HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
*****
"Iya aku tau dan aku mengerti maksud ibu. Tapi aku belum ada niatan untuk mencari kekasih. Aku ingin fokus menjaga ibu sepenuh hatiku. Karena jika aku sudah mempunyai kekasih aku tidak mau berbagi kasih dengan ibu. Tapi aku berdoa kepada Tuhan semoga suatu saat nanti mendapatkan pendamping hidup yang baik hati dan mulia seperti ibu. Yang mencintai dan menyanyaiku dan ibu dengan setulus hatinya, Yang bisa mengurus aku dan ibu jika sudah tua nanti" Alana meneteskan air mata nya mendengar kata - kata menyentuh Sean. Ia sangat beruntung sekali memiliki seorang putra sebaik dan penyayang seperti Sean. Walaupun kenyataan nya ayah dari Anak nya sudah menyakiti hatinya.
"Ibu sangat bangga mempunyai anak seperti Sean"
"Sean juga bangga memiliki ibu seperti ibu" Sean makin erat merengkuh malaikat tanpa sayap nya ini.
***
Hari ini adalah hari dimana Alana beserta nenek Maria akan meninggalkan desa Debury.. desa tentram dan sejuk yang penuh sejuta kenangan itu. Berat memang bagi Alana meninggalkan desa yang ia tinggali selama 10 tahun belakangan ini terlebih lagi bagi nenek Maria. Yang sejak lahir memang sudah tinggal di desa Debury.Tapi mau bagaimana lagi, ini demi kebaikan mereka semua. Lagipula benar kata Sean, akan lebih baik jika mereka tinggal di kota. Semua yang mereka butuhkan ada di sana semua. Terlebih lagi bagi nenek Maria yang sudah sering sakit - sakitan. Rumah sakit disana dekat dan juga fasilitas nya lengkap.
Alana dan nenek Maria hanya membawa pakaian dan juga barang yang menurut mereka sangat penting saja. Mereka tidak bawa barang - barang yang lain selain itu.
Lagipula rumah tersebut akan Sean rehap lagi, bukan di bongkar tapi dibuat layak dan lebih nyaman lagi. Takut jika suatu saat nenek Maria rindu pada desa nya nenek Maria bisa singgah kesana.
Alana dan nenek Maria pun sangat senang dan bahagia mendengar nya. Ternyata Sean sangat perduli pada nenek Maria padahal nenek Maria bukan nenek kandung nya sekalipun.
Sean beserta rombongan sudah dalam perjalanan, mungkin 15-20 menit lagi mereka sampai di kediaman Sean yang katanya hanya ia huni seorang diri kecuali para pelayan dan bodyguard nya.
Sean melirik ibunya yang duduk di belakang bersama nenek Maria melalui kaca depan. Sean tersenyum hangat melihat ibunya sedang tidur dengan lelapnya. Wajar saja ibunya dan nenek Maria tidur dengan lelap karena perjalanan dari desa Debury ke kota memakan waktu 8 jam lama nya. Lagipula desa Debury ke kota yang
Sean tinggali adalah kota yang berbeda. Jadi maklum saja jika kedua wanita yang sangat ia sayangi itu kelelahan.
Dan akhirnya mereka semua pun sampai di rumah Sean. Rumah pribadi milik nya sendiri tanpa campur tangan ayah nya.
"Tuan. Kita sudah sampai" ujar sang supir membuyarkan lamunan Sean. Sean terkejut saat mendengar suara sang supir yang diketahui bernama Roy itu. Sean tidak sadar jika mobil yang mereka tumpangi ini sudah ada di depan rumah, bahkan dirinya saja tidak sadar sejak kapan ia melamun.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN MY CHILD
General FictionKau menghancurkan hidup ku yang sudah tidak ada apa - apa nya ini.