3

6.4K 464 7
                                    

~••••~

Daniel dan Hara berakhir di taman kota. Duduk di kursi besi dengan cat merah. Hara memandang ke arah depan, kosong. Daniel hanya melihat Hara, menunggu kapan perempuan tersebut menceritakan masalahnya.


"Gue mau pulang aja." Hara beranjak
dari duduknya. Lalu berjalan mendahului Daniel.

Daniel menghela nafas, lalu menyusul
Hara. Daniel menatap Hara yang kini
tengah berjalan disampingnya.

"Gue pengen balik aja, ke Korea."

Daniel terkejut bukan main,"Kenapa?"

Hara mengerutkan dahinya, "kenapa
apanya?"

Daniel sekali lagi, menghela nafasnya.
"Lo gak bisa gitu Ra."

Hara tersenyum miris, lalu menepuk
bahu Daniel. "Kenapa gabisa? disaat
orang orang ingin dimengerti, lalu
gue berusaha mengerti. Kenapa
disaat gue yang ingin dimengerti namun, tidak ada orang yang ingin mengerti?, nyatanya didunia ini, bukan hanya gue yang egois Niel."

Hara mendahului Daniel, yang terdiam di belakangnya. Hara menyetop taxi lalu, pulang ke rumahnya.

~••••~

"Hara kok belum pulang ya Min?"
tanya Nisya, sambil menunggu
di ruang tamunya.

"Mungkin, lagi dijalan pulang
ma, mama gausah khawatir. Bentar
lagi pasti pulang kok ma" ucap Xiumin menyakinkan Nisya.

"Udah ma, anak kayak gitu gak
pantes ditungguin. Lagian dia
cuman anak tiri mama kan? Udah gitu ga sopan lagi, untung untung dia dikasih tempat tidur, uang jajan, sama makanan," Ucap sehun, yang duduk disamping Xiumin sambil memakan kacang kulit.

"Sehun! Jaga bicara kamu!" Bentak
Nisya kepada Sehun.

"Kenapa? Emangnya Sehun salah
apa? Ga ada yang salah sama kata kata Sehun ma! Chanyeol juga berpikiran yang sama. Dia itu cuman numpang disini ma, dia ga nganggep kita."

"Chanyeol! Diam." Bentak Xiumin
yang tak kalah kasar.

"Hara, pulang" Hara memasuki rumah, lalu langsung bertemu dengan Nisya dan kakak kakaknya.

"Hara, darimana saja nak?" Tanya Nisya yang berjalan menghampiri
Hara.

"Gaperlu tau, dan gaperlu sok
peduli" Ucap Hara sambil
melirik sinis ibunya itu.

Chanyeol berdiri, menghampiri Hara.
"Lu tuh, cuman anak TIRI. Masih untung lu masih diterima disini. Tolong sikap lu tuh jangan seenaknya sendiri! Udah untung lu dikasih kamar buat lu tidur, dikasih makan, dikasih uang jajan. Dan ibu gw mau ngerawat lu walaupun sikap lu, bener bener kurang ajar."

"Emangnya, siapa yang mau dianggap
anak sama dia. Emangnya siapa yang mau ibu tiri?!" Teriak Hara, lalu pergi meninggalkan orang orang yang ada
di ruang tamu.

Orang orang yang ada di ruang tamu
menatap kepergian Hara. Nisya hendak menyusul Hara, namun ditahan oleh Xiumin.

"Biar Xiumin aja yang ngomong ma,
mama duduk dulu, habis ini ayah
pulang."

Nisya mengangguk, lalu duduk kembali di sofa nya. Sedangkan, Xiumin naik ke lantai dua menghampiri Hara.

"Kamu kenapa sih ngomong gitu
Chan?."

"Emangnya kenapa sih ma? Apa
salahnya? Yeol cuman negur Hara
biar dia gak kurang ajar. Dia itu cuman Adik Ti-

"Cukup Chan!, dia itu bukan adik
tiri kamu!"

Semuanya terdiam, dan tanpa sadar,
semuanya sudah berkumpul di ruang
tamu. Semua, kecuali Hara pastinya.

"Maksudnya ma?" Tanya Chanyeol.

Nisya terduduk, ia memijat
pelipisnya.

"Kita tunggu ayah aja."

~••••~

"Haraa?."

Tak ada jawaban dari Hara.
Xiumin mengetuk pintu kamar Hara
sekali lagi.

Namun, tetap tidak ada jawaban.

Xiumin menghela nafasnya, ia
berniat beranjak pergi dari depan
kamar Hara.

"Ada apa?" Tanya Hara tiba tiba
bersamaan dengan suara pintu
kamarnya yang terbuka.

Xiumin tersenyum, lalu menggeleng.

"Chanyeol tadi cuman--

"Bercanda? Menurut Hara, orang itu tadi gak bercanda. Mana ada
bercanda sampai seperti itu. Udah ya
Hara lelah, Hara mau istirahat."

Pintu kamar Hara kembali tertutup.

Xiumin menghela nafas, lalu benar
benar beranjak pergi dari depan kamar Hara.

-kamarHara.

"Gue mau pergi aja deh, lama lama gue gak waras ada disini."

Hara menghela nafasnya. Ia kini
sedang merapikan baju bajunya.
"Tenang ibu, habis ini aku akan
kesana."

Hara mengambil ponselnya, lalu
menelfon seseorang.

"Halo, bisa anterin gw gak? Gw tunggu di halte kompleks gw."

Setelah itu, ia mematikan sambungannya.

Hara melihat kamar tidurnya. Ia
mengambil gorden jendelanya, empat
selimutnya, lalu sprai ranjangnya.
Hara mengikatnya menjadi satu, dan
melemparkannya kearah luar jendela
saat ia rasa, sudah aman.

~••••~


Bad Brother-Exo [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang