Reina berjalan sendirian dengan novel yang setia ditangannya, Reina sedang berjalan keluar untuk segera pulang. Reina sudah meneyelesaikan kelasnya dan untuk menghemat uangnya Reina rela berjalan dari kampus hingga kostnya tapi tidak untuk kali ini."Ikut gue" sontak Reina menatap tangannya yang ditarik paksa orang yang Reina tidak dikenali.
"Culik, maling, jambret, pergi lo! Mau apa? Lepas gak? " teriak Reina sekuat tenaga.
"Bawel! " Reina terdiam sebentar setelah mendengar suara berat itu, suara berat yang mengusirnya waktu itu dan Reina masih ingat suara itu hanya saja nama pemilik suara itu Reina tidak tau.
"Diem juga" Reina membulatkan matanya karena jarak wajah mereka yang sangat dekat.
"Terus? " tanya Reina sambil memandang arah disekitarnya yang begitu ramai, bukan itu saja tatapan mata di semua penjuru menatap Reina dan cowok tak dikenalinya ini yang dengan santainya menyimpan tangannya di saku celananya.
"Gak suka basa-basi? Mau jadi pacar langsung apa nikah langsung? " pertanyaan yang menurut Reina sangat-sangat tidak bermanfaat baginya itu mendapat dampak karena tadinya yang berteriak atau bergosip kini terdiam.
"Gila! " maki Reina merasa sangat heran dan tentu saja kaget.
"Oke. Gue minta ijin bonyok lo dulu! " ucap pria yang sama sekali Reina tidak tau itu dengan santai. Reina membulatkan matanya bahkan bibirnya menganga tanda tidak percaya.
"Gue bilangin juga apa? Disuruh yang enak gak ada gangguan malah milih kandang singa lo! " ucap pria yang kini sudah berdiri di samping Reina. Reina menolehkan kepalanya, bibirnya semakin terbuka dan matanya seperti akan copot.
"Ngapain lo? Gila ya lo?! Kuliah aja sering bolos mau balik kesini lagi? Uang bokap lo mending ditabung buat nikah sama--"
"Pacar" satu kata dari pria itu yang memotong ucapan Reina membuat keadaan semakin menegang.
Zaflan, pria yang berada disamping Reina itu terkekeh geli "gue udah bilang, jaga hati lo buat Arka. Susah? " bisikan Zaflan seketika membuat Reina ingin mencakar-cakar wajah Zaflan, jika Reina menjaga hati untuk Arka sama saja upaya Reina untuk Move on gagal dong.
"Sinting lo! Ah gila gue ketemu kalian! " pekik Reina setelah itu meninggalkan keadaan yang masih menegang.
"Dia udah punya tunangan, jangan macem-macem soalnya galak" ucap Zaflan sambil menepuk bahu pria tidak dikenalinya itu dengan pelan.
"SEE YOU! LO MIRIP TUNANGANNYA JADI JANGAN BUAT JATUH HATI YA?! KASIAN TEMEN GUE" teriak Zaflan tanpa membalikkan badannya kemudian berlari mengejar Reina yang mungkin masih berada di daerah kampus.
Pria itu menatap kepergian Reina dan Zaflan dengan datar "menarik"
***
"Udah suka aja sama cowok lain Rei" ucapan Zaflan bagi Reina seperti sindiran yang memang untuknya. Reina hanya menghela nafas tanpa menjawab ucapan Zaflan, kepalanya terasa berat untuk kembali mengingat pria itu.
"Lo beneran ma----"
"Bisa gak bahas Arka? Gue capek lo selalu nyebut nama dia terus" potong Reina kemudian melangkah pergi.
***
Reina menggerutu kesal bukan hanya itu dirinya bahkan mengumpat saking kesalnya dengan Zaflan yang datang apalagi cowok tanpa nama itu. Reina merasa pria itu hampir sama dengan Arka, sifat dinginnya dan minim ekspresi membuat Reina selalu penasaran. Namun dengab secepat kilat Reina menggelengkan kepalanya.
"Manis" satu kata yang mampu menghentikan langkah Reina.
Reina merasa familiar dengan suara itu, hatinya merasa tidak enak dan demi keselamatan hidupnya Reina memilih melanjutkan langkahnya "ayo! " mata Reina membulat kala sebuah lengan menarik lehernya.
"Ish! Buaya lepasin gak? Kadal! Buaya! Kecoak! Curut! Anjing! " tepat hewan terkahir yang Reina ucapkan lengan itu sudah tidak menariknya dan langkahnya pun juga terhenti.
"Lo bilang apa" pertanyaan yang tidak ada intonasi yang tepat, Reina hanya mengerjapkan matanya bingung akan menjawab apa. Tangannya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal, tatapan mata itu setajam elang bahkan tatapan mata Arka tak setajam milik pria di depannya. Bau maskulin yang begitu menguar saja bukan seperti kebanyakan orang.
Kulit yang sedikit lebih gelap dari Arka, tubuhnya juga atletis mereka berbeda. "Tertarik? " tuduhnya dengan alis yang terangkat sebelah, Reina semakin lama menatap dengan serius dan mendalam menyelami iris mata berwarna coklat itu.
"Mata lo Bagus, sayang muka lo songong" ucap Reina yang kemudian meninggalkan cowok itu yang mendesis kesal.
Namun sedetik kemudian senyum licik itu terbit di bibir cowok itu.
Cowok itu adalah, Kenzie Randeranz.
***
Reina misuh-misuh sendiri di dalam kelas, hpnya tertinggal di tempat tidur kost nya. Reina biasanya tak akan pernah uring-uringan seperti ini tapi karena ternyata ada jam pelajaran hingga menjelang petang. Reina harus mengabari pemilik kost nya untuk tidak mengunci gerbang kostnya yang pukul enam petang pasti sudah terkunci rapat jika tidak ada yang mengabari tentang keterlambatan pulang.
"Nanti ikut ke apartemen gue aja" Reina menghentikan aksinya yang sedang meremas rambutnya. Suara yang Reina ingin jauhi bahkan hilangkan dari dunia ini, cowok nyebeli yang selalu menjadi mood Reina turun drastis.
Reina terbungkam, matanya terpejam menahan amarah yang akan meluap kapan saja "I love you" bisikan suara berat milik cowok itu mengalun ditelinga Reina seakan suara itu menggema dikelas .
"Mine" suara khas laki-laki yang hampir beranjak dewasa itu membuat semua orang menatap cowok itu dan Reina.
Reina bangkit, berlalu begitu saja daripada tangannya ini melayang dimuka songongnya lebih baik Reina jaga. "Kamu mau kemana sayang? " cowok itu sengaja menekan kata sayang pada Reina.
Reina berbalik kemudian menunjuk cowok itu dengan sengit "gila! " desis Reina tajam, matanya menatap malas bahkan kesal. Diluar dugaan Reina telunjuknya malah digigit cowok itu hingga Reina meringis bahkan mengumpat "gila! Lepasin! Woy bantuin gue dari kanibal! " Reina mencoba melepaskan jarinya namun malah semakin terasa sakit.
"Gila ya lo?! " Reina baru saja akan mengangkat tangannya untuk menampar cowok itu namun malah tangannya dipegang lalu dicium hingga beberapa orang yang melihatnya memekik histeris.
Reina membulatkan matanya kemudian menarik tangannya lalu bergegas meninggalkan kelasnya.Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
REINARKA ✔
Teen Fictionbertemu nya dengan pria dingin dan tak peduli membuat gadis periang berkuncir kuda selalu menahan kesal jika mereka bertemu dan sedikit berinteraksi. kekesalan gadis membuat perasaan tersebut terombang-ambing di kala mereka bisa dikatakan bersama s...