arah Kang yang berdiri tidak jauh dari mereka. Lalu ia tersenyum manis kepada Kang ketika kang mulai berjalan mendekati mereka.

"Sedang apa kau disini?" tanya Kang tanpa basa-basi. Joohyun mengerutkan keningnya, "Kau tidak lihat? aku sedang bermain disini." jawabnya cepat.

"Dengan adikku? itu cukup aneh bagiku."

"Jadi dia adikku?"

"Jawab saja pertanyaanku."

"Pertanyaan yang mana?"

"Kenapa kau bermain dengan adikku?"

"Apa aku tidak boleh bermain dengannya?" Kang terdiam, tidak bisa membalasnya.

"Lagipula dongsaengmu tampak senang saat bermain bersamaku." lanjut gadis itu lagi sambil menatap Byul yang masih bermain.

"Jangan temui kami lagi."

"Mengapa?" tanya Joohyun. Kang menatapnya datar, "lakukan saja, jangan banyak bertanya."

"Tidak mau, kau tidak memberikanku alasan bagus untuk melarangku menemuimu."

"Apa aku harus memberikan alasan?" Kang memicingkan matanya.

"Tentu saja!" Kang menghela napasnya, sulit sekali untuk berdebat dengan gadis ini.

"Jangan temui kami lagi karena aku tidak suka melihat wajahmu." ucap Kang tegas. Joohyun terdiam sejenak lalu tertawa, "Hanya karena itu?" Kang menatap Joohyun heran, "Ya, hanya karena itu."

"Alasanmu sungguh tidak masuk akal." ujar Joohyun memberikan pendapatnya.

"Aku tidak butuh pendapatmu." ucap Kang tak acuh.

"Kau yakin tidak suka melihat wajah cantikku ini?" ucap Joohyun percaya diri. Kang tertawa sinis, gadis ini sungguh mempunyai rasa percaya diri yang luar biasa, "Aku rasa kau perlu membeli sebuah cermin Nona, aku tidak menganggapmu secantik itu." balas Kang sarkas.

Joohyun semakin tertawa saat mendengarnya, "Baiklah, untuk kali ini aku akan menurutimu,"

"Tapi jangan menemuiku lagi oke? jika kau menemuiku lagi maka aku anggap kau menyukaiku." lanjutnya lagi. Kang terdiam sejenak lalu mengangguk pasti, "Oke, aku setuju."

Joohyun mengambil jarikelingking kang dengan jari kelingkingnya, lalu melakukan gerakan pinkyswear. Gadis itu tersenyum sinis, "Kau sudah berjanji padaku, kitalihat siapa yang tidak bisa menepati janjinya." lalu Joohyun berjalanpergi setelah berpamitan dengan Byul. Kang hanya menatap punggung Joohyun yangsemakin kecil lalu menghilang dari pandangannya.

MissingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang