"Yoona?"panggil Jaehyun yang sebelah tangannya memegang lengan Yoona sedangkan sebelah tangannya lagi memegang stir mobil. Membuat istrinya itu terbangun dari segala lamunannya.
Mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang dari kantornya masing-masing. Seperti biasanya, Jaehyun menjemput Yoona di kantornya lalu mereka berdua pulang bersama.
"Ku perhatikan belakangan ini kau terlihat cemas sejak keluar dari ruang pemeriksaan beberapa hari yang lalu. Apa yang terjadi?"tanya Jaehyun.
"Tidak ada, aku baik-baik saja."jawab Yoona.
"Yeobo..." Jaehyun tau bahwa Yoona sedang berbohong saat ini. "Apa yang sedang kau pikirkan?"
Yoona menatap suaminya ragu.
"Katakan, aku ini suamimu, Jung Yoona."ucap Jaehyun dengan lembut.
"Ku yakin kau tau apa yang sedang aku khawatirkan saat ini."kata Yoona.
Jaehyun menatap istrinya sekilas. Ya, dia memang bisa menebak apa yang menjadi kekhawatiran istrinya.
"Kau takut ada yang mencelakaimu dan anak kita, bukankah begitu? Maka dari itu kau masih merahasiakan jenis kelamin anak kita?"terka Jaehyun.
Yoona mengangguk lemah. "Saat aku mengetahui jenis kelamin anak kita, disatu sisi aku begitu bahagia tapi disatu sisi aku merasa cemas. Kakekmu dan kakekku pasti akan senang mendengar kabar ini, tapi tidak dengan ibu tiriku dan orang-orang lain di luar sana. Termasuk Rose. Kau sudah tau apa jenis kelamin anakmu itu?"
"Dia bukan anakku, Yoona. Anakku hanyalah anak yang sedang kau kandung."bantah Jaehyun dengan tegas.
"Anak yang dikandung Rose berjenis kelamin laki-laki, Jaehyun-ah. Anak itu akan mengancam posisi anakku kelak." Yoona meminta Hendery untuk mencari tau tentang gerak-gerik Rose dan segala informasi tentangnya. Bahkan Yoona tau bahwa suaminya pernah menemui Rose beberapa kali.
Rasanya semesta tak pernah mengijinkan Yoona untuk bernafas dengan lega. Ketika ia baru saja bahagia karena mengetahui jenis kelamin anaknya, ia harus mendengar kabar dari Hendery bahwa Jaehyun menemui Rose beberapa kali. Entah apa yang Jaehyun katakan hingga Rose tak lagi mengusiknya tapi yang jelas bagi Yoona, selama Rose dan bayi yang sedang dikandung wanita itu masih hidup, mereka berdua merupakan ancaman terbesar Yoona.
Yoona pun langsung turun dari mobil ketika keduanya sudah sampai di rumahnya.
"Yoona!"panggil Jaehyun. "Yoona-ya!!"serunya yang berlari mengejar istrinya.
"Wae? Kau tak percaya padaku?"tanya Jaehyun yang berhasil mengehentikan langkah Yoona dengan memegang tangan istrinya itu. "Laki-laki atau perempuan, akan ku pastikan hanya darah daging kita yang akan menjadi pewarisku kelak. Aku berjanji."
"Percaya padamu? Sungguh aku ingin sepenuhnya percaya padamu tapi apa? Kau bahkan masih menemui wanita jalang itu dibelakangku. Aku bukan wanita polos dan bodoh, Jung Jaehyun! Jika kau memang ingin bertemu dengannya, jangan biarkan aku mengetahuinya!"bentak Yoona.
"Yoona-ya..."
"Kau tau? Selama ini aku menahan diri demi anak kita. Selama ini aku diam dan tak melakukan apapun pada wanita jalang itu karena dia sama sepertiku, wanita yang sedang mengandung. Padahal setiap detiknya aku selalu merasa tak tenang, setiap detiknya aku ingin sekali membunuh wanita itu, tapi sialnya aku tak bisa melakukan itu. Karena aku seorang wanita begitupun dengannya."
"Aku tak melakukan apapun dengan Rose. Aku hanya mengancamnya dan memastikan wanita itu untuk tak mengganggu kehidupan kita lagi. Hanya itu."jawab Jaehyun.
"Mengancamnya dengan apa? Dengan bertanggung jawab dan mengakui anak itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake
Fanfiction[COMPLETED]-Some people are real, some people are good. Some people are fake and some people are real good at being fake. So, which one are you?