Reina duduk di bangkunya meski bel berbunyi reina bergeming, ajakan luneta dan kia saja ia tolak dengan lambaian tangan. Arka menghampiri meja reina dan meletakkan kotak bekal di depan reina, "kok cepet net? " reina mendongak dan melihat arka yang di samping nya berati bukan neta."Eh ka? " reina mengerjap pelan saat melihat kotak bekal di depannya, memang sedari tadi perutnya berbunyi namun mode malasnya dalam keadaan on, reina memasuki masa tamu bulannya.
"Makan dari mama" reina tersenyum lebar dan memakan nasi goreng yang memang untuk nya. Reina melihat arka yang menatap wajah reina yang menatapnya pula "mau? " arka menggeleng pelan dan mengulurkan tangannya saat ada nasi di bibir reina "dasar bocah" arka mengacak rambut reina, reina tersenyum canggung.
"Aaa..! " reina menyodorkan sendoknya ke mulut arka, "sendok lo? " reina mengangguk pelan arka menggeleng "lo gak takut gue ambil first kiss lo? " reina terkekeh mana ada satu sendok dikatakan ciuman itu saja tidak langsung.
"Gak langsung kan? " reina terkekeh pelan arka menurutnya sangat lucu dengan hal yang berbau seperti itu. "Yaudah kapan-kapan aja, gue traktir " arka yang sedari tadi gemas dengan reina mengacak rambut dan menepuk-nepuk kepala reina.
"Tau gak? " tanya reina disela makannya, arka menatap reina menunggu apa yang akan disampaikan "sekarang yang katanya lo dingin menurut gue enggak " reina melanjutkan makannya, arka menghentikan aktivitas menepuk kepala reina.
"Apa lo kaya gini cuma sama orang tertentu? " reina bertanya namun tidak menatap arka, seakan tak ada jawaban reina menoleh dan saat itu mata mereka saling bertubrukan cukup lama mereka mengalihkan.
" i don't know, what i feel near you is comfort" reina mengerjap pelan dan kembali melahap makanan tanpa menoleh kearah arka, pipi nya memanas sudah dua tahun yang lalu dirinya diberi kata-kata manis dan reina seakan kembali dengan orang yang baru dan berbeda.
Luneta dan kia masuk kelas melihat arka dan reina yang mungkin berinteraksi, "lo apain reina? " arka mendengus dan bangkit mencari bangkunya."Kenapa rei? " tanya luneta yang menunduk dengan pipi memerah "gak papa" reina mengangkat kepalanya dan tersenyum manis pada luneta.
"Pipi lo? " luneta menunjuk pipi reina dengan telunjuknya "neta, diem! " luneta terkekeh kecil benar reina menunduk karena malu, mungkin karena kalimat arka.
"Di kasih apa sama arka? " reina mendengus memasukan kotak bekal pada ranselnya "di kasih bekal, noh pipi jadi korban" reina menutup wajahnya dengan tangannya, kia menghadap reina dan menaikan alisnya pada luneta yang ingin sekali menggoda reina.
"Di gembelin sama arka" reina mendengus kesal apa luneta tak bisa menjaga mulutnya di depan kia? Sudah habis nyawanya. "What?! Arka gombal ke reina?! " siswa-siswi kelas ipa 3 yang baru kembali ke kelas menatap heran, apalagi dengan cewek-cewek yang berdandan layaknya tante-tante mulai menggosip.
"lo kalo ngomong gak usah pake sound system deh Ki! " kia menyengir lebar dan menatap reina tanpa bersalahnya "maaf deh! " reina memasang wajah malas kembali menelungkupkan kepalanya.
"Pms ya? " luneta mengangguk pelan, "pantesan kaya singa" bisik kia pada luneta, tentu saja reina mendengar suara kia, kia saja berada di hadapannya.
Reina menghiraukan menutup mata tak lama karena bel tanda berakhirnya istirahat telah selesai. "Huft" dengus reina luneta menggeleng pelan sudah empat bulan lebih reina dan luneta berteman dan luneta yang susah beradaptasi kini malah selalu menempel pada reina.
Jam berakhirnya pembelajaran kini disambut senang reina, karena sepanjang pelajaran reina hanya mendengus dan menahan kantuk. "Akhirnya selesai juga tu guru ngoceh " luneta menggeleng geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINARKA ✔
Teen Fictionbertemu nya dengan pria dingin dan tak peduli membuat gadis periang berkuncir kuda selalu menahan kesal jika mereka bertemu dan sedikit berinteraksi. kekesalan gadis membuat perasaan tersebut terombang-ambing di kala mereka bisa dikatakan bersama s...