Ignoring Me

271 45 2
                                    

~Ignoring Me~

Byun Baekhyun
Kim Hana





Baekhyun kini duduk di salah satu dari deretan kursi di ruang rapat. Dejavu rasanya. Kursi rapat ini sekali lagi terasa seperti kursi terdakwa di pengadilan. Tentu saja yang sedang diadili adalah Byun Baekhyun. Ada sebanyak 8 orang di ruang itu, termasuk dirinya dan manajer. Ada yang terang-terangan menatap sinis padanya, ada yang iba, ada juga yang datar saja.

"Lagi, lagi. Byun Baekhyun." Suara salah satu dewan direksi memecah keheningan.

Bagai pembuka keran, selanjutnya rutukan dan keluhan padanya bersahut-sahutan dari orang-orang itu.

"Kau harus tahu bagaimana tadi Sajang-nim mengomeli kami." Kata yang lainnya.

"-Kau benar-benar."

"Tidak bisakah beri jeda dulu. Bagaimana bisa kekacauan ini terjadi di tengah-tengah Tour kalian."

"Ah michoseo. Bagaimana kita menyelesaikannya kalau seperti ini."

Dan seperti itu lah. Orang-orang terus berkomentar. Baekhyun hanya diam. Dia tidak diberi kesempatan berbicara, untuk apa coba dirinya dipanggil kesini.

"Jalmotteseumida." Pada akhirnya Baekhyun meminta maaf. Entah untuk apa.

Salah apa yang sebenarnya dia perbuat? Ia hanya berteman, kebetulan teman baiknya itu adalah perempuan. Apa itu salahnya? Yang jelas, pada akhirnya memang dirinya yang harus meminta maaf. Seperti itulah mestinya.

"Katakan yang sejujurnya, apa kalian benar berkencan atau tidak?!" Salah seorang dari mereka bertanya pada Baekhyun. Sejak awal Baekhyun masuk ruangan itu, ekspresinya memang tidak bersahabat. Sudah diduga dia akan bertanya atau mungkin lebih terdengar seperti membentaknya.

"Bagaimana kalau saya bilang itu tidak benar?" Baekhyun entah kenapa malah bersikap arogan seperti itu. Manajer yang berada disampaikan sampai panik.

"Apa kau sedang main-main?! Kau tahu seberapa besar kerugian akibat berita pagi ini?"

"Bukankah sebagai EXO, aku juga sudah memberikan jauh lebih banyak keuntungan daripada kerugian ini?"

"Yak!"

Manajer langsung merespon untuk menengahi ketika salah satu dewan direksi mulai meninggikan suaranya. "Mohon maaf, Pak. Sepertinya kebenaran hubungan mereka saat ini bukan hal terpenting. Bagaimana kalau kita langsung pikirkan bagaimana sebaiknya konfirmasi dari perusahaan ke publik?"

Memang akan seperti itu. Ketika scandal terjadi, alih-alih tentang kebenaran berita, untung rugi perusahaan adalah yang paling penting. Dan memang faktanya Baekhyun dipanggil hanya untuk diomeli saja kan?

-

Tengah harinya, SM barulah mengeluarkan pernyataan sebagai respon kehebohan pagi itu. Pihak perusahaan mengatakan bahwa kedua orang yang dimaksud dalam berita itu hanya berteman baik.

Tapi spekulasi publik tidak ada yang bisa membendung. Ada yang percaya dengan pernyataan itu, dan tidak sedikit yang tidak percaya. Bagaimana pun foto-foto yang disebar terlalu jelas dan banyak. Jadi pernyataan itu seolah sia-sia.

"Gwenchana?" Tanya manajer pada Baekhyun yang diam saja sejak keluar dari ruang rapat tadi.

Baekhyun menanggapi dengan anggukan saja. Tidak ada minat untuknya berbicara saat ini.

Mereka menunggu di depan pintu lift dalam diam. Manajer juga saat ini lelah, jadi dia tidak berusaha menghibur atau atau melakukan apapun. Diam mungkin pilihan yang paling baik.

Pintu lift masih belum juga terbuka, manajer jadi merasa aneh dengan diamnya Byun Baekhyun. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan menengok ke kanan-kiri koridor. Lalu situasi jadi terasa runyam saat dirinya melihat Hana muncul dari ujung koridor. Manajer langsung menyenggol lengan Baekhyun, mengisyaratkan untuk melihat kearah yang dimaksud.

Hana juga melihat mereka saat itu. Gadis itu hendak langsung mempercepat langkahnya dan menghampiri mereka. Namun secepat ia melangkah, secepat itu pula Baekhyun memalingkan wajahnya dan segera masuk ke dalam lift begitu pintunya terbuka.

Hana seketika terhenti.

Apa yang barusan?

Baekhyun menghindarinya?

...

Hana mencoba mengumpulkan akal sehatnya. Berusaha untuk berpositif thinking. Ah mungkin tadi Baekhyun tidak melihatnya dengan jelas. Mungkin dia sedang buru-buru. Atau mungkin laki-laki itu tidak menyadari keberadaan dirinya.

Yah mungkin saja seperti itu.

-

Sampai esok harinya. Pesan Hana tidak ada yang dibalas, telfon juga tidak ada yang terjawab, bahkan nomornya sempat tidak aktif, Hana mulai curiga Baekhyun memang sedang menghindarinya.

Hana sampai menelfon ke nomor Kai sore itu.

"Kau baik-baik saja?" Itulah kata-kata pertama Kai ketika mengangkat telfon Hana.

"Emm. Nan gwenchana." Kai cukup mempercayai jawaban itu.

"-Jongin-ah, apa Baekhyun ada di dorm?" Kata Hana kemudian. Maaf, tapi Hana memang perlu bicara dengan Baekhyun.

"Sepertinya ada. Wae?"

"Bisa aku bicara dengan dia?"

"Kenapa tidak langsung telfon Baekhyun Hyung saja?"

"Kalau bisa, untuk apa aku menghubungi lewat dirimu."

Ada jeda, namun akhirnya Kai menurut. Ia menuju ke bagian ruangan tempat tidur Baekhyun. Terlihat memang Baekhyun ada diatas tempat tidurnya, sejak seharian ini.

"Hyung, Hana mau bicara."

Tidak ada jawaban. Tapi Kai yakin Baekhyun tidak sedang tidur.

"Hyung!"

"Aku sedang tidak mau diganggu, Jongin-ah."

"Siapa yang mau ganggu. Hana mau bicara katanya."

"Jongin-ah, jebal." Baekhyun kali ini memelas.

"Kenapa mengindari Hana?" Kata Kai pada akhirnya.

Dari awal bukannya Kai tidak tahu. Baekhyun juga sering seperti ini kalau sedang ada masalah. Kai diam saja karena mungkin Baekhyun menginginkan ruang untuk dirinya sendiri.

Tapi Hana pasti khawatir kalau didiamkan atau dihindari. Harusnya scandal itu berat juga untuk Hana 'kan? Gadis itu bahkan bukan seleb dan tidak suka dengan pusat perhatian, dan sekarang ia sedang dibicarakan orang hampir seluruh orang di negeri ini. Lebih parah lagi orang terdekatnya malah menghindar seperti ini.

"Hyung, Hana mungkin khawatir."

Diam lagi.

Ya sudah Kai tidak bisa memaksa juga.

"Hyung dengar ya. Kalau kau merasa ini sulit untukmu, coba pikirkan berapa sulit ini untuk Hana. Tidak usah pengecut dengan menghindari Hana seperti ini. Memangnya dia salah apa?" Hardik Kai. Ia juga kesal, Hana diperlakukan seperti ini. Iya juga kasihan pada Baekhyun. Tapi tidak seharusnya ia melakukan ini pada Hana.

Baekhyun tetap tidak bergeming.

Sebelum dirinya tambah emosi, dan terjadi konflik. Kai buru-buru keluar.

"Dia tidak mau." Kata Kai pada Hana kemudian.

Hana tidak lekas menjawab.

"Sudahlah tidak usah dipikirkan. Dia masih hidup ko."

Berarti Baekhyun memang sedang menghindari dirinya.

Keterlaluan.

To be continued

FF At Close - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang