"Noona...Lee Samunim, dia telah mengetahui bahwa Jaehyun hyung bukan anak kandungnya. Berita tersebut bahkan sudah tersebar di media online. Jaehyun hyung memerintahkanku untuk tak memberitahukannya padamu tapi aku tak bisa. Keadaan di kediaman Lee begitu kacau saat ini."
"Apa yang kau lakukan?!!"pekik Doyoung. Lelaki itu menjatuhkan pistol dari tangan Yoona. "Kau sudah gila?"
"Ini kan yang kau inginkan? Kau ingin aku mati dihadapanmu bukan?!"sentak Yoona. "Geurae, aku akan mengabulkannya." Yoona berusaha meraih kembali pistol yang telah terjatuh itu. Tapi Doyoung berhasil menepis tangan Yoona.
"IM YOONA!"
"Apa tak cukup kau menghancurkan keluargaku? Dan sekarang kau malah menghancurkan keluarga Lee."
"Bukan aku yang melakukannya."
"Kau boleh menghancurkanku, tapi aku tak akan membiarkan seorang pun menghancurkan Jaehyun. Dia tak salah apa-apa, Dongyoung-ah..dia tak terlibat."
Doyoung terbelalak. Dia baru menyadari bahwa Yoona baru saja memanggil nama aslinya. "Sejak kapan...sejak kapan kau mengetahui identitas asliku?"
Yoona kemudian berlutut di hadapan Doyoung. Seorang wanita arogan dan dihormati seperti Yoona, membuang semua harga dirinya untuk berlutut di depan Kim Doyoung. "Mianhae, naega jalmot haesseo. Seharusnya aku yang mati, bukan ayahmu. Harusnya mereka tak menyelamatkanku."
Doyoung tersentak melihat Yoona yang berlutut di hadapannya. Sejujurnya ia tak ingin bertindak sejauh ini. Tapi rasa dendam begitu menguasainya. Doyoung pun mengangkat tubuh Yoona dan membuat wanita itu berdiri berhadapan dengannya.
"Jika kau mengira aku yang membeberkan rahasia itu, kau salah. Bukan aku yang memberitahu eomeonim mengenai Jaehyun. Sejeong yang melakukannya."jelas Doyoung.
"Sejeong???"
"Aku sudah berusaha mencegahnya tapi aku tak berhasil."ujar Doyoung yang membuat Yoona mengerutkan keningnya. Mengapa Doyoung berusaha mencegah Sejeong? Entah Yoona harus percaya pada Doyoung atau tidak, Yoona tak tau.
"Kau yang mempengaruhi Sejeong untuk melakukannya bukan?"
"Aku tak akan gegabah membocorkan rahasia besar seperti itu. Percaya atau tidak terserah kau."jawab Doyoung datar.
"Lalu bagaimana dengan kakekku? Kau..kau yang membunuhnya bukan?"
Doyoung diam. Secara tak langsung, mungkin apa yang dikatakan Yoona benar. Dia lah penyebab Im Gook Hwan terkena serangan jantung.
"Apa yang kau lakukan padanya hingga kakekku meninggal seperti itu??" Yoona menarik kerah kemeja Doyoung. "Apa yang kau lakukan, brengsek?!!"
Doyoung membiarkan Yoona membentak dan menarik kemejanya berulang kali hingga air mata wanita itu menetes begitu saja. Doyoung pun melepas cengkraman Yoona pada dirinya. Lelaki itu kemudian mengambil pistol yang tergeletak di lantai. Diberikannya pistol itu pada Yoona.
"Bunuhlah aku, jika kau sangat ingin melakukannya."
"Mungkin kau benar. Satu-satunya cara untuk mengakhiri semua ini adalah dengan membunuhmu, lalu setelah itu aku akan membunuh diriku sendiri."
Dengan tangan yang bergetar, Yoona meraih pistol itu dan mengarahkannya tepat pada kening Doyoung. Tinggal menarik pelatuknya, peluru itu akan melesat menembus kening Doyoung.
"Kedengarannya ide yang bagus. Kita akan sehidup semati bukan? Yoona-ya, jika kau yang membunuhku dengan tanganmu sendiri, aku sama sekali tak keberatan."
"Noona!!!! Yoona Noona!! Doyoung Hyung!!!! Buka pintunya!!!"
Yoona dan Doyoung menoleh ke arah pintu. Mereka mengenali suara itu, suara Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake
Fanfic[COMPLETED]-Some people are real, some people are good. Some people are fake and some people are real good at being fake. So, which one are you?