19

1.2K 251 66
                                    

"Hoeek." Yoona kembali mengeluarkan isi perutnya. Sepertinya ia sudah mengeluarkan seluruh isi dalam perutnya. Yoona merasa lelah dan tenggorokannya bahkan terasa perih sekarang ini.

Yoona membasuh mulutnya di wastafel lalu menatap pantulan dirinya di cermin. Apa yang terjadi padanya? Belakangan ini setiap pagi menjelang siang Yoona merasa mual dan muntah-muntah.

"Tidak mungkin. Aku hanya kelelahan."gumam Yoona. Ia meyakini bahwa dirinya sakit karena kelelahan dan kurang makan. Mengurus proyek besarnya membuat pola makan dan pola tidur Yoona terganggu.

Yoona pun keluar dari kamar mandi. Ia terkejut ketika melihat Jaehyun yang berdiri di depan kamar mandi. "Kau sakit?"tanya Jaehyun. Lelaki itu terbangun dari tidurnya saat mendengar istrinya muntah-muntah.

"Yoona, apa jangan-jangan kau hamil?"

"Aku hanya kelelahan. Kau tau sendiri pola makan dan tidurku berantakan belakangan ini."jawab Yoona ketus. "Mana mungkin aku hamil."

Bukan hanya mual dan muntah, Yoona mudah lelah dibandingkan dengan biasanya. Nafsu makan wanita itu juga benar-benar buruk. Yoona malas jika setelah makan ia harus mengeluarkan isi perutnya lagi.

Ketika Jaehyun sudah masuk ke kamar mandi, Yoona meraih kalender yang ada di kamarnya. Astaga, Yoona baru menyadari bahwa dia belum datang bulan.

"Ani, jika aku telat datang bulan  bukan berarti aku hamil."gumam Yoona sambil keluar dari kamarnya.

"Noona, wajahmu pucat sekali."ungkap Mark saat melihat Yoona yang baru keluar dari kamarnya. "Kau muntah lagi?"

Yoona mengangguk lemah.

"Duduklah, akan ku buatkan teh herbal untukmu noona."

"Gomawo, Mark."

Mark tersenyum sembari membuat teh untuk Yoona. "Kau sudah periksa ke dokter?"

"Ini hanya hal sepele. Tak perlu periksa ke dokter."

***

"Kau masih sakit?"tanya Hendery.

"Entahlah, rasanya imunitasku tak sebagus dulu."

"Kau sudah sarapan?"

"Sudah." Yoona tak sepenuhnya berbohong. Dia hanya makan satu suap pagi ini. Wanita itu langsung pamit pada keluarganya dengan alasan dia harus segera ke lapangan karena ada hal yang mendesak.  Bagaimana bisa dia makan jika baru sesuap saja rasanya makanan itu memaksa untuk keluar lagi?

"Hanya sesuap hyung."kata Mark tiba-tiba.

"Seharusnya kau tak ke lapangan jika kau masih tak enak badan."omel Hendery.

"Sudah ku bilang kan, noona. Dasar keras kepala."rutuk Mark yang sedari tadi selalu berada di dekat Yoona. Dia tak mau meninggalkan Yoona karena takut sesuatu yang buruk terjadi pada Yoona.

Hendery mengerutkan keningnya. Tak biasanya Mark mengitili Yoona seperti ini.

"Aku tak punya waktu untuk mendengar ocehan kalian. Jangan ikuti aku, aku malas berada di dekat kalian."balas Yoona. Entah mengapa ia menjadi sensitif seperti ini.

Yoona meninggalkan Mark dan Hendery lalu menghampiri kepala proyek untuk menanyakan progres pembangunan.

"Bagaimana progresnya?"tanya Yoona.

Fake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang