~The Day We Meet~
Byun Baekhyun
Kim HanaHuracan putih itu berhenti tepat di depan bangunan tinggi berlabel SM Entertaiment Communication Center. Dari pintu kemudi, keluar seorang gadis dengan balutan padded jacket maroon yang menjuntai hingga lutut, rip jeans hitam, serta kaus yang senada. Sangat kasual, untuk ukuran seorang karyawan.
Begitu keluar mobil, seorang pria tinggi besar dengan name tag tergantung didada, menghampirinya. Pria itu pun membungkuk hormat lalu menerima kunci supercar si gadis, untuk kemudian memarkir kendaraan itu.
Kaki jenjangnya berayun cepat melewati kerumunan ramai di luar gedung SM. Orang-orang itu kemungkinan adalah reporter atau mungkin fans fanatik yang menunggu kedatangan artis di tempat ini.
Gadis ini bukan artis tentu saja, tapi sosoknya yang menawan, tak luput menarik jepretan blits menyerang dirinya.
Dan itu mengganggu.
"Mwoya.. tahu begini aku tadi benar-benar pakai masker sekalian." Decaknya sebal sembari tangannya melindungi wajahnya dari serangan blits itu. Langkahnya pun ia percepat.
Beberapa meter di depannya, tepat di pintu masuk, seorang pria paruh baya berjalan cepat ke arahnya.
"Selamat datang, Nona. Perkenalkan saya Park Jaehwan. Saya akan mengantar anda keruangan CEO." Sapanya dengan hormat kemudian berjabat tangan.
"Senang berjumpa anda lagi, Pak Park." Ungkap gadis itu pada pria yang ia ketahui sebagai sekretaris dari penguasa gedung ini.
"Mari." Tuan Park mempersilahkan gadis itu.
-
Gadis itu bersandar pada dinding di dalam lift. Ia melipat tangannya di depan dada, meresapi perjalannya dalam lift yang terasa lama dan membosankan. Ia jadi penasaran, seberapa tinggi 'orang tua' itu membangun gedung ini. Dan khasnya sekali, ruangan pak tua itu berada di paling atas gedung. Tampak arogan, jih.
"Ngomong-ngomong Nona, bagaimana perasaan anda atas kunjungan pertama ini." Dengan ramah dan terkesan hati-hati, Park Jaehwan mengajukan pertanyaan. Berbasa-basi agar suasana tidak begitu canggung.
"Lumayan. Tapi apa baik-baik saja jika mobilku diparkir pegawai tadi?"
Ya apa boleh buat, dia memang mengkhawatirkan mobilnya. Bukan karena takut kehilangan benda dengan harga fantastis itu, tapi Hurakeu adalah kesayangan yang sungguh berharga. Takut-takut Hurakeu-nya lecet saja ditangan orang yang bahkan baru dilihatnya hari ini.
"Nona tidak perlu khawatir, pihak kami sudah mengondisikan kedatangan Nona dengan baik. Termasuk pegawai tadi."
"Hmm. Aku berterima kasih. Ngomong-ngomong gedung baru ini lebih hebat dari yang aku kira." Gadis itu mengangguk beberapa kali melihat desain lift saja terkesan glamor.
Ia kemudian mengangkat kepalanya agar bisa bertatap muka dengan Tuan Park. "Tapi Tuan Park, aku kurang nyaman dengan orang-orang diluar sana. Apa setiap hari memang selalu seperti itu?"
"Benar Nona. Setiap hari memang suasanannya selalu ramai. Artis kami hilir mudik setiap hari di tempat ini." Jelas Tuan Park.
"Begitu ya." Gadis itu menganggukan kepalanya lagi. " -Apa mereka tidak pernah diusir? Maksudku, blits mereka mengganggu kenyamanan." Gerutu gadis itu sebal.
"Apa mereka mengambil gambar anda, Nona?" Tuan Park tidak langsung menjawab pertanyaan gadis itu.
"Yeah. Aku pikir mereka tidak sopan." Ucap gadis itu menjebikan bibirnya tanda tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
FF At Close - End
FanfictionKim Hana. Putri pengusaha industri hiburan terbesar di negerinya. Gadis realistis dan optimis. Pecinta supercar yang parasnya cantik dengan gaya kasual andalan. Ia seorang pebisnis muda yang sukses di bidang fashion dan musik. Namun tidak pernah suk...