8

1.1K 242 38
                                    

"Apa kabar?"tanya lelaki itu. Namun Yoona masih diam. Ia...ia tak mampu berkata apa-apa. Bibirnya terasa beku, lidahnya terasa kelu. Setelah sekian lama, lelaki itu muncul dihadapannya. Lelaki yang selama ini selalu ia rindukan.

Lelaki itu tersenyum menatap Yoona sebelum akhirnya ia menarik Yoona ke dalam pelukannya. "Aku merindukanmu, sangat merindukanmu."ucapnya dengan nada bergetar.

"Kau..apa ini benar-benar dirimu? Apa aku tak sedang bermimpi?"tanya Yoona dengan nada yang sama bergertar, seperti lelaki itu.

"Hmm, ini aku. Kau sedang tak bermimpi. Kau tak mungkin melupakanku kan?"jawabnya sembari mengelus kepala Yoona dengan lembut.

"Bagaimana bisa aku melupakanmu."ucap Yoona.

Lelaki itu pun melepaskan pelukannya. Menatap perempuan yang sangat ia cintai dan ia rindukan lekat-lekat. Waktu tak mengurangi kecantikan perempuan yang ada dihadapannya. Malah perempuan itu semakin cantik.

"Kau..terlihat lebih kurus."ujarnya sembari menyentuh pipi Yoona.

"Begitupula denganmu."balas Yoona. Ya, lelaki itu terlihat lebih kurus sejak terakhir kali mereka bertemu.

"Yoona-ya.."panggilnya dengan lirih. "Apa kau harus benar-benar menikah dengan lelaki lain? Terlebih Jung Jaehyun?"

"Kau mengenalnya?"tanya Yoona yang bukannya menjawab malah balik bertanya.

"Siapa yang tak mengenal Jung Jaehyun."

"Mianhae..."balas Yoona.

"Ikutlah denganku. Kita pergi sejauh mungkin, ke tempat dimana tak ada satu orang pun yang mengenal kita dan hidup bahagia. Seperti impian kita dulu."ajaknya sembari mengulurkan tangannya pada Yoona.

Yoona menundukkan kepalanya. "Aku tak bisa..."

"Yoona-ya..."

"Aku benar-benar tak bisa."ulang Yoona. Yoona yang dulu pasti akan menerima ajakan lelaki yang dicintainya itu, tapi tidak dengan Yoona yang sekarang. Dia tak bisa menyerah dan meninggalkan semuanya hanya karena cinta. Dia tak rela jika harus melepaskan Hyungkang dan membiarkan ibu tirinya menang. Tidak setelah apa yang wanita ular itu lakukan terhadapnya dan mendiang ibunya.

"Kau sudah tak mencintaiku lagi?"tanya lelaki itu dengan nada kecewa.

"Bukan seperti itu. Aku..aku sangat mencintaimu. Hanya saja.."ucapan Yoona terhenti sesaat setelah lelaki itu menyentuh pipi Yoona dengan jemarinya.

Ah, Yoona begitu merindukan sentuhan dari lelaki yang sangat dicintainya itu. Mata Yoona sontak berkaca-kaca, hati-hatinya yang beku itu tiba-tiba melemah. Ya, hanya dua orang di dunia ini yang mampu membuatnya lemah bahkan sampai mengeluarkan air mata. Padahal seorang Im Yoona tak pernah menunjukkan kelemahannya di depan orang lain.

"Aku tau...aku mengerti."

Lelaki itu menghapus air mata Yoona. Perlahan wajahnya mendekat, kemudian ia menyatuhkan bibirnya dengan bibir Yoona. Dan mereka tenggelam, tenggelam dalam rindu yang selama ini terpendam.

Tangan Jaehyun mengepal amat keras melihat wanitanya ah calon wanitanya disentuh oleh orang lain. Padahal Jaehyun sendiri belum pernah menyentuh Yoona. Bagaimana tidak? Jika Yoona selalu menolak untuk bersentuhan dengan Jaehyun kecuali jika keduanya sedang bersandiwara.

Jaehyun perlahan melangkahkan kakinya, untuk mengetahui siapa lelaki yang telah mencuri hati calon istrinya sampai Yoona mengatakan padanya bahwa ia tak bisa memberikan cintanya untuk Jaehyun.

"Daepyeonim."panggil Hendery yang sontak membuat langkah Jaehyun terhenti.

Jaehyun menoleh ketika ada orang yang memanggilnya. Dan yang memanggilnya adalah Hendery.

Fake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang