HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
*****
Masalah tiket yang baru saja mereka bicarakan ia lupakan dulu, yang penting ia tidur terlebih dulu. Mata mengantuk ditambah kepala pusing, pusing karena istrinya yang aneh itu mulai berulah.
***
Setelah dua hari dimana Alana menelpon nya akan membicarakan tentang tiket konser itu, malam nya dengan semangat Alana meminta dibelikan tiket itu beserta lightstick nya. Ahh apapun itu nama nya yang aku tau lampu - lampu berlogo nama grup itu.
Dan konser itu berlangsung dua hari yang akan datang dari permintaan Alana hari itu. Gila! Untung Damian orang yang cukup berpengaruh jadi hal seperti ini hanya masalah sepele untuk nya, hanya menjentikan kedua jarinya maka masalah selesai. Lain hal nya kalau misalkan Damian orang biasa - biasa saja, Bisa mati berdiri dia mendengar permintaan istrinya yang tak masuk akal itu.
Gimana tidak masuk akal! Karena sudah dipastikan tiket - tiket seperti itu sudah habis terjual dan tidak tersisa lagi, bukan?
Dan pagi ini mereka akan berangkat ke Korea untuk menonton konser itu, dan lebih menyedihkan nya lagi Damian harus menemani nya. Kenapa bukan mengajak anak nya sih? Ahh tidak! Tidak! Kalau Alana mengajak bocah itu enak di bocah itu dong? Bisa kencan dengan istri orang? Aihhhss sial!
Tidak banyak yang mereka bawa, hanya tas tangan dan juga pakaian yang di pakai di badan. Mereka tidak membawa pakaian karena kebetulan mereka mempunyai pakaian di rumah kedua orang tua Alana lumayan banyak.
Lagipula walaupun konser itu bukan diadakan di Korea pun mereka tidak akan membawa pakaian, Damian orang kaya jadi gampang membeli di mall. Hidup itu tidak usah di bawa pusing.
Dan setelah Damian dan Alana hanya duduk di dalam jet selama belasan jam akhir nya mereka sampai juga di negeri gingseng itu.
"Ahhh lelah nya" keluh Alana tapi masih menyunggingkan senyuman nya, Alana merenggangkan otot - otot nya karena terlalu lama di dalam jet tanpa melakukan apa - apa".
Damian tersenyum melihat tingkah istrinya. Sumpah usia istrinya ini sudah tidak muda lagi tapi kelakuan dan wajah nya seperti gadis berusia dua puluh tahunan. Sepertinya wajah Asia memang seperti itu semua.
"Mau di gendong?" tawar Damian pada Alana, Alana langsung menoleh ke arah Damian yang berdiri tepat disamping nya dengan tatapan tajam. Lah apa salah nya? Pikir Damian.
"Jangan mencari kesempatan untuk menyentuh tubuhku" delik Alana tak suka. Damian menghela nafas saat mendengar jawabam tak masuk akal istrinya kembali. Niat nya kan baik kenapa di jawab dengan berburuk sangka? Istrinya ini memang aneh.
"Ya sudah kalau tidak mau, jangan begitu dong sayang mata nya, tidak enak dilihat" ujar Damian lembut dan mengelus rambut istrinya yang di ikat secara asal itu.
"Ya sudah cepat! Mana mobil yang akan menjemput kita? Bagus tidak mobil nya?". Tanya Alana. Untuk kesekian kali nya Damian menghela nafas. Dulu Alana itu orang nya pendiam, penurut, penyabar dan juga menerima apa adanya. Tapi kenapa sekarang istri nya suka marah - marah, tidak sabaran dan juga menjadi wanita matre? Ya walaupun itu tidak masalah baginya, ia justru senang. Lagipula ia kan orang kaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN MY CHILD
General FictionKau menghancurkan hidup ku yang sudah tidak ada apa - apa nya ini.