Reina keluar dari ruangan Zamora saat sudah menunjukkan pukul lima padahal dirinya masuk pukul setengah empat "apa yang lo omongin sampe lupa kalo gak di chat,lo gak pulang? " reina mengedikkan bahunya dan meninggalkan arka."Gue capek. Pulang" arka memegang bahu reina sehingga reina berbalik "minta maaf, temenan, balikan" reina mengibaskan tangannya di depan wajah arka.
"Pulang atau gue bunuh? " arka bergidik ngeri dan langsung menuruti kemauan reina.
Arka mengantar reina hingga depan rumahnya "sana masuk! Sarap lo" reina mendengus kesal karena merasa janggal arka tidak mengucapkan dan mengacak rambutnya, namun reina tersadar jika dirinya sudah tidak ada hubungan sama sekali.
"Hm. Thanks " reina berbalik arah menatap kesal arka yang mencekal tangannya "tadi lo bilang balikan? " reina mengedikkan bahunya acuh.
"Jalan aja deh " reina masuk ke rumah tanpa menoleh ataupun mengoreksi ucapannya membuat arka tersenyum tidak jelas.
Arka merogoh saku celananya dan menelpon reina "halo? "
"Apaan lagi sih ka? Gue mau mandi"
"Kita balikan? "
"Kata siapa? Ngaco lo"
"Tadi lo bilang jalan aja deh "
"Masih ngarep lo sama gue? Gue tau gue itu gak gampang di lupain kan gue ngangenin "
Tanpa aba-aba arka memutuskan sambungan dan menatap jendela kamar reina yang sang pemilik kamar berlagak pongah. Reina melambaikan tangannya pada arka "malu gue" arka segera melaju pergi sebelum dirinya kembali mempermalukan diri.
Reina di dalam kamar tertawa terbahak-bahak melihat wajah arka yang memerah "hm cowok malu merah juga ya? "
Reina turun dari kamar dengan setelan pakaian casual dirinya akan pergi menuju rumah zaflan "maaf ya lama"
"Sama arka dandan, sama zaflan dandan lo mau sama siapa sih? " reina menatap datar ethan "gue maunya sama jefri Nichol" zaflan dan reina pamit kepada ethan karena kedua orang tua reina sedang ada kunjungan luar kota.
"Masa gue bimbel gak boleh coba? " zaflan terkekeh pelan dan mengacak rambut reina "ya, turutin aja. Lagian ada abang lo, dia juga pinter kan? " reina hanya mengangguk setuju.
Mereka turun dan langsung masuk kerumah zaflan "ma! Reina dateng! " mama zaflan datang dengan binar "sayang, udah lama kamu gak main! Katanya kapan-kapan " reina hanya tersenyum canggung.
Reina menuju dapur memang tujuannya adalah membuat kue bersama "zaflan udah lama gak bawa cewek ke rumah, kalo bawa juga cuma kamu" reina tersenyum tipis, reina tau arah jalan pikiran mama zaflan.
"Maafin tante karena hubungan kalian jadi gak baik-baik " reina mengangguk kecil "gak papa Tan, mungkin juga udah jalan-nya "
"Kamu memang sudah punya pacar? Kata zaflan seperti itu" reina bingung akan menjawab pertanyaan mama zaflan "udahlah ma, mama kepo banget " reina tersenyum tipis.
"Akhirnya udah jadi! Ayo cicipin " mereka memakan dengan sekali tertawa "Tan, reina mau pamit udah hampir jam 9. " mama zaflan mengangguk pelan dan memberikan sebagian kue yang mereka buat.
"Zaf, berhenti di tukang martabak bentar ya? " zaflan mengangguk pelan dan memberhentikan mobilnya di samping pedagang.
"Pak martabak telur satu, martabak manis satu. Yang telur spesial ya? " sang penjual mengangguk pelan.
"Rei? " reina yang asik bermain ponsel mendongak "ya? " tiba-tiba menjadi hening karena reina tidak sengaja bertubrukan mata dengan arka.
"Neng ini martabaknya " reina mengulurkan beberapa uang dan menatap arka dengan canggung "ngapain lo di sini? Ini kan jauh dari rumah lo" rein menunjuk mobil zaflan dan arka langsung mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINARKA ✔
Teen Fictionbertemu nya dengan pria dingin dan tak peduli membuat gadis periang berkuncir kuda selalu menahan kesal jika mereka bertemu dan sedikit berinteraksi. kekesalan gadis membuat perasaan tersebut terombang-ambing di kala mereka bisa dikatakan bersama s...