5. Reinarka

5.8K 233 8
                                    


Ujian telah tiba, reina terpisah kelas dengan kedua temannya namun reina satu kelas dengan raihan dan rafa yang mungkin sudah menjadi temannya juga.

"Huh sumpah tu soal gila bener, baru awal juga" maki raihan sedari tadi raihan bergerak gusar, reina duduk dibelakang nya sangat terlihat sangat jelas. "Lebay lo han" cibir reina, rafa merangkul bahu reina dan segera ke parkiran, ya semenjak ditaman itu rafa dan reina sangat dekat layaknya sepasang kekasih namun mereka menepis segala kabar beredarnya berita tersebut. Nyatanya saja kini reina dan arka juga sering berdebat dan menujukan interaksi walaupun sedikit masih dingin dan tak peduli.

"Raf, jadi? " rafa mengangguk dan meraih ponsel yang berdering "hallo? Sekarang? Iya see you "

Rafa menatap reina tak enak, "rei maaf gue ada urusan lo gak papa? " reina tersenyum "gak papa, " rafa menatap arka dan memiliki ide "besok ka, gue ada urusan sekarang lo anterin reina. Bye gue sayang lo" rafa meninggalkan parkiran dengan dengusan arka.

"Bego! " reina mengerucutkan bibirnya dan berjalan menuju gerbang, arka yang melihat reina malah berjalan mengikutinya dengan motornya "naik " dengan segera reina naik, dirinya tak ingin pergi kemana atau terlambat pulang. Masih ujian dirinya ingin fokus dulu.

Arka mengendarai dengan kecepatan standar, arka menghentikan motornya didepan warung bakso. Tentu reina akan protes "kok lo bawa gue disini? " arka mendengus dingin sudah apa tidak merasakan perut nya yang keroncongan? "Jual daging lo" dingin arka, reina mengikuti arka di belakangnya.

"Pak! Bakso urat sama telur aja gak pake mi ya?" tanpa rasa malu nya reina memesan dan duduk dikursi kosong, arka mendengus semenjak kenal dengan reina arka sering sedikit terganggu dengan kebisingan yang di buat oleh gadis periang itu.

"Dasar gak tau malu! " reina mendengus kesal "kenapa sih lo? Kalo sama gue selalu nyibir ngak ngomong, bercanda gitu? " reina juga kesal sendiri kenapa saat bersama arka selalu mencibirnya. Namun tetap arka tak peduli.

"Dasar tak bernyawa " sarkas reina dan mengambil sambal dan kecap bertepatan itu pesanannya datang. Reina makan dengan santai sesekali membaca materi di ponselnya arka yang jengah merebut ponsel reina, "makan ya makan " reina mendengus dan melanjutkan makannya.

Reina sedari tadi menggerutu tidak jelas diperjalanan pulang, arka dengan santainya melajukan kecepatan motornya diatas rata-rata banyak para pengemudi lain berprotes "mati jangan ajak gue!! " teriak reina. Arka memang sengaja, dirinya ingin memacu adrenalin seorang yang selalu berdebat dengan nya.

Reflek reina memeluk erat perut arka, menyenderkan kepalanya pada punggung tegap arka. Arka menegang melirik sekilas tangan yang melingkar sempurna di perutnya. "Woi sampai! " arka menggoyangkan tangan reina, malah dengkuran halus yang arka dengar.

Arka menoleh sebentar dan benar reina tidur, arka mencoba turun tanpa membuat reina terbangun lalu menggendong dan bersamaan aurellia kaget melihat reina digendong "reina kenapa? " arka menatap aurellia "ketiduran Tan, " denga segera aurellia menujukan kamar reina.

Arka merebahkan tubuh reina dikasur milik reina, aurellia juga ikut masuk. "Maafin reina ya nak, repotin kamu" arka turun dan duduk di sofa ruang tamu. "Gak papa Tan, " aurellia duduk di sofa single "kamu teman sekelasnya? " arka mengangguk pelan, dirinya tidak canggung dengan segala pertanyaan aurellia padahal saja arka tak menyukai ada yang tau tentang dirinya.

"Yang tante tau reina temenan sama cowok itu rafael tiga rumah dari sini" arka mengangguk memang tiga rumah dari sini adalah rumah rafa. "Temen arka juga kok Tan, " arka melihat jam di pergelangan tangannya "Tan arka pamit pulang" aurellia tersenyum dan mengantar arka hingga teras "makasih ya nak arka, maaf repotin kamu" arka tersenyum tipis menghargai orang lebih tua.

REINARKA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang