22

3K 268 31
                                        

~••••~

Kakak kakak Hara mendengus kesal saat melihat jalanan yang sangat padat dan tidak beraturan. Mereka melihat ambulan datang, lalu para manusia yang memenuhi jalanan tadi bubar.

Mereka melihat ke arah kejadian kecelakaan.

"Itu kayak sepeda nya Hara deh," Ujar Tao yang memperhatikan.

"Sepeda kayak gitu bukan cuman Hara yang punya," Ucap Baekhyun menimpali.

Tao hanya mengangguk, tapi rasa penasaran nya begitu besar. Ia tetap memperhatikan sepeda itu.

"Sepeda nya Hara beli dimana sih?" Tanya Tao.

"Itu merek dijual dimana mana, ya kali cuman di Korea aja, di Indonesia juga ada," Ujar Chanyeol.

Tao hanya mengangguk. Pertanyaan sama pun dilontarkan oleh Luhan di mobil seberang.

"Hara juga tadi naik sepeda," Ucap Luhan saat tidak mendapat jawaban.

"Siapapun bisa naik sepeda," Tanggap Kris yang lelah mendengar Luhan berbicara.

"Eh itu di sepeda ada nama nya lho!"

Luhan berdecak sebal, "Ternyata huruf Hangeul, gue buta Hangeul, gue kira tadi Mandarin."

Mobil berhenti tiba-tiba. Luhan lagi lagi berdecak sebal.

"Kak, bisa nyetir yang baik gak sih?! Gue kejedot nih."

"Lo tadi ngomong apa Han?"

"Apa? Gue kejedot?" Tanya Luhan dengan mengusap bagian kepala yang terbentur.

Xiumin menggeleng. Membuat semua bingung.

"Huruf Hangeul."

Semua mata membelalak.

"Kalian telepon adek adek, gue mau telepon sekertaris gue, salah satu ada yang wakilin buat ijin guru, dan salah satu ada yang wakilin buat ijin dosen kalian."

Ada apa dengan kim bersaudara?

Bukan kah mereka sudah tidak peduli lagi?

~••••~

Beberapa pasang kaki berlarian menyusuri koridor rumah sakit. Dua orang laki laki tengah berdiri di depan ruang operasi.

"Kalian keluarga pasien?" Tanya seseorang yang mungkin ia adalah seorang dokter.

Semua nya mengangguk, "Kami adalah, kakak nya."

Ah, apa pantas mereka dianggap kakak untuk sekarang?

"Saya butuh persetujuan wali pasien untuk di operasi."

"Saya," Kata Xiumin.

"Baik, ini tolong segera di tanda tangani."

Setelah menanda tangani, dokter itu segera bergegas pergi, menyiapkan diri mungkin.

"Kalian adalah keluarga pasien?" Tanya seorang laki laki, lagi.

"S-saya yang menabrak, pasien," Ucap laki laki itu.

Semua nya hanya diam. Menunggu laki laki ini melanjutkan bicara nya.

"Saya minta maaf, saya sudah membayar administrasi rumah sakit ini."

"S-saya benar benar minta maaf," Ucap nya sambil membungkuk kan badan sembilan puluh derajat.

"Ini tidak sepenuh nya salah anda," Ujar Xiumin.

"Andai dia tidak pergi ke sekolah sendirian. Kami juga salah disini. Terimkasih atas pertanggung jawaban nya."

Kakak kakak Hara juga membungkuk kan badan, sembilan puluh derajat.

"Mungkin ada kerusakan di mobil anda, kami juga akan mempertanggung jawab kan nya."

"Ah tidak apa-apa, tidak usah. Saya sudah sangat berterimakasih karena di maafkan."

"Terimkasih, kalau begitu saya permisi," Ujar laki laki itu tak lupa sebelum pergi, ia membungkuk kan badan nya, sembilan puluh derajat.

Laki laki itu pergi, tinggal lah kakak kakak nya Hara yang menunggu di luar ruang operasi.

Semua bersandar pada dinding, tidak ada yang tidak menangis. Mereka semua menangis.

"Apa yang gue lakuin selama ini? Gue gak becus jagain adek gue sendiri," Ujar Xiumin.

Luhan menghampiri Xiumin. Ia menepuk bahu Xiumin, "Daripada nyalahin diri sendiri, mending kita berdoa kak."

~••••~

Operasi sudah selesai dari tadi. Hara sudah dipindahkan ke ruang pemulihan. Xiumin dan lainnya menghampiri dokter yang tadi mengoperasi Hara.

"B-bagaimana dok?" Tanya Xiumin, terbata.

Dokter itu menghela nafas, "Kemungkinan hidup itu sangat kecil sekali. Namun pasien sepertinya sangat kuat."

"Pasien akan mengalami koma."

"Berapa lama dok?"

"Kita tidak tahu pasti."

"Ah, terimakasih dok."

Xiumin dan lainnya pergi ke arah ruang pemulihan. Mereka tak bisa masuk, karena takut mengganggu yang lainnya.

"Maafin kakak, sayang."

~••••~

Bad Brother-Exo [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang