"JUNG YOONA!"seru Jaehyun saat lelaki itu masuk ke dalam kamar mandi. Ditemukannya Yoona yang seluruh tubuhnya tenggelam di dalam bath tub masih lengkap dengan pakaiannya.
Dengan cekatan Jaehyun meraih Yoona dari dalam bath tub. "Astaga Yoona, cepat panggil ambulan."teriak Jaehyun. "Hendery, hubungi Park Haejin dan Xiaojun, ambil kemeja milikku serta selimut."
Mark pun berlari secepat mungkin untuk memanggil ambulan. Xiaojun mengambil kemeja untuk melindungi tubuh Yoona yang kedinginan. Sedangkan Hendery, lelaki itu langsung menghubungi Park Haejin dan mempersiapkan segala urusan mengenai rumah sakit.
Jaehyun menatap wajah istrinya yang sudah pucat bahkan membiru. Jaehyun menggendong Yoona keluar dari kamar mandi lalu dibaringkannya Yoona di lantai. Yang lebih krusial saat ini adalah pernapasan Yoona.
Jaehyun mencondongkan tubuhnya, memasang telinganya rapat-rapat, apakah jantung istrinya masih berdetak. Namun sayangnya Jaehyun tak mendengar dengan jelas suara detak jantung Yoona. Tangan Jaehyun kemudian menyentuh leher Yoona untuk mengecek denyut nadi Yoona. Sayangnya denyut nadi Yoona lemah.
"Bertahanlah Yoona, ku mohon. Jangan tinggalkan aku. Aku tak bisa jika kehilanganmu."rintih Jaehyun.
Dengan sigap Jaehyun melakukan pertolongan pertama berupa nafas buatan untuk dan CPR untuk Yoona.
Tangan lelaki itu bahkan kini bergetar. Untuk pertama kalinya ia takut merasakan kehilangan seperti ini. Ia takut kehilangan Yoona. "Kumohon, bernafaslah." Dan tanpa Jaehyun sadari, air mata menetes dari kedua mata lelaki itu.
Hingga akhirnya Jaehyun bisa melihat sang istri mulai bernafas kembali meskipun masih lemah.
"Dokter Park juga sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit terdekat dari sini. Setelah melakukan tindakan, barulah Yoona dipindahkan ke Hyungkang Hospital."lapor Hendery.
"Daepyeonim, ini."Xiaojun memberikan kemeja milik Jaehyun serta selimut.
Mengerti bahwa Jaehyun akan melepas pakaian Yoona, Xiaojun dan Hendery membalikkan badan mereka.
"Ambulan sudah datang."ucap Mark.
***
Jaehyun menatap pintu ruangan tempat dimana istrinya sedang diberi tindakan itu dengan cemas. Dia benar-benar takut kehilangan Yoona. Beberapa menit sekali Jaehyun bangkit, berjalan mondar-mandir, duduk lalu berdiri lagi, terus saja begitu.
Dia menyesal mengatakan yang sebenarnya pada Yoona. Jaehyun lebih memilih disalahkan seumur hidup oleh Yoona, Jaehyun lebih memilih Yoona membencinya, bahkan Jaehyun rela Yoona kembali pada Doyoung asal Yoona tetap hidup. Asal Yoona tak menderita.
Cintanya pada Yoona memang sebesar itu.
Jaehyun tersentak saat Hendery menyodorkannya kopi kaleng. "Minumlah."ujar Hendery.
Jaehyun menatap Hendery sesaat sebelum menerima kopi kaleng pemberian orang kepercayaan istrinya.
"Kau tak perlu khawatir. Yoona akan baik-baik saja."
Jaehyun membuka kaleng kopi itu kemudian meneguknya perlahan.
"Harusnya aku tak memberitahu Yoona."sesal Jaehyun.
"Cepat atau lambat dia harus tau. Aku berterima kasih kau mau memberitahu Yoona kebenarannya, disaat aku tak sanggup mengatakannya pada Yoona."balas Hendery.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake
Fanfiction[COMPLETED]-Some people are real, some people are good. Some people are fake and some people are real good at being fake. So, which one are you?