HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
*****
"Ingat! Jangan pernah perlihatkan tatto itu kehadapan ibu. Ibu ingin muntah melihat nya" Sean mengangguk mengerti.
"Apa kau lihat - lihat? Ingin jadi preman juga seperti anakmu yang mempunyai tatto norak itu? Iya?" Damian dengan cepat menggelangkan kepalanya seperti anak kecil yang ketakutan dimarahi.
"Ini sungguh Alana? Wanita yang aku nikahi 21 tahun yang lalu? Astaga kenapa sekarang berubah menjadi seperti macan? Kemana hilang lemah lembutnya? Kenapa manjadi galak sekali" batin Damian bergidik ngeri.
***
Setelah insiden nyanyian merdu dari sang ibu di kolam renang tadi dan sekarang Sean sudah berpenampilan rapi. Bukan rapi dengan pakaian jas seperti biasanya, bukan itu.
Tapi saat ini Sean berpenampilan casual. Hanya memakai jeans biru dongker dan juga kaos putih polos.
Sangat pas sekali dengan postur tubuhnya yang tinggi layak nya model catwalk internasional.
"Mau kemana?" tanya Damian sambil membawa segelas jus jeruk dan menghampiri Sean.
"Bandara"
"Mau pergi kemana? Kenapa kebandara?"
Sean mengambil kunci mobil di laci samping televisi. Lalu mendekat ke arah Alana yang memang saat ini sedang menonton acara memasak. Mengabaikan pertanyaan sang ayah barusan.
Ingin rasanya saat ini Damian melempar Sean dengan granat tapi Damian mencoba bersabar sesabar - sabar nya.
Dia tidak mau hubungan nya yang sudah mulai mencair kembali hancur hanya karena kesabaran nya diuji.Sean mencium kedua pipi Alana lalu memeluk nya erat. Dan itupun dibalas oleh Alana.
Dilain tempat tak jauh dari mereka seorang pria matang sedang meremas gelas nya dengan kuat, rasanya gelas itu akan hancur di tangan Damian jika misalkan remasan nya agak lebih kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN MY CHILD
General FictionKau menghancurkan hidup ku yang sudah tidak ada apa - apa nya ini.