11. Reinarka

4.3K 175 17
                                    


Senyum reina mengembang sempurna saat arka mengenggam tangan reina setelah guru matematika keluar dengan segera arka menarik tangan reina hingga pekikan-pekikan fans dari arka mendominasi.

"Pakai, gue gak mau paha lo diumbar " senyum reina merekah, jantungnya berdetak kencang tidak ada seorang perempuan yang diperlakukan manis jika tidak terbawa perasaan, itu juga sama yang dirasakan reina.

Reina naik motor arka dan arka menarik tangan reina agar memeluk pinggangnya, "gue gak nanggung resiko" pipi reina memerah yang bisa dilakukan nya hanya tersenyum dengan pipi merah yang tidak bisa di sembunyikan.

Reina tidak tau dirinya di bawa kemana, yang di otaknya hanya cara agar arka tidak mendengar degupan jantung yang seakan keluar. Arka menghentikan di sebuah kafe yang reina cukup kenal mungkin sangat reina kenal, namun reina mengesampingkan pertanyaan dan segala hal tersebut yang dirinya inginkan mengapa arka mengajaknya yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya.

"Gue ajak lo buat nyusun rencana buat acara duet di acara prom night kelas 12" reina mengangguk saat mendengar maksud arka membawanya pergi.

Reina baru sadar dengan kata 'duet' berarti reina bernyanyi dengan arka? "Kita yang nyanyi? " arka mengangguk pelan dan bersamaan itu pesanan mereka datang.

"Pak bayu yang nyuruh, waktu itu beliau pernah denger lo nyanyi di ruang musik ", reina mengingat kembali saat dirinya sedang ekstra musik dan memang pelatihnya adalah pak bayu sendiri mungkin pak bayu pernah mengatakan dan reina sudah terlalu lupa jika berhubungan dengan musik.

"Terus mau pake lagu apa? " arka mengendikkan bahunya bahwa tidak tau, reina juga bingung dan merasa mengingat lagu yang mungkin cukup Bagus.

"Gue tau" reina menjelaskan tentang lagu yang akan mereka tampilkan tiga minggu lagi, reina juga tidak sadar bahwa abangnya ethan akan segera meninggalkan reina karena cita-citanya.

Mereka membahas lagu tersebut kurang lebih satu jam dan sebagian besar yang berbicara adalah reina arka hanya manggut-manggut setuju saja.

"Pulang ka" arka melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, memang sudah dua jam lebih mereka habiskan di kafe tersebut hingga jam sudah menujukkan pukul lima lewat, baru reina akan naik ke motor arka ada seseorang yang memanggil namanya.

"Reina? " reina menoleh dan melihat seseorang yang di rindukan nya.

Reina menghampiri pria tersebut dan memeluknya dengan erat, juka sang pria tidak cepat menyeimbangkan mungkin mereka akan terjatuh. "Gue kangen banget sama lo, pergi kemana aja? " reina masih Setia memeluk erat pria tersebut hingga melupakan arka yang memandang datar.

"Cowok lo marah tuh" reina melepaskan pelukannya dan menarik tangan pria tersebut ke hadapan arka. "Ka kenalin ini zaflan yang pernah lo tanya" zaflan mengulurkan tangannya pada arka yang sama sekali tidak di balas oleh arka.

"Arka" reina menatap tajam reina, reina tau maksud dari tatapan tajam arka. "Zaf gue duluan, kapan-kapan ketemu lagi" reina menaiki motor arka yang langsung dilakukan di atas rata-rata oleh arka.

Arka melihat wajah reina yang memejamkan mata dengan erat dan cengkraman tangan reina menguat, sebenarnya arka juga tidak tau mengapa harus bersikap seperti itu tapi itu adalah reflek arka saat tidak suka melihat reina memeluk pria lain.

"Maaf tadi udah bikin ngulur waktu lo ka" reina menunduk takut, arka mengacak rambut reina sontak reina mendongak menatap reina.

"Gue yang minta maaf ganggu waktu lo" reina tersenyum yang merambat pada arka, akhir-akhir ini arka sering tersenyum pada reina.

"Masuk dulu? " arka menimbang-nimbang apakah harus mampir atau tidak akhirnya arka mengangguk pelan.

Reina mengenggam tangan arka dan langsung masuk ke rumah nya, "assalamualaikum bunda, ayah! " aurellia datang dengan senyuman hangat dan mulai memicingkan matanya melihat tangan reina dan arka yang saling menggenggam.

REINARKA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang