Di dalam taksi terasa hening, reina memesan taksi online untuk mengantar arka sekalian dirinya pulang karena ya mungkin sifat nakal reina kumat, bolos.
Reina mengutak-atik ponselnya semakin larut semakin tertawa, arka merasa terganggu mendekatkan tubuhnya pada reina dan menyenderkan kepalanya pada pundak reina.Reina tersentak kaget, ingin protes tapi dengkuran halus terdengar membuat reina tidak tega membangunkannya. "Pacaranya sakit ya dek? " reina mengalihkan pandangannya dan menggeleng cepat "temen pak," sang supir hanya tertawa kecil, melihat remaja zaman sekarang.
"Pak ini uangnya " reina menyodorkan uang kes dan melihat arka hang semakin terlelap tidur. "Arka..bangun dulu. Habis ini lo boleh tidur sepuas lo" arka menggeliat dan segera turun di bantu oleh reina, tas arka saja di gendong di sisi kanan tangan reina sebelahnya tas reina.
"Assalamualaikum, " reina mengetuk pintu saat arka duduk di kursi teras.
"Waalaikumsalam, eh reina? Ada apa? " dita bertanya reina menatap arka yang semakin memejamkan matanya.
"Arka! Aduh cepet masuk" arka di bantu reina memasuki kamar arka, "kamu makanya kalo di bilangin mama, nurut bandel jadi gini kan? " arka memejamkan matanya menghiraukan ocehan dari dita.
"Ini juga muka babak belur, habis adu tinju kamu? " reina meringis pelan melihat arka terpejam dengan tangan yang memijat pelipisnya."Em gini Tan, tadi arka berantem terus badannya sakit. Tapi saya sempet obatin lukanya kok" dita tersenyum dan membenarkan letak selimut arka.
"Kamu balik ke sekolah? " reina menggeleng cepat, dan meringis reina duduk di sofa ruang tamu arka.
"Hehe ngak tan, mau balik juga tanggung soalnya kalo masuk langsung kuis fisika bisa nyusul " dita menatap reina bersalah "maaf ya arka jadi repotin kamu" reina tersenyum manis, dirinya tidak di repot kan sama sekali malah ada rasa berbeda "enggak kok Tan, arka temen reina kok" dita mengelus tangan reina dan tersenyum manis.
Kryuk
Reina membulatkan matanya karena tiba-tiba perut nya berbunyi di saat yang tidak tepat, dita tertawa kecil karena reina menundukkan kepala. "Kamu laper? Ayo masak bareng tante, sekalian masakin arka" reina tersenyum lebar rasa malu nya masih ada.
"Kamu bisa masak kan? " tanya dita saat sudah berada di dapur, reina mengangguk antusias "dikit sih" dita tersenyum dan mulai mencari sayur untuk makan pagi atau siang ini.
"Masak apa tan? " dita memandang lemari es dan jatuh pada ayam dan sayur kesukaan arka. "Kamu bisa masak sup ayam? " reina mengangguk dan segera mencuci ayamnya.
"Makanan kesukaan kamu apa? " reina tersenyum karena disela acara memasaknya tidak canggung "apa aja, yang penting enak" kekeh pelan reina merasa sedikit harus dicairkan, dita terkekeh dan memandang reina "pantes arka nempel sama kamu " reina menghentikan aktivitasnya "maksud tante? " bingung reina.
"Iya, dua hari tante ke sekolah ngurusin masalah. Gak sengaja liat kamu sama arka tu nempel aja" reina menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa berbeda jika harus mengobrol dengan topik arka.
"tante suka kamu sama arka" reina tersenyum lebar seakan terbang, padahal dirinya tidak tau karena efek apa.
Setelah satu jam berkutat pada dapur karena obrolan dan candaan dilontarkan membuat waktu memasak sedikit ngaret, "ternyata kamu jago masak juga" reina tersenyum canggung karena sebagian saja reina masih dibantu "kan sama tante juga " dita tersenyum lebar bersama reina seakan selalu terlihat bahagia.
"Kamu bisa anter ini ke kamar arka? Tante mau ke depan bentar lupa ada janji sama tetangga " reina mengangguk ragu karena di rumah arka hanya bertiga namun reina menepis itu semuanya segera bangkit menuju kamar arka setelah dita pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINARKA ✔
Teen Fictionbertemu nya dengan pria dingin dan tak peduli membuat gadis periang berkuncir kuda selalu menahan kesal jika mereka bertemu dan sedikit berinteraksi. kekesalan gadis membuat perasaan tersebut terombang-ambing di kala mereka bisa dikatakan bersama s...