Reina menatap kafe yang Reina kenal beberapa menit di postingan Arka "lo beneran mau gue mati Net!! " pekik Reina membuat Luneta menutup telinganya."Lo ngikut aja! Gue jamin Arka bakal ngomong sama lo! " Reina menatap kesal Luneta yang membukakan pintu dan dengan kesal Reina turun dengan tas yang dirinya tempelkan di depan.
"Uyy cantik pisan euy! "
"Geulis euy"
Reina menghembuskan nafas panjang dan segera duduk di jendela yang sangat strategis untuk Arka melihatnya "silahkan mau pesan apa? " Luneta membuka buku menu dengan santai.
"Greentea late satu sama french fries satu" sang pelayan mengangguk.
"Saya milkshake vanilla sama spaghetti aja satu " sang pelayan mengangguk dan tanpa Reina sadari sejak tadi Arka menatap dengan tajam dan kesal.
"Gue jamin Arka bakal ngomong sama lo! " Reina mencubit lengan Luneta kesal hingga meringis "sakit bego! Dasar lo! " pekikan Luneta membuat Rafa menoleh.
"Sayang? " Luneta melambai dengan melakukan fly kiss.
"Sini gabung dong! " Reina menginjak kaki Luneta "gue ke kamar mandi bentar" Reina segera pergi menuju kamar mandi menghilangkan rasa kesalnya.
Saat menuju meja nya kembali tak sengaja Reina menatap Arka yang sibuk dengan ponselnya "Reina?! Gila lo, edun pisan!! " Reina memukul lengan Raihan.
"Gara-gara si kunyuk tu! " sergah Reina cepat.
Hening menyelimuti mereka hingga suara ponnsel berdering membuat mereka menoleh ke sumber suara "iya siapa? "
"Eh, oh iya. Kenapa ya? "
"Oh yaudah besok kakak ada kelas enggak? "
"Di perpus? Em yaudah deh. Thanks ya kak" Reina memutuskan sambungan dan menyeruput greentea late nya.
"Siapa Rei? " tanya Raihan penasaran karena Raihan hanya beberapa hari disini, ini saja karena alasan tidak masuk akal Raihan.
"Oh, kakak tingkat yang satu jurusan " jawab Reina tanpa dosa menyadari jika Arka meremas ponselnya "kenapa? " Reina menelan kentang goreng nya.
"Mau kasih buku buat materi aja, lagian juga gue gak harus keluarin uang. Lumayan bisa buat nabung beli rumah " Mata Rafa dan Luneta membelalak kaget.
"Rumah?! " Reina mengangguk pelan kembali menyesap greentea late nya.
"Cielah canda! Biar apa ya? Ada deh lo kepo" Reina melihat jam di pergelangan tangannya "gue pamit duluan ya, ada janji" Reina mengetikkan sesuatu di ponselnya.
Reina
Aku minta maaf.Reina segera pergi dan tidak menghiraukan godaan dari laki-laki yang sengaja lewat atau apapun.
"Sialan! " maki Arka membuat Luneta menatap bersalah.
"Sorry Ka" Reina pergi bukan tanpa alasan karena saat berada di toilet, Reina mendapat pesan jika kakeknya tiba-tiba drop.
Reina berlari menuju kamar yang ditunjukkan "baju lo?! " Ethan segera melingkarkan jaketnya di pinggang Reina.
"Kakek gimana? " Ethan menggelengkan kepalanya membuat Reina gelisah, orang tua dari bunda dan ayahnya hanya tinggal ayah dari ayahnya.
"Keluarga pasien? " Ethan dan Reina segera bangkit "kondisi nya sangat menurun, banyak penyakit yang terbiarkan begitu saja. Apalagi jantung nya yang melemah jika tidak segera di bawa kemari akan sangat fatal" Reina meneteskan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINARKA ✔
Teen Fictionbertemu nya dengan pria dingin dan tak peduli membuat gadis periang berkuncir kuda selalu menahan kesal jika mereka bertemu dan sedikit berinteraksi. kekesalan gadis membuat perasaan tersebut terombang-ambing di kala mereka bisa dikatakan bersama s...