Setelah penerimaan hasil kelulusan kemarin kini reina sedang memutari kawasan mall terkenal di Jakarta ya kalo tidak karena paksaan kedua sahabatnya reina tidak akan mau "ih rei! Yang tampil itu lo kok gue yang ribet sih! " reina menjitak kepala kia karena sedari awal yang mengajak dan merayu adalah kia sendiri."Makanya! Emang lo diundang? " kia mengibaskan tangannya "lo gimana? Anak dua belas sama anak sebelas di undang! " luneta mengajak reina untuk memilih dress yang telah di tentukan.
"Gue kesana ya? " reina mengangguk lantas melihat beberapa dress yang memang membuat reina terkagum dengan desainnya. Mata reina berhenti pada patung dengan dress berwarna hitam dengan tali lengan di bahu dan ini sangat sederhana dan simple menurut reina.
Reina melihat pelayan toko "mbak saya mau ini " sang pelayan mengangguk dan segera mengambil nya.
"Udah dapet? " reina mengangguk dan segera melihat dress yang akan di kenakan luneta "no no no! Besok aja lo liat nya " reina mendengus segera menuju kasir membayar dress nya.
Reina pulang dengan dua paper bag iya itu juga yang satu paksaan dari luneta dan kia. Ethan yang baru masuk rumah entah dari mana langsung merogoh isi paper bag reina "lo beli? " reina mendengus kesal "enggak! " ketus reina.
"Terus? " ethan masih saja bertanya, apa tidak bisa membaca logo paper bag tersebut dan satu lagi ethan mungkin sedang burem.
"Nyuri tetangga! " reina mengambil paper bag dengan kasar "kok sensi lo? " reina menghiraukan ethan menuju kamar nya.
Reina yang baru saja meletakkan tas dan paper bag nya melirik ponsel yang berdering reina membaca sekilas ternyata luneta yang akan berteriak heboh dengan dress yang akan di gunakan reina. Sudah ke lima kali handphone reina berdering dengan kesal reina mengangkat tanpa melihat siapa yang menelfon.
"Apa sih net lo juga pasti lia--"
"Gue arka " reina melihat layar ponselnya dan terlihat nama penelfon yaitu arka. Reina meringis pelan menpuk jidatnya pelan.
"Kenapa ka? " reina duduk di kursi meja belajarnya.
"Ada acara buat gladi bersih gak? " reina mengerutkan keningnya "terserah aja" dengusan pelan dari sebrang telfon membuat reina bingung. "Oke. Besok langsung aja " reina gelagapan sendiri, pasalnya dirinya dan arka hanya dua kali latihan satu lagi itu saja satu bulan yang lalu.
"Eh-eh" sambungan telepon tiba-tiba terputus reina mendengus kesal langsung saja reina membersihkan diri dan tertidur. Esok adalah dimana reina akan menjadi pusat perhatian Sma Antariksa.
****
"Apaan sih? Baru juga jam empat! Gue tidur jam tiga! " sudah di pastikan itu adalah teriakan reina. Bayangkan saja teman-teman kalian datang tepat pukul empat padahal saja dirinya terbangun pukul dua belas malam tepat dan harus latihan karena panggilan telepon dari arka.
"Lo itu ya! Ayo sekarang kita sepedaan!! " reina mencubit lengan kia yang asal berteriak "lo pikir rumah gue hutan? Semua orang lagi tidur! " reina mengenakan hoodie dan sepatunya asal.
"Udah yuk rei" reina berjalan dengan ogah-ogahan "yang bukain pintu siapa? " heran reina, jam empat itu masih pada tidur mungkin saja bundanya tapi tidak bundanya sangat penakut.
"Line abang lo dong" reina menepuk pelan jidatnya.
Reina tertinggal jauh dirinya sangat malas, acara nya masih jam tujuh malam dan mereka? Masih lama dan sangat ribet bagi reina. "Rei!! Ayo lo lambat ah" reina mendengus kesal.
Reina mengayuh sepedanya sangat lambat, kini dirinya mengejar kia dan luneta yang menggerutu tidak jelas "ayo dong lo itu males banget! " reina menghiraukan gerutuan kia dirinya melajukan sepedanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINARKA ✔
Teen Fictionbertemu nya dengan pria dingin dan tak peduli membuat gadis periang berkuncir kuda selalu menahan kesal jika mereka bertemu dan sedikit berinteraksi. kekesalan gadis membuat perasaan tersebut terombang-ambing di kala mereka bisa dikatakan bersama s...