Author udah dapat jawaban untuk mengatasi kebingungan yang mengahtui author kemarin.
Ada dua pendapat, yang berbeda. Tapi kedua pendapat itu saling mewakili perasaan author.Pelukah author tag, dua akun yang ngasih saran yang ngena banget ini??
Buat kalian, yang ngasih pendapat buat aku.. Aku ucapin banyak banyak terimakasih... Aku tau, gak perlu aku tag pun kalian berdua bisa ngerasa:)
So!! Dari kedua saran itu..
Author putuskan, buat ngelanjut FF ini nulisnya dengan bahasa Formal aja. Sesuai sama kenyamaanan author, dan juga toh FF ini masih karya oertama author jadi gak perlu seperfect itu dulu..Author mohon maaf sebelunya, karna udah nge PHP-in kalian, rencana author buat ngubah tata kebahasaan FF ini Auhtor batalin:)
Sekali lagi mohon maaf yang sebesar besarnya..
Jangan benci sama author yah:)Jangan ilfeel juga sama karya author, karna author cuma berusaha buat yang terbaik buat karya pertama author ini. Author gak mau FF ini jadi pengalaman pertama yang buruk.
Siapa sih yang pengen dapat pengalama pertama yang buruk??
Gak ada!!
So!! Enjoy your life readers..
Love your self
Be your self..Maaf atas ketidak nyamananya dalam membaca.
Warning!!
Typo bertebaran
Happy Reading💜💜
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
"Hei.. Kau ini gadis yang baik!! kau cocok untuknya. Percayalah"
Tzuyu tersenyum mendengar ucapan Sana. "Gomawo eonni"
"Iya iya, sekarang tidur. Sudah larut malam"
"Baiklah" Tzuyu mulai merebahkan tubuhnya diatas kasur Sana yang empuk.
Sana beranjak dari tempatnya, dan bergegas keluar kamar.
"Eonni kau mau kemana?" tanya Tzuyu
"Aku akan ke dapur sebentar, tidurlah aku akan kembali"
Tzuyu hanya mengangguk lalu mulai memejamkan matanya.
Tidak lama, Sana kembali masuk kekamarnya. Ia melihat Tzuyu sudah tertidur. Wajah nya tampak sangat damai. Sana tersenyum melihat wajah 'adik'nya itu.
Adik? Ya adik, ia sudah menganggap Tzuyu seperti adiknya sendiri. Ia menggambil posisi dan berbaring di sebelah Tzuyu.
"Aku mendukungmu!!" gumam Sana 'hampir' tidak terdengar
"Ia pria yang baik, aku mendukungmu"
"Meski rasanya sedikit sakit. Tidak bukan sedikit, tapi sangat sakit. Aku yakin rasa sakit itu bukan karna perasaan, itu hanya karna kenangan-kenangan bodoh yang ia beri, itu saja" lirih Sana.
"Semangat!! Perjuangkan cintamu. Aku mendukungmu!! Ku harap kisah cintamu denganya, tidak berakhir seperti kami" Sana mengelus pucuk kepala Tzuyu. Untungnya Tzuyu tidak bergeming. Pertanda ia sudah benar-benar terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
【COMPLETE】 You Are My Fate-TaeSana
Hayran KurguFollow me first~ Kosakata Baku, Semi Formal. Original story of NestyAnhastasha No plagiarism Start 30 Dec 2018 Finish 24 March 2019 ©NestyAnhastasha