Reina menggerutu kesal karena kalimat luneta berdampak buruk bagi reina. Sepulang dari rumah luneta argatama menggoda reina hingga saat dirinya akan berangkat sekolah. "Arka ganteng ya dek? " reina mendengus pelan pertanyaan yang selalu sama."Arka cowok yah, " sudah beberapa kali reina menjawab pertanyaan yang sama.
"Pasti banyak penggemarnya ya? " reina mengerucutkan bibirnya "iya ayah, " argatama terkekeh pelan mencubit pipi reina dan memfokuskan ke arah jalan. "Pasti kamu kesel ya? " reina mencium punggung tanga argatama dan berlalu keluar mobil "assalamualaikum ayah, " reina melangkahkan kakinya pada kia yang melambai.
"Udah belajar? " kia mengangguk pasti, entah kebenarannya.
"Lo denger kabar yang lagi booming ngak? " reina menggeleng pelan memang dirinya tidak tau jika kedua sahabat nya tidak memberi tau.
"Ada anak baru, dia kelas sebelas ipa 1 pinter deh! Cakep lagi gue jadi punya cadangan cogan berlimpah " reina menggeleng dengan penuturan kia yang cukup menggebu-gebu.
"Namanya juga cowok ki, pasti cakep" kia menggeleng cepat "yang booming selain ketampanannya tapi juga akun instagram pribadinya yang udah post foto cewek" reina mendengarkan dengan seksama, sedikit membuatnya penasaran.
"Ya sayangnya muka ceweknya itu gak keliatan, rambutnya aja yang keliatan " reina menatap luneta yang menatap seakan bertanya saat masuk kelas kia sedikit murung.
"Anak baru udah punya gandengan " luneta terkikik geli melihat tingkah kia.
"Rei, kemarin arka tanya segala hal tentang lo" reina mengernyit bingung, "ya? " luneta mendengus "dasar sok gak peduli ditinggal mewek tau rasa " gerutu luneta.
Arka masuk dengan rafa dan raihan, keadaan mereka dikatakan tidak baik. Rambut acak-acakan, baju keluar dan dasi yang tidak tau ke mana yang membuat reina kaget adalah wajah memar mereka.
"Ngapain lo ajak dua curut baik adu jotos? " raihan tersenyum lebar tak menampakkan raut bersalahnya sama sekali. Reina memandang rafa yang duduk di belakang nya persis "berantem fa? " rafa menyengir lebar ringisan masih keluar dari mulut raihan dan rafa tapi raut wajah mereka tak menandakan kesakitan.
"Sini gue obatin" reina mengeluarkan kotak p3k yang selalu dirinya bawa.
Luneta mencegah tangan reina "lo ke arka aja, biar dua curut ini yang gue atasin" reina melirik kearah arka yang menundukkan kepalanya.
"Angkat wajah lo" arka bergeming meski tau di samping nya adalah reina arka tetap tak bergerak.
"Leher lo patah? " arka mendongak menatap reina dengan raut khawatir namun reina mengacuhkan segera mengambil kapas yang telah diberi alkohol "kalo sakit bilang" arka menatap dalam wajah reina yang mengobati luka di wajahnya.
"Manis" reina tersadar dari kegiatannya menatap wajah arka yang penuh lebam, seakan terkunci pandangan mereka tak ada yang ingin memutuskan.
Tak sengaja reina menekan luka arka "ash" reina tersadar dan menjauhkan tangannya menatap arka yang kesakitan "maaf,, sumpah gak sengaja" reina melihat arka yang sudah tidak kesakitan, kini rasa bersalahnya hilang begitu saja.
"Sakit ya? Jangan sok jagoan babak belur aja,diobatin aja kesakitan gitu" arka terdiam, memandang wajah reina yang mengoceh terus.
"Berantem karena apa? " reina menatap arka yang menatapnya datar, "ternyata lo bandel juga" reina bangkit dari bangku samping arka, namun dicegah oleh arka.
"Pulang sekolah ikut gue" reina menghiraukan ucapan arka mendekati luneta yang mengobati luka rafa, "berantem karena apa fa? " rafa terdiam, luneta yang sedari mengoceh saja terdiam dengan pertanyaan reina.
KAMU SEDANG MEMBACA
REINARKA ✔
Teen Fictionbertemu nya dengan pria dingin dan tak peduli membuat gadis periang berkuncir kuda selalu menahan kesal jika mereka bertemu dan sedikit berinteraksi. kekesalan gadis membuat perasaan tersebut terombang-ambing di kala mereka bisa dikatakan bersama s...