Best Place to Escape

342 55 0
                                    

~Best Place to Escape~

Byun Baekhyun
Kim Hana


“Lalu kau? Apa yang kau hindari, sampai mau jauh-jauh pergi kesini bersamaku?” Tanya Baekhyun membuat Hana tertohok.

“Nde?” Hana menarik nafas beratnya. “Aku hanya sedang melarikan diri. Hahah.” Gadis itu tertawa, entah apa yang ia tertawakan.

“Melarikan diri?” Tanya Baekhyun. “Wae?”

Tawa hambar Hana perlahan menghilang. Perasaannya tetap tidak enak kalau sudah mengingat masalahnya keluarganya.

“Sepertinya~ ayahku akan segera menikah lagi?” Ucapnya lalu menunduk.

“Hah? Maksudnya?” Baekhyun memang tidak mengerti.

“Ayah dan Mama sudah lama bercerai. Sepertinya... Ayah sudah menemukan calon pengganti Mama. Kemarin malam dia mengajakku ke pertemuan dengan calon istri barunya. Ya begitulah.” Hana mendecakan bibirnya, bertingkah seolah yang dikatakannya hal sepele.

Sebenarnya tidak. Ia hanya bingung harus menceritakannya seperti apa. Mengatakan kenyataan orang tuanya sudah tidak bersama saja membuat tenggorokannya serasa tercekik. Hana tidak pernah menyukai kenyataan ini.

Sekuat tenaga Hana bertahan agar tidak menangis, lagi. Ia berusaha menjaga nada suarannya agar Baekhyun tidak menyadari bagaimana perasaan Hana saat ini.

Terlalu cengeng.

Gadis itu pikir masalahnya bukanlah hal besar. Toh di dunia ini bukan hanya dirinya yang punya orang tua bercerai. Ia tidak mengerti kenapa emosinya masih saja selalu terkuras saat membicarakan kehancuran keluarga. Kehancuran yang tidak pernah Hana duga ditengah keharmonisan kedua orang tuanya yang salalu diperlihatkan.

Orang lain mungkin punya masalah yang jauh lebih besar. Kadang itulah yang membuat ia kesal pada dirinya sendiri. Ia merasa terlalu berlebihan menyikapi ini. Tapi Hana sungguh tidak berdaya. Ia tidak bisa mengendalikan perasaannya yang selalu tersayat tiap mengingat keluarganya.

Ia bosan. Tapi rasanya sama saja.

Baekhyun orang yang cukup peka.

Bagaimana pun Hana berkata dengan sok santai begitu, laki-laki itu bisa melihatnya –walaupun sekilas mata Hana yang tiba-tiba berair dan menyorotkan rasa sakit. Gadis itu kelihatan sekali sedang melawan perasaannya.

“Menangis saja. Kalau memang kau tidak tahan.” Baekhyun kemudian mengusap-usap pundak gadis itu. Ia tidak tega melihat Hana memendam perasaannya sampai susah payah seperti ini.

“Aku baik-baik saja.” Suaranya yang tercekat bertolak belakang dengan kata-katanya.

“Kurasa tidak.” Ucap Baekhyun.

“Menangislah. Tidak apa-apa, masalahmu tidak seringan itu. Jadi kau boleh menangis.”

Perkataan Baekhyun barusan membuat Hana seperti mendapat pembelaan. Membuat Hana tertohok dan air mata pun lolos begitu saja dari matanya. Benarkah tidak apa-apa jika menangisi ini?

Buru-buru tangan gadis itu mengusap air mata dipipinya. Ketika bagian lain dirinya berkata ia terlalu cengeng.

“Aish. Mianhae. Pagi-pagi begini aku sudah merusak suasana.” Ucap Hana dengan kekehannya yang lagi-lagi dipaksakan.

Gwenchana.” Baekhyun menepuk-nepuk pundak Hana. Ia mencoba menenangkan dan meyakinkan semua akan baik-baik saja.

“Aku sebenarnya tidak suka seperti ini. Tapi entahlah sulit sekali rasanya mengendalikan diriku sendiri. Aku terlalu cengeng.” Ucap Hana dengan mata yang sudah memerah.

FF At Close - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang