Dad's Girlfriend

349 51 0
                                    

~Dad’s Girlfriend~

Byun Baekhyun
Kim Hana






Sabtu pagi yang akhirnya tenang.

Hana bisa bernafas lega setelah kesbikukannya di dua minggu terakhir. Perusaahannya di Jepang sudah kembali normal. Permasalahan kontrak dengan salah satu musisi disana sudah diselesaikan dengan baik. Bisnis fashionnya juga berjalan dengan baik. Persiapan untuk pembukaan cabang fashion storenya di Prancis juga akan segera selesai. Bahkan projek baru bersama Danyl dan Baekhyun akan resmi berproduksi dan lounching produk akan dilakukan dalam waktu dekat.

Setelah ini Hana tahu ia akan kembali sibuk. Namun biarkanlah sejenak ia bersantai di Sabtu paginya.

Yang menjengkelkan adalah, walaupun dirinya ingin tidur seharian, tapi tubuhnya benar-benar tidak bisa diajak kompromi. Dengan sendirinya ia akan terbangun di pagi hari padahal dirinya baru tidur tiga jam. Jam biologis yang kadang  menyebalkan.

Alhasil karena kantuknya tida juga datang dan dirinya tidak mau keluar dari kamar, ia akhirnya membuka smartphone. Dia membuka aplikasi game disana. Tidak ada hiburan lain selain youtube dan game. Apalagi Hana memang tidak mempunyai akun sosial media apapun.

Bukannya dia ketinggalan jaman, hanya saja ia tidak tertarik dan tidak ada waktu untuk hidup di dunia maya. Aplikasi gamenya saja hanya ia gunakan tidak lebih dari dua kali dalam sebulan. Hidupnya terlalu sibuk di dunia nyata. Lagi pula dari pada media sosial, ia lebih suka opsi membaca novel atau komik untuk bersantai.

Sedang asiknya ia bermain game, sebuah panggilan masuk. Itu dari Ayahnya.

Kenapa Tuan Kim menelfon? Padahal ini sabtu pagi yang seharusnya baik Hana maupun Tuan Kim ada di rumah yang notabennya adalah rumah yang sama.

“Eo. Appa aku ada di rumah.” Kata Hana begitu ia mengangkat panggilan.

“Hana-ya. Appa kemarin tidak pulang.”

“Oh,” Hana tidak tahu Ayahnya tidak pulang ternyata. “-Ada apa menelfon?”

“Nanti malam, kau tidak ada acara kan?”

Ah hari ini pun tiba. Hana tahu cepat atau lambat Ayahnya akan mengajaknya lagi untuk pertemuan yang sempat batal tempo hari. Lebih tepatnya sengaja Hana batalkan.

Tapi tolong kenapa Ayahnya harus mengajaknya lagi di Sabtu paginya yang tenang ini? Merusak suasana saja.

Walau begitu Hana tidak punya pilihan. Tidak mungkin selamanya ia menghindar.

“Iya Appa, aku tidak ada acara apapun.” Kata Hana pada akhirnya.

“Kalau begitu nanti malam kau bisa makan malam dengan ayah ‘kan? Ada seseorang yang ingin ayah kenalkan.”

Bagaimana ini? Tidak mungkin ia menghindar terus kan.

Hana teringat kata-kata seseorang untuknya.

Yah seseorang pernah bilang, dirinya tidak boleh menghindar. Yang ada Hana harus membiasakan diri. Mungkin ini waktunya.

“Baik, Appa.”

-

Walaupun dengan berat hati, akhirnya Hana datang ke acara makan malam itu. Pukul tujuh malam dirinya pergi ke alamat yang Ayahnya kirim. Sebuah restoran Italia terkenal di Seoul. Lagi pula Hana tidak terlalu suka makanan Italia, kenapa juga Ayahnya mengajak makan malam ditempat itu. Makin lah Hana bad mood dengan makan malam ini. Sudah lah toh dia tidak terlalu nafsu makan.

Tapi lagi-lagi Hana menguatkan diri agar tidak kabur seperti yang pernah dilakukan sebelumnya.

Semuanya pasti akan baik-baik saja.

Sudah Hana duga. Di salah satu meja restoran mewah ini sudah ada Ayahnya dan seorang wanita disampingnya. Wanita itu memiliki gaya yang berkelas dan galmor, berbeda sekali dengan Ibunya yang cenderung sederhana.

Mau tidak mau Hana membandingkan wanita itu dengan Ibunya. Sungguh bukannya mau tidak sopan, tapi ini diluar kendali Hana. Hana hanya bisa berusaha agar dirinya tidak terlalu menunjukan apa yang dia pikirkan dan rasakan.

“Hana-ya, selamat datang?” Ujar Tuan Kim yang kemudian memeluk putrinya.

“Eo. Appa.”

Dilihatnya oleh Hana wanita itu yang tersenyum kikuk. Sepertinya ia juga gugup. Yah bukan hanya dirinya, Hana pun gugup. Semoga saja ia bisa menahan diri.

Anyeonhasaeyeo. Hana imnida.” Walau bagaimana pun, Hana harus tetap menjaga sikap. Ia harus menyapa wanita yang sepertinya memang jauh lebih tua dari dirinya itu.

Anyeonghaseo. Yoon Saeah imnida. Senang bertemu denganmu, Hana.” Mereka pun bersalaman kemudian bercipika-cipiki.

“Ini calon istri Appa, Hana-ya.” Ucap Tuan Park to the point.

Hana sudah bisa menebak ini, tapi tetap saja ia merasa tertohok mendengarnya langsung dari mulut Ayahnya.“A-ah senang bertemu dengan anda.”

Dalam pertemuan itu, Hana tidak banyak bicara. Ia hanya menjawab seadanya ketika ditanya. Tolong jangan paksa Hana untuk beramah tamah dan berbasa-basi, berangkat kesini saja sudah sangat menguras energinya.

Yang jelas walaupun berat hati, sebisa mungkin dirinya menunjukan bahwa ia tidak keberatan dengan rencana Ayahnya untuk menikahi perempuan ini. Yah kalau dilihat-lihat walau pun glamor dan terkesan khas sosialita, Yoon Saeah sepertinya wanita yang baik. Dari gerak-geriknya ia terlihat sangat perhatian pada Tuan Kim. Mereka terlihat cocok.

Dan itu justru membuat hati Hana seperti tersayat sedikit demi sedikit. Ia tidak pernah melihat wanita mana pun yang memberikan perhatian-perhatian kecil pada Ayahnya, selain Mamanya.

Hana sungguh tidak ingin seperti ini. Sungguh. Tapi hatinya ini benar-benar seperti bukan miliknya. Sulit sekali rasanya untuk mengendalikannya.

Hana tidak ingin mengacaukan makan malam ini. Makanya setelah ia memaksakan hidangannya habis, ia berpamitan pulang. Dengan senyum yang senatural mungkin.

“Ayah, Tante, maaf sekali, aku masih ada urusan lain. Apa tidak apa-apa kalau aku pergi duluan?” Kata Hana lagi-lagi harus berbohong.

“Oh jinjja?”

Jeongmal mianhae, Appa.” Hana meminta maaf dengan tulus.

“Oh ya sudah kalau begitu, pergilah. Hati-hati saat mengemudi ya.”

“Terima kasih sudah datang, Hana-ya.” Tante Saeah pada Hana.

“Sekali lagi aku minta maaf tante. Selamat bersenang-senang.” Hana sebisa mungkin terdengar tulus. Ia tidak mau menyakiti siapa pun dengan tiba-tiba bersikap ketus.

Setelah itu Hana pergi meninggalkan restoran dengan Hurakeu. Entah ia harus pergi kemana. Ia harus mencari udara segar setelah usaha kerasnya malam ini. Mungkin ke pinggir sungai Han lagi. Ke tempat yang penuh kenangan dirinya bersama keluarganya dulu. 

Yah, Kim Hana hari ini kau sudah berusaha dengan baik. Hana hanya bisa menyemangati dirinya sendiri.

To be continued

FF At Close - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang