19

2.8K 228 22
                                    

~••••~

I know
Yaksokhalge nega silmang an hage
Yaksokhaejwo geunyang
Jigeumcheoreomman~” [ Exo - Promise ]

Hara memandang ke arah luar melalui jendela yang ada di kamarnya. Lagu yang ia dengarkan membuat ia mengingat janji kakak kakak nya.

“kami semua akan ada untukmu”
“jangan sedih, kamu gak sendirian, ada kita”
“kami menyayangi mu, kami berjanji akan terus berada di samping mu”

Air mata Hara menetes tiba-tiba. Ia mengusap air matanya, lalu mengambil AirPods yang bertengger di telinganya.

Hara menghela nafas sejenak. Ia menutup mata, lalu menarik nafas dan menghembuskannya. Dan, air matanya turun lebih deras.

"Ter-hiks paksa," Ucap nya disela-sela tangis.

"Mama, ayah! Hara rindu."

~••••~

Ruang tamu dipenuhi oleh kakak kakak Hara. Xiumin terus terusan menoleh ke lantai dua. Ia berdiri dan hendak meninggalkan adik adik nya.

Suho mencegahnya, "Biar gue aja kak."

"Hara?" Panggil Suho didepan pintu kamar Hara. Tidak ada jawaban. Suho mengetuk pintu kamar Hara. Dan lagi lagi tidak ada jawaban.

Suho membuka pintu kamar Hara secara perlahan.

"Hara?" Panggil nya lagi.

Suho melihat ke sekeliling kamar Hara. Ia menemukan Hara yang sedang tertidur di kursi.

Suho tersenyum. Ia memindahkan Hara ke arah ranjang Hara secara perlahan.

Suho turun ke bawah.

"Gimana?" Tanya Xiumin saat melihat Suho turun kebawah.

"Dia tidur."

Xiumin mengangguk lalu menyuruh suho untuk duduk.

"Jangan terlalu di manjain kak."

Xiumin menoleh ke arah Luhan. "Maksud lo? Gue gak ada manjain dia tuh."

Luhan menghela nafas, "Lo manjain dia kak. Jangan terlalu diperhatiin juga. Bener kata adik adik. Dia sekarang jadi pembangkang gitu kan?"

"Pembangkang dari mana nya sih?"

"Dia selalu nolak kita. Kemarin dia pulang malem, terus dia berani bentak kita. Apa itu bukan yang namanya pembangkang?"

Xiumin tersenyum remeh.

"Apa kalian gak inget kata kata menyakitkan apa aja yang udah kalian ucapin ke hara?"

"Kita inget kak, dan kita tau kita salah. Tapi hara harus nya tau dan paham kalau kita itu capek."

"Luhan bener deh kayaknya," Tanggap Suho.

Xiumin menghela nafas, "Gue tau kalian capek, gue juga capek. Tapi apa kalian tau Hara juga capek?"

"Setiap malem gue denger dia nangis. Setiap malem gue denger dia minta ke Tuhan buat kesehatan kita. Supaya dia gak kehilangan orang orang yang dia sayangi lagi."

"Setiap malem gue denger dia ngeluh ke Tuhan bahwa dia capek."

"Bahkan itu sebelum mama dan ayah pergi."

Xiumin menghela nafas, "Kita gak tau hal berat apa aja yang dialami oleh setiap orang. Kalian capek, mungkin   Hara juga lebih capek."

Hening sejenak, "Entahlah terserah kalian."

Xiumin beranjak dari duduk nya, lalu pergi.

~••••~

Keesokan harinya..

Hara mengendap-endap, melangkah keluar dari rumah tanpa ingin diketahui siapa siapa.

Hara menghela nafas sesaat setelah ia berhasil keluar rumah. Jam masih menunjukkan pukul setengah enam pagi. Dan Hara sudah selesai bersiap pergi ke sekolah.

"Pak," Panggil Hara ke satpam penjaga rumah nya.

"Lho neng? Masih pagi lho neng."

Hara tersenyum lebar, "Anterin saya yuk pak, ke sekolah."

"Sekarang neng?"

Hara mengangguk, "Ayo pak!"

"Iya neng, bapak mau keluarin sepeda dulu."

Hara mengangguk lalu menunggu di depan gerbang kematian, salah. Maksudnya gerbang rumahnya.

"Ayo neng," Ajak satpam itu saat sudah didepan Hara.

"Makasih ya pak," Ucap Hara saat sudah sampai didepan sekolah.

"Masih ditutup gini kok neng."

Hara tersenyum tipis, "Gapapa pak, sengaja hehe."

"Gamau balik lagi ke rumah?"

Hara menggeleng, "Gak pak, makasih ya," Ujar Hara. Ia memberikan helm yang tadi ia pakai. Netranya tak lepas dari sepeda motor yang tadi ia naiki, pergi.

Hembusan nafas terdengar saat motor tadi tidak terlihat lagi. Ia melihat jam tangan nya. Ini masih cukup pagi.

"Gue harus nunggu dimana coba?" Tanya nya.

"Dingin banget," Ujar Hara sambil menggosok gosok kan telapak tangannya.

"Lain kali bawa jaket."

Hara menegang. Ia mengelus tengkuk nya. "Tadi ada yang ngomong?"

"Kok jadi serem gini sih, huaa."

Hara meyakinkan dirinya. Ia menengok ke samping kanan nya. Ternyata hanya satpam sekolah.

"Bapak, ngagetin aja."

Satpam itu tertawa, "Baru jam segini neng hara, kok udah disini aja."

Hara tersenyum lebar. Hati nya sedang berdebar. Bukan karena jatuh cinta, namun juga ia tak tau kenapa.

"Bapak gak mau buka gerbang nya?" Tanya Hara dengan seulas senyum manis.

Pak satpam menepuk dahi nya, "Keasikan ngobrol sampai lupa neng."

Hara hanya menanggapi dengan senyum nya. Ia menghembuskan nafas saat melihat lihat area sekolah nya yang masih sepi.

"Pak, pinjam kunci kelas saya ya, mau saya buka," Pinta nya.

~••••~









Bad Brother-Exo [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang