~••••~
Tidak ada yang baik baik saja setelah makan malam. Hara dimarahi habis habis an. Tidak ada yang membela, jam dinding pun hanya bisa pasrah.
Hara menangis sesenggukan. Karena ia rasa semua nya sudah berantakan. Biarlah ia di anggap lemah, ia hanya sudah lelah menahan.
Kakak kakak nya yang lain hanya bisa pasrah. Di satu sisi mereka kasihan, di sisi yang lain mereka merasa xiumin benar, namun kelewatan.
"Udah lah kak, ini udah malem. Hara juga udah minta maaf, kan?" Ujar Luhan diakhiri dengan nada bertanya.
"Ini yang kalian mau bukan? Kalian mau kakak negur Hara, kan?"
Hara sudah tidak tahan, ia pergi ke kamar nya. Suara bantingan pintu bergema sampai ke pojokan rumah.
"Kak," Panggil Baekhyun yang melihat kakak nya yang tertua.
"Apa yang tadi gue lakuin?"
Semua nya diam, hening.
"Gue tadi nyakitin Hara?"
~••••~
Hara tak bisa tidur hingga semalaman. Karena mengingat semua kata demi kata yang dilontarkan oleh kakak nya.
"Semua nya sudah berubah. Lantas, mengapa kau tidak mengambil ku juga, aku tak tahan atas apa yang kau berikan. Ambil aku, jika kau tak mau mengembalikan apa yang aku inginkan, Tuhan?" Ucap Hara, sakral."Kau sudah mengambil ayah ku, ibu ku, kau juga mau mengambil kasih sayang kakak ku?"
"Mengapa kau se-egois ini?"
Hara tertawa miris, "Siapa yang akan mendengarkan mu? Seperti kata orang, semesta akan menjalankan apa yang Tuhan perintahkan."
"Jika Tuhan tidak memberi perintah pada semesta agar kasih sayang kakak ku dikembalikan, aku bisa apa?"
Hara kembali menangis lagi, hingga ia tak menyadari bahwa ini sudah pukul enam pagi. Setelah bersiap, ia pun beranjak pergi.
~••••~
Hara hanya menatap datar. Sambil menikmati makan dengan lauk telur dadar. Keadaan sangat hening. Tidak ada satu pun yang mau memulai pembicaraan.
"Ra?" Panggil Lay memecah keheningan.
Hara hanya menyahuti dengan deheman.
"Lingkaran hitam dimatamu--"
"Ah, bukan apa apa."
"Mata lo sembab, lo habis nangis semalaman?" Kali ini sehun yang bertanya.
"Iya," Jawab Hara dingin. Membuat semua hanya diam. Hara beranjak pergi setelah menyelesaikan sarapan.
"Pak," Panggil Hara kepada satpam penjaga gerbang.
"Iya neng?"
"Maaf ya buat kemarin. Bapak jadi kena marah sama, kakak."
Sangat canggung sekali saat Hara mengatakan kata ‘kakak’ .
"Gapapa neng," Ujar satpam itu.
"Mau dianterin lagi neng?" Tanya satpam itu.
Hara hanya menggeleng, "Gausah pak, saya bawa sepeda aja."
"Berani neng?"
Hara mengangguk ragu. Ia mengeluarkan sepeda gunung milik nya yang sudah berdebu. Ia mengecek roda sepeda beserta segala macam nya.
Setelah ia rasa sepeda itu dalam keadaan bagus ia pun berangkat.
Hara bersepeda dengan tenang nya. Ia menikmati angin pagi sekali lagi.
"Huh, seger."
Sejenak ia melupakan apa yang ia alami kemarin malam. Bagus bukan? Angin pagi membawa kedamaian.
"Biarin gue nikmatin angin ini Tuhan, walau hanya sebentar."
Hara menyerngit bingung saat ia hendak mengerem sepeda nya. Rem sepeda itu tidak berfungsi, iya keduanya.
Hara melihat lihat kebawah dengan masih mengayuh sepedanya. Tanpa ia sadari bahwa ada sebuah mobil melaju dengan kecepatan kencang.
Sesaat kemudian ia sadar, lalu ia terpental. Jauh, dari tempat nya tadi.
“Ternyata Tuhan mendengar. Apa yang ku katakan, semalam."
“Terimakasih, Tuhan.”~••••~
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Brother-Exo [ COMPLETED ]
FanfictionIt's me Hara🙋♀️ and my brother♡. "Kami berjanji, akan selalu berada di samping mu."-Exo "Terimakasih telah berada di sisi ku, aku menyayangi kalian."-Hara ------------------------ -- #1-AOA [ ⚠ ] PLAGIATOR PERGI JAUH-JAUH GIH!