Last! Selamat membaca
Tiga tahun telah berlalu sejak kabar salah satu mantan Presiden Korea Selatan, Lee Jae Wook, tewas terbunuh di rumahnya. Tentu kabar ini mengundang kemarahan luar biasa dari warga Korea Selatan. Pada saat itu banyak masyarakat yang menyumpahi pelaku yang tidak diketahui identitasnya dan juga sampai saat ini belum tertangkap.
Namun itu dulu, sebelum berita mengenai segala kecurangan dan perilaku buruk sang mantan presiden tersebut terungkap. Termasuk fakta bahwa Lee Jae Wook lah dalang dibalik pembunuhan Bae Jung Won. Hal ini terkuak ketika Ketua Gook Cha Kyung secara sukarela menyerahkan diri yang kemudian langsung diperiksa oleh pihak kepolisian.
Sontak hal itu membuat kemarahan masyarakat berbalik ke arah pihak Lee Jae Wook. Banyak yang mengatakan ia pantas mati dibunuh, tetapi tidak sedikit pula yang menyayangkan kematian sang mantan presiden tersebut dengan alasan setidaknya jika Lee Jae Wook masih hidup, ia dapat mengalami hukuman sosial dari masyarakat Korea.
Dalam tiga tahun ini, awalnya sangat berat bagi Joohyun. Dia mendapat peringatan dari Kapten Nam karena ia dinilai bertindak gegabah saat ia pergi tanpa memberi tahu pihak kepolisian yang lain ketika ia mengetahui keberadaan Kang Seulgi saat itu. Gyuri yang ikut bersamanya saat itu juga terseret, tetapi ia tidak mendapatkan sanksi seberat Joohyun.
Selama Joohyun menjalani tindakan pendisiplinan, ia juga mencoba mencari keberadaan Kang yang kembali 'menghilang'. Bahkan Byul saja tidak tahu dimana dia sekarang. Orang-orang yang selama ini berada di sekitar Kang juga menggeleng ketika ia bertanya apakah mereka tahu keberadaan Kang saat ini.
Kini, Joohyun sudah kembali bertugas. Kesibukannya di Kepolisian membuat ia sedikit 'lupa' tentang pemuda bermata monolid dan berambut cepak itu. Fokusnya kembali ke pekerjaan miliknya. Walaupun terkadang saat ia sendiri, ia terlihat sering melamun karena memikirkan Kang.
Hal tersebut tentu tidak lepas dari pengamatan para rekan kerjanya. Baik Gyuri maupun Seoyeon selalu berusaha untuk membuat atasannya itu 'kembali bersemangat'. Wendy juga semakin sering mengajaknya keluar untuk sekadar mencari udara segar.
"Bagaimana pekerjaanmu?"
"Seperti biasa, sibuk mengurusi berkas kasus yang belum selesai."
"Tidak bisakah kau beristirahat sebentar? lihat matamu itu, sudah mirip seperti panda" ejek Wendy yang sebenarnya mengkhawatirkan sahabat dekatnya itu.
Joohyun mendesah pelan, "Seandainya aku bisa, pasti akan aku lakukan."
"Aigoo, kau pasti bisa. Kau saja yang memaksakan diri. Awas saja jika aku mendengar kau jatuh sakit, aku tidak akan membiarkanmu pergi dari ranjangmu barang sedetik pun!"
"Hmm, aku tidak akan memaksakan diri." ucap Joohyun sambil meminum kembali soju didepannya.
"Lalu bagaimana dengan Kang Seulgi? kau masih mencarinya?"
Joohyun mengangguk, "Tapi saat ini aku sangat sibuk mengurusi kasus pencopetan yang marak terjadi akhir-akhir ini. Sial! para pencopet itu benar-benar menyusahkan." gerutu Joohyun kesal.
Wendy menepuk pelan lengan sahabatnya itu, tanda bahwa ia ikut bersimpati dengan kesibukan yang dialami Joohyun. Malam itu, mereka berdua larut dalam obrolan mengenai kehidupan mereka masing-masing. Tentu saja ditemani dengan soju-soju yang ada didepan mereka.
.
.
.
"Akh ... kepalaku ..." keluh Joohyun yang baru saja terbangun dari tidurnya. Kepalanya terasa pusing, akibat ia meminum terlalu banyak soju semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Missing
ActionBetween ambition, love, and sacrifice Started : 30/07/2018 End : 04/06/2020