Reina membawa ethan pulang. Biar saja ethan tau rasa, "mau kemana rei? " tanya ethan pelan, ya kini reina yang mengendarai mobil ethan. "Bunda" ethan menunduk pasrah, sudah ada pengajian akbar di rumah nya.
Reina melihat bundanya yang duduk di depan televisi "assalamualaikum bun" reina mencium punggung Aurellia yang terheran, baru pukul 12 reina sudah pulang? "Tuh anak bunda yang udah jago " aurellia menatap ethan yang menunduk, terkejut saat melihat ethan pulang dengan wajah memar disetiap inci wajahnya.
"Ini anak bunda yang jago? Jago bikin bunda darah tinggi! Mau apa, mau biar orang ngomongin kamu itu pahlawan? " reina melangkahkan kakinya menuju kamar nya, sudah tubuhnya sangat lemas dengan kepala yang sedari tadi berkedut.
Merebahkan tubuhnya, mungkin dengan tertidur rasa lemas dan pusingnya akan hilang.
######
Arka kini terbaring di kamar tidur nya, sungguh hidupnya sangat datar. Sudah beberapa kali dirinya berfikir dengan sifatnya apakah terlalu berlebihan namun dirinya menggeleng, tentu saja tidak.
Arka meraih tasnya, ada tugas yang harus dikerjakan namun hoodie yang terlipat rapi di tasnya menarik perhatiannya, arka mencium aroma hoodie tersebut Wangi gadis pemilik senyum merekah itu. Jasmine adalah aroma itu.
Arka merentangkan hoodie tersebut dan melihat kertas yang jatuh dari lipatan hoodie itu, dengan rasa penasaran arka membuka kertas tersebut sudut bibirnya terangkat naik, dan sebuah senyuman yang selama ini dirinya hanya tunjukkan sangat tipis kini membentuk senyuman yang sangat lebar.
Maaf kalo pake pewangi baju gue, lupa nyuri punya tetangga. :))
Reina.
Arka tidak sadar jika pintu kamarnya terbuka yang menampilkan dita yang tersenyum haru, senyuman yang tiga tahun lalu sangat sering ia dapatkan kini kembali meski hanya sementara.
Dita menutup pintu tersebut pelan, arka menggelengkan kepalanya saat membaca kalimat dikertas reina."Lucu" gumam arka dengan senyum yang masih menghiasinya.
Arka menggeleng cepat dengan segala sesuatu yang tiba-tiba membuncah di hatinya, lo gak boleh lemah buat dua kali nya tandas arka, sudah cukup baginya tiga tahun lalu dipermainkan oleh perempuan. Karena dia arka menjadi dingin dan tak bisa disentuh
Karena dia arka menjadi seseorang yang mengabaikan sekitar
Karena dia.Arka mengacak rambutnya kasar, kejadian tiga tahun lalu terputar di kepalanya. "Arghh bisa gila gue! " arka frustasi sendiri, mungkin mandi air dingin bisa menghilangkan rasa amarahnya.
Reina membuka kelopak matanya, sudah berapa jam dirinya tertidur. Melihat jam menunjukkan pukul enam lebih lima. "Hah?!!" teriak reina, dirinya tertidur selama enam jam penuh? Reina segera bergegas mandi, ayahnya akan segera pulang dirinya tak ingin ketinggalan drama kali ini.
Reina melangkah turun bersamaan sang ayah yang sudah segar duduk di meja makan, "hai yah" reina menampilkan senyum manisnya "udah sembuh? " reina mengangguk, rasa pusing dan bersinnya sudah reda.
Ethan duduk dengan menunduk dan terdiam, tak ada lelucon atau lontaran kekesalan reina. Setelah selesai barulah argatama membuka suara nya "ayah gak marah sama kamu, ayah malah bangga kamu bisa buat sekolah gak rusak sama sekali" reina menganga lebar, drama nya tak seperti apa yang dibayangkan reina.
Aurellia saja menggelengkan kepalanya, sesama pria akan saling membela lihat saja wajah binar ethan. "Ayah! Kok abang gak di marahin? Reina gal sengaja jatuh aja ayah marah" kesal reina, teringat dua bulan yang lalu dirinya jatuh saat mengendarai sepeda motornya saja ayahnya mencak-mencak sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINARKA ✔
Teen Fictionbertemu nya dengan pria dingin dan tak peduli membuat gadis periang berkuncir kuda selalu menahan kesal jika mereka bertemu dan sedikit berinteraksi. kekesalan gadis membuat perasaan tersebut terombang-ambing di kala mereka bisa dikatakan bersama s...