Eighteen

1K 136 10
                                    

Joohyun POV

Malam semakin larut, aku meringkuk kedinginan didekat tumpukan box kayu yang sudah tidak terpakai. Aku melirik jam tanganku, sudah enam jam sejak Kang menurunkanku dari mobil dan pergi meninggalkanku.

Aku menatap gelisah sekitarku, berharap pemuda bermata sipit itu muncul untuk menjemputku. Aku sangat ingin pulang, aku tidak ingin membuat Ibu khawatir dan bersedih. Cukup berita tentang Ayah yang sudah menjadi trending topic di negara ini yang membuat Ibu sedih dan terpukul.

Tap.. tap.. tap..

Aku menajamkan indra pendengaranku saat mendengar langkah kaki yang mendekat kearahku. Badanku menegang ketika suara langkah kaki itu semakin jelas terdengar. Apakah itu Kang? atau orang-orang yang mengejar kami tadi berhasil menemukanku?

Aku semakin menyembunyikan badanku dibelakang box kayu itu. Napasku tertahan begitu aku melihat sepasang kaki yang berhenti beberapa meter didepan tempat persembunyianku.

Agak lama orang tersebut berdiri disana, tidak bergerak sama sekali. Tiba-tiba ia menghadap kearah kiri dimana ia bisa melihat box-box kayu tempatku bersembunyi. Ia kemudian melangkah, berjalan menuju kearahku. Aku semakin menahan napasku, berusaha untuk tidak membuat suara.

Orang itu kini tepat berada didepan tempat persembunyianku. Keringat dingin melucur dari pelipisku begitu tangan orang tersebut bergerak untuk mengambil salah satu box. Sialnya, orang tersebut mengambil box yang menutupi kepalaku.

.

.

.

Kang POV

Tap.. tap.. tap..

'welcome to John F. Kennedy International Airport..'

Hanya dalam beberapa jam kini aku sudah berada di belahan dunia yang lain. Byul masih setia berjalan disampingku. aku berjalan menyusuri salah satu bandara tersibuk di dunia itu. Tampak banyak orang berlalu lalang didepanku, terkadang tidak sengaja menyenggol bahu orang lain namun hanya dibiarkan begitu saja.

Mataku sibuk mencari plakat yang terdapat namaku ataupun Byul. Sedikit sulit untuk menemukan nama kami diantara puluhan orang yang memegang plakat nama— menunggu orang yang disuruh untuk dijemput datang.

"Hyung-" Byul menarik lengan kemejaku, membuyarkan konsentrasiku yang sedang berusaha mencari namaku ataupun Byul. Aku menoleh kearahnya dan melihat Byul yang sedang menunjuk kearah seorang pemuda tegap dengan setelan jas yang terlihat pas di badannya.

Mataku teralihkan kearah plakat nama yang ia bawa. Shin Nam Gi-ssi. Mataku membulat. Ini tidak seperti apa yang dikatakan Detektif Shin. Aku berjalan mendekati pemuda itu, Byul mengekoriku dari belakang.

"excuse me,"

pemuda itu menatapku sejenak, "are you talk to me? " tanyanya sambil menujuk dirinya sendiri.

"yes sir"

"what can i do for you "

"Are you looking for Mr. Shin "

"Oh, yes, I'm looking for him, why?"

"are you Mr. Hwang?"

"Yes, my name is Hwang Leo, do i know you?"

"Nice to meet you sir! " seru Kang lalu menjabat tangan pemuda itu.

"Eh?"

"My name is Kang, Mr. Shin told me to come here to meet Mr. Hwang."

"Oh! Jadi kau yang selalu diceritakan oleh Paman Shin?" tanya pemuda itu dengan semangat.

"Paman Shin?" ulangku. Pemuda itu mengangguk, "Dia adalah teman ayahku, aku dulu sering bermain dengannya." Kang dan Byul mengangguk paham.

"Aku sangat ingin bertemu dengan kalian berdua." ucap pemuda itu dengan tersenyum hangat. "Ah, Terima kasih ng-"

"Panggil saja Leo, kalian bisa memanggilku Leo hyung."

"Ne, Terima kasih Leo hyung."

"Apakah kalian hanya berdua? Sepertinya tadi Dad bilang aku harus menjemput tiga orang?" tanya Leo hyung. "Nde hyung, Kim hyung masih akan menyusul, masih ada yang harus ia kerjakan." jawab Byul.

"Ah jadi begitu,"

"Kalian sudah mengambil barang bawaan kalian?" aku dan Byul mengangguk kompak. "Tidak ada yang tertinggal?" lagi-lagi aku dan Byul mengangguk kompak.

"Baiklah, mari aku antar kalian ke rumah tempat kalian tinggal selama di NewYork." ucap Leo hyung lalu berjalan menuju tempat parkir mobil. Aku dan Byul segera mengikutinya dari belakang.

.

.

.

Dalam perjalanan menuju tempat tinggal kami, Leo hyung banyak bercerita tentang dirinya dan keluarganya. Dari Leo hyung aku jadi tahu bagaimana mr. Hwang dan Detektif Shin saling mengenal. Sesekali dia juga bercerita tentang adiknya yang manja sekali kepadanya dan mr. Hwang.

Byul selama diperjalanan juga terlihat bersemangat, dia bahkan tidak bisa diam duduk di mobil Leo hyung. Aku rasa ini karena pertama kalinya baginya pergi hingga ke negeri orang. Terkadang Byul ikut menanggapi cerita dari Leo hyung.

Byul hari ini lebih banyak tertawa dan aku rasa itu bagus. Sebenarnya aku sedikit khawatir padanya saat Detektif Shin menyuruhku dan Byul pergi ke Amerika bersama Taeyeon hyung. Byul terlihat sedikit tegang saat pesawat akan take-off dan sekarang aku merasa sedikit lega saat melihat ia bersenang-senang dengan Leo hyung hari ini.

Tidak terasa, kami sekarang sudah memasuki kawasan sebuah rumah yang bisa dibilang sangat luas untuk ditempati sebuah keluarga.

Ceklek

"welcome to our house Kang, Byul.." sambut Leo hyung sambil membukakan pintu mobil untukku dan Byul.

Mulutku dan Byul terbuka lebar, merasa takjub dengan rumah yang akan kami tinggali ini. Leo hyung hanya tersenyum tipis melihat reaksiku dan Byul.

"Ayo kita masuk, ayah sudah menunggu daritadi," ajak Leo hyung berjalan memasuki rumah. Kami mengikutinya dari belakang. Begitu kami akan masuk ke ruang keluarga, kami disambut oleh para pelayan yang berdiri didekat pintu. Mereka langsung menunduk hormat begitu kami masuk.

Dipojok ruangan, disebuah sofa tunggal, terdapat seorang pria yang jelas lebih tua dari Leo hyung. Pria itu langsung berdiri dan menyambut kami dengan tersenyum lebar lalu memelukku dan Byul. Aku dan Byul mematung seketika, tidak terbiasa dengan suasana seperti ini.

"Bagaimana perjalanan kalian?" tanya pria itu ramah. "Perjalanannya sangat menyenangkan Mr. Hwang, mm.. aku dan adikku sangat menikmatinya," tanganku sedikit bergetar karena gugup saat menjawab pertanyaan tadi.

"Apa Leo tadi membuat takut kalian saat berkendara?" aku dan Byul serentak menggeleng, "Leo hyung sangat keren saat menyetir tuan! aku ingin seperti dia!" jawab Byul dengan bersemangat. Mr. Hwang dan Leo hyung terkekeh saat mendengar jawaban polos Byul.

"Baiklah, kalian bisa beristirahat sekarang, kamar kalian persis disebelah kamar Leo, bisa tolong kau tunjukkan kepada Kang dan Byul jalan ke sana Leo?"

"Tentu saja, ayo ikut aku,"

"Oya, bisa tolong kau bawakan tas mereka Wilson? aku lupa mengeluarkannya dari mobil." pinta Leo hyung kepada salah satu pelayan. Pelayan itu menunduk patuh, "Tentu saja tuan." 

MissingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang