"Melihat ekspresi semua orang yang terkejut aku asumsikan bahwa aktingku berhasil. Terutama ibu tirimu, dia melihatmu seperti melihat hantu terlebih saat dia melihatku bersamamu."ucap Jaehyun.
Yoona menarik sedikit ujung bibirnya. "Ini baru permulaan, Jung Jaehyun. Turunkan aku disini."
"Wae? Ku kira aku akan mengantarmu sampai rumah."
"Apa perlu kau mengetahui semua urusanku? Hentikan mobilnya, Xiao Jun-ssi."
Xiao Jun yang ragu kemudian melirik Jaehyun. Jaehyun mengangguk kecil mengisyaratkan agar Xiao Jun mengikuti perintah Yoona.
"Kita diskusikan apa langkah kita selanjutnya nanti."ucap Yoona yang membuka pintu mobil Jaehyun.
"Yoona-ssi."panggil Jaehyun sebelum Yoona turun dari mobil Jaehyun. "Kau harus bersiap. Mulai besok akan banyak awak media yang datang padamu."
Yoona tak menjawab dan turun dari mobil Jaehyun. Pandangan Jaehyun tak lepas dari pergerakan perempuan itu. Ia melihat Hendery turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Yoona sebelum perempuan itu akhirnya masuk ke dalam mobil dan pergi.
"Huang Guanheng."gumam Jaehyun.
"Apakah anda ingin ke suatu tempat atau kita langsung pulang?"
"Kita langsung pulang, Hendery. Mereka semua pasti butuh penjelasan dariku."jawab Yoona. "Oh ya, apa benar urusanku dengan Hanshin telah selesai?"
"Ne, Isanim. Menurut informasi yang saya terima Jung Jaehyun yang membereskannya langsung."
"Syukurlah. Sekarang aku hanya tinggal memikirkan bagaimana melanjutkan ini semua. Apakah ada kabar terbaru tentang perusahaan?"
"Choi Sangmunim kemarin siang diam-diam mengumpulkan para direksi dan mereka makan siang bersama."
Yoona memijat pelipisnya. "Dia meminta dukungan dari para direksi agar Jeno bisa mulai bekerja di Hyungkang dan terus mendukungnya hingga dia menjadi pewaris satu-satunya Hyungkang, bukan kah begitu?"
"Sepertinya begitu, Isanim."
"Lalu berapa orang direksi yang masih berpihak padaku?"
"Beberapa diantara mereka sepertinya mulai berpikiran untuk berpihak pada Jeno ketika mendengar kabar bahwa anda dipindahkan ke Thailand."jawab Hendery.
"Cari tau siapa orang-orang pengkhianat itu dan cari tau apa yang dijanjikan oleh Choi Yoo Jin pada mereka."perintah Yoona.
"Ne, Isanim."
Setibanya di kediaman Im, Yoona tentu disambut oleh Choi Yoo Jin dan Jeno.
"Noona!!!"teriak Jeno yang begitu senang melihat Yoona bisa kembali ke rumah. Jeno tiba-tiba memeluk Yoona membuat Yoona sangat terkejut. "Aku sangat senang noona tak jadi pergi ke Thailand."
Yoona melepas pelukan Jeno begitu saja. Tak ada yang tau bukan, isi hati dan isi kepala Im Jeno. Apakah Jeno benar-benar senang atau sebenarnya dia kesal melihat keberadaan Yoona. Yang jelas, Yoona harus tetap berhati-hati pada Jeno. Ia tak boleh lengah.
"Kakekmu menunggumu dan Hendery di ruangan kerjanya."ucap Yoo Jin. Tentu saja, Yoona sudah menyangka bahwa kakeknya akan meminta penjelasan darinya.
Yoona mendekat pada Yoo Jin. "Seharusnya kau tak perlu repot-repot, pada akhirnya rencanamu untuk menyingkirkanku akan gagal."bisik Yoona sembari tersenyum penuh kemenangan kemudian pergi bersama Hendery ke ruangan kerja kakeknya.
"Lelucon apa lagi yang sedang kau tunjukkan, Im Yoona?"tanya Gook Hwan.
"Harabeoji, bukankah kau begitu mencintai Hyungkang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake
Fanfiction[COMPLETED]-Some people are real, some people are good. Some people are fake and some people are real good at being fake. So, which one are you?