~••••~
Hujan membuat Hara dan Jimin harus menepi terlebih dahulu.
"Mendung banget, kayak hati gue."
Hara mengangkat satu alisnya saat Jimin berkata seperti itu.
"Patah hati pak?."Jimin menoleh kepada Hara lalu mengangguk. "Idola gue udah nikah."
Hara terkekeh lalu menepuk nepuk punggung Jimin, seolah olah menguatkan.
"Ah! Gue punya ide nih. Gimana kalau lo ningkatin mood lo sama Es Krim!. Ayo Jim! Gue pengen nih."
"Gila lo? Ini dingin banget lho ra."
Hara menggandeng tangan Jimin, "Ayolah Jim! Gue traktir deh."
"Ntar lo sakit lagi."
Hara berdecak lalu menarik tangan Jimin untuk masuk ke kedai es krim tempat mereka menepi.
"Jim, gue harus panggil pelayannya dengan sebutan apa? Eonnie? Atau oppa?."
Jimin berdehem, "Mbak."
"Oh oke, biar gue coba ya?."
"Mbak!" Teriak Hara untuk memanggil pelayan.Pelayan itu pun datang, "Iya mbak? Mau pesan apa?."
"Ah, nama saya Hara mbak, bukan mbak."
Jimin menahan tawa nya.
"Ah iya, Mbak Hara mau pesan apa?."
Hara bingung, "Jim, lu aja deh yang pesen. Kesel gue, nama gue diganti ganti."
Jimin tertawa, "Saya teh anget aja ya mbak, lo pesen apa ra?."
"Saya emm, Es krim spesial mix ya mbak."
Selesai mencatat pesanan, pelayan itu berjalan ke arah meja bar.
"Ra, mbak itu sama kayak Eonnie."
"Emang iya? Emang gue lebih tua dari dia?."
"Bukan gitu, di Korea sama Indonesia beda sih. Kita panggil mbak, cuman niat buat ngehargain doang gitu, biar sopan."
Hara mengangguk anggukan kepalanya, "Berarti tadi gue salah? Ngapain gue kasih tau nama gue ya?."
"Lo sih Jim ah!."
"Kok lo nyalahin gue?!."
"Kok lo marah sih?."
"Lah lo dulu yang marah."
"Ih, jimin jahat banget sama gue, gue aduin Sehun nanti!."
"Sehun aja kok, dibikin ribet."
Hara memutar bola matanya malas. Ia kesal dan ingin mencabik cabik laki laki yang ada di depannya ini.
Pesanan pun datang, Hara dengan cepat menghabiskan es krim yang ia pesan tadi.
"Gila! Lo doyan apa laper?."
"Doyan apaan?."
"Doyan itu sama kayak suka banget."
Hara membentuk huruf O di mulutnya. "Ayo pulang, gue males di sini sama manusia kayak lo."
Hara beranjak dari duduknya.
"Lah lo kan yang bayar?."
Hara menepuk dahinya, lalu membuka dompetnya. "Lah Jim, uang gue lupa gue tukar ama Uang Indonesia."
"Lah terus?."
Hara tersenyum lebar, "Lo bayar dulu lah ya, sekali kali lo traktir gue ya kan?."
Jimin menghela nafasnya, lalu berjalan menuju kasir dan membayar. Setelah membayar Jimin dan Hara kembali ke tempat sepeda Jimin berada.
"Ayo Jim, pulang!."
"Masih hujan ra."
"Bodoamat, gue mau pulang! Gue takut berduaan sama lo. Lo kan gak bisa dipercaya. Pokoknya anterin gue pulang, gak mau tau."
Jimin menghela nafas, "Lo Batu banget sih?."
Hara menangis, tidak lebih tepatnya berpura pura menangis.
"Lo ngapain nangis sih? Jangan nangis, ntar gue dikira ngapa ngapain lo lagi" Ujar jimin yang sedang gugup.
"Anterin gue pulang!" Ucap Hara agak sedikit keras.
Jimin sekali lagi, menghela nafasnya.
"Iya iya ayo. Awas aja kalau lo sakit, gue gak mau tanggung jawab.""Ah elah jahat bener lo, udah ayo ah."
Jimin menaiki sepedanya, diikuti oleh Hara. Jimin pun menghidupkan sepedanya.
"Yeayyy! Akhirnya gue hujan hujan setelah lama gak hujan hujan!."
"Nikmat Tuhan mu manakah yang kau dustakan.""Dasar, anak kecil."
"Apa Jim? Gue gak denger" Teriak Hara dengan keras, karena hujan yang membuat suara mereka menjadi kecil atau bahkan hampir tidak terdengar.
Jimin menggeleng-gelengkan kepalanya.
~••••~

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Brother-Exo [ COMPLETED ]
Fiksi PenggemarIt's me Hara🙋♀️ and my brother♡. "Kami berjanji, akan selalu berada di samping mu."-Exo "Terimakasih telah berada di sisi ku, aku menyayangi kalian."-Hara ------------------------ -- #1-AOA [ ⚠ ] PLAGIATOR PERGI JAUH-JAUH GIH!