24. Reinarka

3K 117 3
                                    


"Kenapa lo senyum? Geli gue" reina menggelengkan kepalanya dan mendengarkan guru matematika yang menjelaskan.

"Maen yuk? Udah jarang main sama kia gue " reina menonyor kepala luneta, bukan karena apa. Guru matematika nya saja belum tepat keluar dari kelas dirinya malah berteriak sesuka hati.

"Luneta kamu perempuan tapi suaranya tidak seperti perempuan saja" luneta akan berargumen jika berhadapan dengan guru matematika.

"Aaa kiaa gue kangen sama lo" kia yang akan berdiri dari kursinya terduduk kembali saat luneta datang karena tarikan tanga reina "jijik gue!! Kenapa sih lo di begoin sama reina mau aja! Dia modus ketemu arka" reina yang baru menghampiri meja arka menyengir lebar.

"Eh reina, gue izin duduk samping arka ya" reina melupakan jika Zamora adalah siswa baru yang membuat seisi sekolah heboh karena isu-isu tidak benar.

Reina mengangguk dan menatap arka yang fokus pada buku "kantin gak? " arka mendongak dan mengenggam tangan reina.

"Gue ikut ya? Gak tau kantin" reina hanya bergeming namun Zamora sudah menarik tangan arka. Dan kini arka yang berada antara reina dan Zamora, reina menundukkan kepalanya saat melewati adik kelasnya yang membicarakan yang tidak-tidak.

"Kak reina mau aja di poligami sama kak arka"

"Tuh cewek baru nempel kaya uler! Pengen gue jambak"

"Pacarnya siapa yang pegangan siapa, spesies jaman sekarang udah kaya gini aja" reina melihat rafa yang berjalan di samping nya.

"Za! Kenapa sih lo ganggu arka mulu? Udah arka jelasin kan? Bego banget lo" rafa menghadang jalan Zamora, arka dan reina membuat semakin banyak siswa-siswi yang penasaran.

"Gue cuma mau tau kantin raf! Sirik aja lo" rafa tertawa.

"Emang cuma arka? Banyak yang lain! Lo nya aja yang gak mikirin orang lain" reina mengode rafa agar segera pergi sebelum semakin ramai.

"Dia punya pacar! Lo mau terkenal dengan sebutan pho? Terus kalau udah terkenal lo balikin semua nya jadi yang salah reina karena masa lalu lo, reina ngusik gitu? Drama lo basi tau gak? " arka mengenggam erat tangan reina.

"Suruh rafa diem deh, pengen banget tuh mulut dicocol sambel nya mbak bahenol " reina berbisik dengan sedikit kekehan karena teringat dengan sambal mbak bahenol yang sangat pedas se sma antariksa.

"Rafa!! Aduh gue lupa kalo kemarin nyokap lo bilang mau pinjem buku catetan nyokap gue, ayo ikut bunda titip ke gue" reina menarik tangan rafa sebelum itu reina berbisik pada arka meminta ijin agar tidak membuat heboh.

"Apasih rei? Salah mulu gue" reina masih menari tangan rafa hingga kelas "mau gue sumpel pake kaos kaki si baim? Atau diem lo? " rafa mendengus kesal, mendorong kursi dengan kesal.

"Rafa!! Gue panggil baim beneran nih! " sang pemilik nama bersuara "kenapa rei? Lo manggil gue? " reina menyengir tanpa dosa pada baim, cowok dengan kaus kaki yang tak pernah di cuci.

"Beliin gue batagor dua sama air mineral dua aja. Sip gue tambah sayang kalo gratis" reina memutuskan sambungan dan menatap kesal wajah binar rafa "lo traktir gue? " reina menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan.

"Buat baim karena gue udah panggil nama dia yang ketiga kalinya" wajah rafa yang berbinar, tiba-tiba meredup saat melihat arka datang.

"Jahat banget lo! Biarin gue pacaran sama pacar lo dulu deh! Urusin tuh mantan lo itu! " arka datang dengan sesuai pesanannya pada luneta.

"Kok kamu tau? " arka mengelus kepala reina dan memberikan plastik berisi seporsi batagir dengan air mineral pada rafa.

"Baim gue sayang sama lo!! " reina melempar koin yang ada di sakunya pada rafa "berisik! Lo pikir rumah lo? " rafa memeletkan lidahnya.

REINARKA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang